3

5 0 0
                                    

"Tari kamu mau makan ga?" teriak mamanya dari dapur

"Nanti aja ma, banyak tugas sekolah ini" Teriak Mentari dari dalam kamar.

Mama Mentari pun pergi ke ruang tengah untuk bersantai sambil menonton televisi saluran SCTV, menonton sinetron kesukaannya. 10 menit kemudian mama Mentari kembali berteriak dari ruang tengah, "TARI KAMU MAU MAKAN GA SI?"

"MAMA MAKAN DULUAN DIBILANG, TARI BANYAK PR" Teriak Mentari tidak kalah kencang dari mamanya,

"TAPI INI UDAH JAM SEMBILAN MALEM, KAMU GA MAKAN-MAKAN, NANTI KALO MAKAN TERLALU MALEM KAMU BISA GENDUT, NANTI KALO GENDUT KAMU MARAH-MARAH, DASAR WANITA!"

"YAUDAH MAMA MAKAN DULUAN, NANTI TARI MAKAN SEBENTAR LAGI, BIARIN AJA GENDUT MA"

Mama Mentari yang geram dengan anak gadisnya itu langsung menghampiri Mentari di kamarnya, "Mana yang katanya banyak tugas?"

Terlihat headset menyumpal telinga Mentari dan laptop yang menyala di depannya memperlihatkan film yang sedang diputar, "ini tugas ma" kata Mentari.

"Tugas apanya?" Tanya Mama mentari sambil bertolak pinggang

"Ini tugas harian Mentari yang harus Tari selesaikan setiap hari"

"Heh ini drakor yang ga harus selalu kamu tonton setiap hari, ga ada bosennya kamu ini, gara-gara drakor kamu jadi lupa mandi, lupa makan, lupa berangkat sekolah, lupa tidur, jangan bilang kamu juga lupa mama ya?"

"Ide yang bagus, Tari akan berniat untuk melupakan mama, Trimakasih atas idenya nyonya" Senyum Tari mengembang dengan bangga

"heh anak kucrut yang baru lahir tadi sore kurang ajar kamu ya, coba aja lupain mama, mama coret namamu dari KK!!" Ancam mama Mentari tidak mau kalah,

"Idih dasar ibu-ibu korban sinetron! Anaknya sendiri mau dicoret dari KK" kesal Mentari sambil mencabut headsetnya dan mematikan laptopnya.

Tawa menang mama Mentari mengelegar karena berhasil membuat anaknya kesal, "Udah keluar dari kamar Tari, gausa tawa disini ah ma," Usir mentari.

"Hahaha lucu kamu ka, mama kamu lawan si, kalah kan?!" Masih dengan tawanya mama Mentari

"Iya udah tau, the power of emak-emak siapa yang bisa lawan? Ga bakal ada!" Ucap Mentari sambil berjalan keluar dari kamarnya, meninggalkan mamanya yang masih tertawa dengan keras.

Tari duduk di depan meja makan, dan mulai menyendokkan nasi dan lauk ke dalam piringnya lalu berdoa dan memakannya dengan sangat lahap.

"Kan kurang ajar jadi anak, mama udah nungguin kamu eh kamunya malah makan duluan," Mama Mentari mencubit pipi anaknya sampai makanan yg ada di mulut Mentari ingin keluar

Mentari mengerang sakit sambil memegangi pipinya yg habis dicubit mamanya, "tadi mama suruh Tari makan, giliran Tari makan disalahin, terus mama maunya Tari gimana?"

"Gatau ah, mama kesel sama kamu!" ucap mama Mentari sambil menyendokkan makanannya.

Tak ada suara diantara keduanya, hanya bunyi dentingan sendok dengan piring yg sedang beradu, hingga suara telpon pun berbunyi.

Mama Mentari seperti gelisah saat tau siapa yang menelponnya. Mentari yang melihat kegelisahan mamanya pun langsung bingung, entah ada apa dengan mamanya. "Kenapa si mah? Angkat itu ada yang telpon"

"Gausa deh, ga penting"

Telponnya pun akhirnya berhenti, mereka kembali melanjutkan makannya. Namun tidak berselang beberapa menit telpon mama Mentari kembali berdenting, buru-buru mama Mentari mematikannya.

Hingga kelima kali telpon itu berbunyi membuat Mentari kesal karena mamanya tak berniat mengangkatnya.

"Ma, angkat ga telponnya, siapa tau penting, sini Mentari yg angkat kalo mama gamau"

Saat tanganMentari sudah hampir menggenggam handphone, mamanya langsung mengambilnya. "Yauda mama angkat dulu teleponnya"

Mama Mentari hendak beranjak meninggalkan Mentari di meja makan namun ditahan Mentari, "ngapain nelponnya jauh-jauh? Biasanya juga mama kalo angkat telpon di deket Tari biasa aja"

"Ini kayaknya dari kantor Tari, jadi mama harus angkat jauh dari kamu"

"Waktu itu bos mama nelpon terus mama telponan deket sama Tari biasa aja"

"Udah deh kamu, ini mama mau buru-buru angkat telponnya, ngomong mulu kamu tuh!"

Tanpa mendengar basa-basi dari anaknya, mama Mentari langsung berjalan cepat menuju kamarnya.

"Hallo"

"Oke nanti jam sepuluh malam saya akan kesana dengan cepat"

"Iya siapkan saja duitnya"

"Oke"

Begitulah penggalan telpon mama Mentari, setelah itu ia keluar dari kamar hendak menghampiri Mentari namun Mentari tak ada di meja makan.

Mama Mentari melihat jam yg ada di dinding rumahnya sekarang sudah jam setengah sepuluh malam itu artinya dia harus bersiap-siap untuk pergi.

Tiga puluh menit ia pakai untuk mempersiapkan dirinya, "TARI MAMA PERGI YA, JAGA RUMAH BAIK-BAIK" Teriak mama Mentari

"MAMA MAU KEMANA?" Teriak Mentari tidak kalah keras namun tidak ada balasan dari mamanya, hanya suara mobil yang berlalu dari halaman rumahnya.

'Selalu seperti itu' ucap Mentari dalam hatinya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENTARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang