Aku melihat jam pada dinding kamar ku, ah masih pukul 3 malam, aku benci terbangun ditengah malam karena aku takan bisa tertidur kembali, setelah lama terduduk diatas tempat tidur aku memutuskan untuk beranjak menyambar buku shcedule ku, dan ternyata aku free hari ini, baru besok aku akan terbang ke Taiwan untuk melakukan fanmeet, dan kesalnya aku sudah terbangun sepagi buta ini tanpa tahu apa yang harus aku lakukan.
Aku berjalan menuju jendela kamarku lalu ku singkap gordennya, kupandangi pemandangan di luaran sana yang masih gelap, hanya lampu-lampu jalan yang masih setia menyala memberi terang bagi yang lewat. Sebuah ide terlintas di otakku, kusambar hoodie hitamku dan kuraih kunci mobil diatas meja kerjaku setelahnya aku segera berlari menuju garasi dimana mobilku terparkirkan rapi. Ku tancap gas mobilku dengan sedikit kencang hingga ban mobilku terdengar berdecit, tak apalah aku ingin sekali melihatnya, hanya ingin melihat tidak lebih. Setelah lama berkendara aku telah sampai ditempat tujuanku.
Aku kembali melihat jam dipergelangan tanganku, masih pukul setengah lima,ah ini masih lama tapi aku akan menunggu selama apapun itu, tanganku terulur meraih minuman hangat yang aku beli tadi ku teguk sedikit cukup untuk menghangatkan tenggorokan sertaperutku, lalu aku mainkan ponselku melihat isi dari sosial media ku membaca komentar dari para penggemarku yang selalu memuji akan kecantikan wajahku ada juga beberapa yang berkomentar jika merindukanku, ah mereka ini aku juga rindu dengan kalian, aku juga rindu lautan pink yang kalian buat, ah sudahlah akan tiba saatnya nanti lautan pink itu akan kembali memenuhi stadium.
Tak terasa aku sudah lama bermain dengan ponselku, ku intip jam yang tertera di layarnya sudah pukul setengah enam, aku bersiap memusatkan penglihatanku pada satu titik, dan tak perlu waktu lama apa yang aku tunggu nampak pada kedua mataku, dia keluar dari rumah megah itu memakai pakaian khas olah raga berwarna putih tak lupa topi yang bertuliskan brand kebanggaannya serta masker untuk menutupi sedikit wajahnya, tak apa meskipun sedikit tertutup itu sudah cukup bagiku untuk melihatnya dan dia melewati mobil yang aku tumpangi beruntung kaca mobil ini gelap jadi tak terlihat dari luar namun hanya dengan begitu saja jantungku sudah berdegub dengan kencang, setelah bisa menetralkan degub jantungku aku beranjak dari posisiku dan tak menunggu dia kembali pulang aku harus segera ke dorm untuk berkumpul dengan para memberku yang sedang free hari ini, cukup untuk hari ini, cukup dengan melihatnya jika dia baik-baik saja, meski rindu ini tak akan pernah bisa tertadahi oleh hati ini tapi melihatmu baik-baik saja itu lebih dari cukup, Jessica Jung.
Malam ini aku memutuskan untuk tidur di dorm, dorm yang memiliki banyak kenangan indah sekaligus menyedihkan tak ada yang berubah disini, semua masih sama seperti dulu karena kami merawatnya dan meminta secara khusus pada manager oppa untuk tak melakukan perubahan pada dorm kami biar lah semua sama seperti dulu, meski kami sudah tak tinggal disini tapi kenangan dan hidup kami ada disini.
Kami berkumpul berdelapan bergantian bercerita hal-hal yang mereka lakukan selama kita aktif dalam kegiatan solo, berbagi oleh-oleh yang baru saja dari luar negeri seperti Taeyeon eonni yang baru pulang dari Bangkok yang membawa kan kami oleh-oleh khas dari sana, berbagi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan atau menyedihkan, kita berbagi banyak hal hingga tak terasa malam pun semakin larut, satu demi eonni-eonni dan juga si maknae berjalan menuju kamarnya masing-masing untuk mengistirahatkan tubuh agar besok lebih segar.
Sedangkan aku masih duduk terdiam melihat sekeliling ruangan yang menjadi tempat berkumpul kami, ruangan yang menyimpan banyak cerita, aku tersenyum mengingat kejadian beberapa tahun lalu di sebuah acara televisi, aku dan Sica eonni mengerjai Sooyoung dan Tiffany eonni dengan makanan yang kami buat sungguh seru waktu itu, juga kami yang mengahbiskan waktu jika tidak ada jadwal dengan bercerita dan bermain disini, ah aku sungguh merindukan waktu itu, atau justru sangat merindukannya, entahlah dia sudah bahagia dengan kehidupannya, mungkin dia sudah tidak ingat lagi dengan apa yang kita lalui dulu.