Lima

137 13 0
                                    

Raisa benar-benar berterima kasih kepada Nathan, sejak sore hingga kini pukul delapan malam Nathan membuatnya terus tertawa. Mulai dari berjalan-jalan dimall,beli camilan, dilanjut pasar malam dan banyak lagi.

Dan disinilah kini mereka berada, berdiri didepan rumah Raisa. Jujur saja, Raisa ragu sekaligus malas untuk pulang. Namun Nathan memaksanya, Nathan bilang: mau gimana pun masalah lo sama orang tua lo, tetep aja rumah adalah tujuan terakhir lo buat pulang. Apa pun masalahnya jangan pernah lo ninggalin rumah.

"Ca,masuk gih. Udah malem. Besok pagi gue jemput atau lo mau naik angkot lagi kayak tadi pagi?"

Raisa menoleh menatap Nathan, "Gue.. Mmm lo jemput gue aja ya Nath"

Nathan mengangguk, "Ya udah kalo gitu lo masuk,gue pulang"

"Nath"

"Hmm"

"Makasih banyak, lo udah banyak bantu gue"

Nathan tersenyum, dia mengacak puncak rambut Raisa "Nggak usah bilang makasih, santai aja"

Raisa tersenyum tipis, "Kalo gitu gue masuk. Take care Nath"

"Iya ca, lo istirahat ya? Jangan nangis lagi, gue nggak suka"

Raisa mengangguk singkat, "Bye!"

"Iya"

Raisa melangkah masuk mendekati pagar rumahnya,setelahnya dengan tergesa dia membuka pintu dan masuk kedalam rumahnya.

"Dari mana kamu? Keluyuran bareng cowok? Kamu tuh ya,dipikiran kamu cuma pacaran-pacaran-pacaran dan pacaran. Kapan belajarnya?! Kapan kamu nyamain kakak kamu?!"

Baru saja satu langkah Raisa masuk kedalam rumahnya,sudah ada yang memarahinya, itu papanya. Raisa menghela napas.

"Kalo kamu mau terus keluyuran, sekalian aja nggak usah pulang kesini lagi!" Papanya kembali berbicara.

Raisa mengerjapkan matanya untuk beberapa saat, lalu dia menatap papanya. "Jadi papa ngusir aku?! Yaudah pa,tunggu aja aku bakalan keluar tanpa papa harus maksa aku buat keluar kok" Raisa berlari menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamarnya,dia menutup pintu dengan kencang. Lagi,dia terduduk diatas dinginnya lantai. Dan lagi, dia menangis.

Keesokan harinya,tanpa sarapan dan tanpa berbicara kepada mama papanya Raisa langsung saja keluar dari rumahnya,dengan sudah memakai seragam sekolahnya. Baru saja dia menutup pagar,sebuah motor yang dia kenali baru saja berhenti dihadapannya. "Hey"

Raisa tersenyum tipis, "Maaf gue ngerepotin lo lagi Nath"

Ya,itu Nathan. "Santai aja. Naik Ca"

Baru saja Raisa ingin naik keatas motor,Raisa mengurungkannya karena Nathan memanggilnya lagi. "Kenapa Nath?"

"Ca...bentar deh" Nathan menatap Raisa lekat-lekat. "Lo nangis lagi?"

Raisa mengerjapkan matanya,lalu dia dengan cepat naik keatas motor Nathan. "Yaelah Ca main naik-naikaja lo, jawab dulu napa"

"Gue bahas nanti ya Nath, gue males"

Nathan menghela napas,"Yaudah terserah lo aja Ca,kita berangkat sekarang" Nathan mulai menyalakan mesin motornya lalu setelahnya motornya mulai melaju meninggalkan rumah Raisa.

Tak butuh waktu lama mereka pun sudah sampai disekolah,Raisa turun dari motor Nathan disusul Nathan. "Oh iya ca,semalem gue lupa ngabarin. Katanya bunda bisa kok jadi wali lo buat rapat nanti. Jadi lo santai aja ya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang