FF Jimin x Suga : Firasat

FIRASAT

Title : Firasat

Author : Haiba Haniif >> @haiba_haniif

Length : oneshoot

Rate : T

Cast :

Min Yoongi a.k.a Suga (BTS)

Park JImin a.k.a Jimin (BTS)

Genre : Romance wkwkwk

Warning : This is boys love! Don't like don't read!

.

.

.

.

.

Mata kelam Jimin melihat hujan melalui jendela kamarnya. Anak laki-laki itu nyaris tidak berkedip hanya untuk menghitung tetes demi tetes air yang menghunjam bumi. Oh, ini memang kegiatan yang hanya dilakukan orang gila. Dari luar, anak laki-laki itu memang tampak baik-baik saja. Akan tetapi, siapa yang tahu apa isi kepalanya?

Kedua bola mata Jimin bergerak-gerak gelisah, tidak berhenti pada satu arah. Dia tidak beranjak dari tempatnya sejak hujan turun, sekitar satu jam lalu. Segelas susu coklat di tangan kini tak lagi hangat. Tangan Jimin sendiri yang memang dingin, jangan berprasangka kalau ini karena dinginnya udara. Ruangan di rumah sakit jiwa ini amat sangat hangat, bahkan telanjang pun kau tak akan masuk angin. Pengelola rumah sakit paham betul harus menghangatkkan seisi rumah sakit untuk menjaga kesehatan pasien-pasiennya yang kehilangan akal.

Anak laki-laki yang berumur sekitar 15 tahun itu meletakkan gelas susu coklatnya yang sudah dingin di atas meja nakas. Dia tidak berpaling dari derasnya hujan meski hanya buat memastikan apakah gelasnya sudah benar-benar ia letakkan di sana.

Dia terlihat tenang walau sebetulnya sedang memikirkan sesuatu. Ada alasan mengapa ia berada di sini, duduk diam memandang ke luar jendela seperti bernafsu menjilati tanah. Uh, sebetulnya bukan begitu, Jimin tidak sedungu itu, dia bahkan sangat pintar hingga kau bisa menyebutnya gila. Tak ayal jika ia merasa nyaman tinggal di rumah sakit jiwa semenjak setahun lalu.

Dia menanti sesuatu yang sejak lusa lampau menghantui pikirannya. Sebetulnya cuma hal sepele. Anak itu hanya ingin melihat pelangi, sekadar memastikan apakah firasatnya tentang kematian ketika pelangi muncul benar-benar terjadi. Seseorang akan mati, namun ia belum tahu siapa. Kepalanya sakit terus-terusan terbayang kilas-kilas pertistiwa mengerikan. Firasat yang ia rasakan membuatnya gila. Itu sebabnya dia tidak yakin bisa hidup di tengah-tengah masyarakat.

Keluarga, sekolah, teman, dan seluruh koleksi robot gundam-nya rela ia tinggalkan. Jika ia tidak melakukan itu, kepalanya akan sakit, hatinya akan hancur karena tidak bisa berhenti memikirkan masa depan orang-orang di sekitarnya. Meski hanya sebuah firasat, segala yang ia pikirkan selalu berakhir menjadi kenyataan.

Kemampuan seperti meramalkan kematian ini Jimin dapat entah dari mana. Sejak menduduki bangku SMP, ia sering terbayang sekelebat kejadian di masa depan. Semua tentang kematian seseorang. Setiap kali ia berusaha mencegah kematian datang pada seseorang yang ia kenal, ia malah disangka sedang merencanakan yang bukan-bukan. Jika ia mengatakan secara terus terang pada orang lain, maka ia dikatai pembual. Dan jika yang ia katakan terbukti kebenarannya, maka orang-orang menyebutnya pembawa sial.

Derit engsel pintu terdengar. Seorang pria berjas putih dilengkapi atribut dokternya memasuki kamar Jimin. Si penghuni kamar mendengus, lantas menoleh pada sosok dokter yang berdiri di ambang pintu. Kehadiran pria itu adalah hal yang sama sekali tidak Jimin harapkan.