Sang mentari belum menampakkan diri seutuhnya. Angkasa masih lumayan gelap. Meski begitu, beberapa ekor burung sudah berani mencari sepatuk duapatuk sumber penghidupan diluar sana. Sembari tetap bersenandung menyambut hari yang baru.
Terdengar suara tukang koran yang membunyikan bel sepedanya. Dan tak lupa orang-orang yang hendak membuka lahan bisnis mereka di pagi yang cerah.
Hawa cukup dingin musim semi memang membuat sebagian besar insan memilih untuk merapatkan selimutnya pada jam itu. Namun, tak berlaku bagi lelaki yang baru terbangun dari tidurnya ini.
Luz meregangkan tubuhnya sesaat. Hari baru telah dimulai. Lelaki itu bangkit, merapikan tempat tidurnya yang cukup besar. Ditatanya barang-barang. Setelah itu, ia menyikat gigi, mencuci muka, mempersiapkan dirinya untuk bekerja.
Luz membuka sebuah pintu kamar perlahan. Ia dapat melihat dua kepala kecil menyembul dari balik selimut yang berbeda. Dengan lembut diguncangkan dua tubuh mungil itu sambil membangunkan mereka.
"Soraru... Mafu... ayo, bangun, Nak! Ini hari pertama kalian sekolah, bukan?"
Dua anak itu menggeliat dalam selimut. Soraru yang pertama kali duduk di tempat tidurnya. Bocah 9 tahun itu mengucek mata. Rambut ikalnya yang berantakan makin berantakan setelah tidur. Sementara Mafu masih terkantuk-kantuk. Kepalanya bergoyang maju mundur seakan ingin kembali ambruk ke atas bantal.
"Oahm... Ohaiyou, Oto-san..." sapa Mafu masih setengah sadar. Luz mengacak rambut putih anak itu sambil tersenyum, "Ohaiyou, Mafu. Sekarang bangunlah. Cuci muka dan sikat gigi kalian. Oto-san mau bikin sarapan dulu."
Dua anak itu mengiyakan titah sang ayah. Setelah Luz keluar dari kamar mereka, Soraru menarik tangan adiknya yang baru akan masuk ke sekolah dasar hari ini itu ke kamar mandi. Mereka menyikat gigi, mencuci muka, setelah itu berganti baju di kamar mereka. Setelah siap, mereka beranjak ke ruang makan.
Di sana makanan sudah terhidang di atas meja. Soraru dan Mafu duduk diikuti Luz setelah membereskan peralatan masak. Mereka bertiga makan bersama, kemudian berangkat bersama.
Luz akan menuju ke tempat interview dan tempat shooting hari ini. Sebelum berangkat, ia mengantarkan kedua anaknya itu terlebih dahulu.
Mafu bernyanyi riang sepanjang jalan. Anak itu sangat bersemangat. Tentu saja karena ini adalah hari pertama ia bersekolah di SD. Bibir kecilnya terus mengoceh tentang medapatkan teman baru, bertemu guru, bahkan belajar hal baru.
Setelah memastikan kedua anaknya sudah masuk ke area sekolah, Luz melanjutkan perjalanannya. Ditapakinya langkah menuju ke stasiun, menunggu kereta yang akan mengantarkannya ke tujuan.
-
-
Sepasang manik merah ruby milik Mafu berbinar tatkala ia telah sampai di kelas barunya. Sang kakak melanjutkan langkah menuju ke kelasnya sementara Mafu berlari masuk. Kepala kecilnya sibuk menoleh kesana kemari, hingga netranya menangkap dua sosok anak tengah melambai ke arahnya.
Mafu girang bukan main. Dengan perasaan bungah ia balas melambai sambil memanggil mereka berdua.
"Ama-chan! Sakatan!"
Kemudian ia berlari kecil menghampiri mereka. "Yeay! Mafu, kita bertiga ternyata sekelas!" pekik anak yang dipanggilnya Ama-chan itu riang.
Mereka adalah Amatsuki dan Sakata, teman sepermainan Mafu. Sama seperti Mafu, Sakata mempunyai kakak laki-laki yang sekelas dengan kakaknya di kelas 4, sementara Amatsuki punya kakak di kelas 6.
Setelah saling menyapa barang beberapa waktu, Amatsuki meminta Mafu duduk di sebelahnya, di belakang Sakata.
Sementara Soraru baru sampai di kelasnya. Ia celingukan, mencari keberadaan teman-teman akrabnya. Baru saja dia akan melangkah, seseorang menepuk bahunya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
あなたと一緒に (With You)
Fanfictionmenjadi seorang bintang itu tidak mudah. apalagi menjadi seorang single parent yang memiliki dua anak. bukan banyaknya harta. hanya kasih sayang mereka yang ia butuhkan. bukan pujian orang. hanya senyuman ceria mereka yang ia inginkan. bukan pen...