Pukul 06.30 KST
aku mulai disibukkan dengan menyiapkan sarapan untuk kedua adikku. Beberapa saat, Jungwoo menatapku heran.
"Nuuna, Gwenchanayeo?"tanya Jungwoo yang sudah menyantap roti dengan selai coklat kesukaannya.
"Ne... Wae?"
"Kau seperti Mama, Lipatan mata yang sembab seperti habis menonton drama"
"ah... Benarkah?" aku berpikir sejenak mencoba tenang, kulihat jam sudah menunjuk ke angka 7.30 "Jaga Rumah ne, Nuuna harus berangkat."ucapku mengalihkan pembicaraan dan memilih pergi menuju kantor.
***
"Gwenchanayeo?"Boa Unnie menginterupsi lamunanku.
"Gwenchana..."
"Kau kurang fokus Taeyeon-ah, Berbagilah mungkin aku bisa membantu"
"Aku hanya merindukan Eomma ku saja, Unnie"kucoba menepis kegugupan yang sedang kualami.
"Bukankah lusa kau bisa bertemu dengan eomma mu di Jepang? minta sa-"
"Bukan dia yang kubicarakan Unnie"kupotong ucapan Boa Unnie.
"Mian... apa yang kau maksud Eomma kandungmu?"
Aku hanya mengangguk lemah.
"Entah aku harus turut bahagia atau sedih melihatmu begini. Apa kau tahu keberadaan eomma mu?"Boa unnie memelukku, menepuk punggungku agar aku lebih baik.
"Manchester."ucapku singkat.
"Kau bisa kesana taeyeon-ah, kau bisa mengunjunginya. Aku tahu kau sangat merindukannya begitu juga dengan taehyung."ucapnya mencoba meyakinkan.
"Aku khawatir dengan taehyung, eonnie"cicitku yang sudah tak karuan dengan pikiran yang semakin berkecamuk.
Aku ingin membawa Taehyung ke sana, tapi akupun juga takut jika eomma masih membencinya seperti saat terakhir eomma meninggalkan rumah kami.
"Bawalah Taehyung, mungkin hati eomma mu sudah melunak"Boa unnie menepuk bahuku lembut. Langkahnya menjauh keluar dari ruang kerja kami.
***
Benar kata Boa unnie, kali ini aku tak bisa profesional. Pikiranku tembus menjelajahi arah jalanan Manchester.
Aku harus membicarakan ini dengan appa.
Aku sudah tak peduli dengan urusan kantor yang sudah selesai menelaah proposal pengajuan untuk perusahaan dijepang.
"Nona, aku akan mengantarmu pulang, kajja!"Baekhyun sudah menautkan tangannya menggandeng lekukan sikuku.
"Shireo, aku akan naik bus saja. Kau akan memutar jika harus mengantar ku."
"Aku hanya tak ingin kau lelah, chagi-ya. Kajja"Baekhyun Menarik tanganku seperti anak kecil. Perilakunya tak pernah berubah.
Hatiku menghangat sejenak. Mengingat menit demi menit saat 16 tahun yang lalu. Baekhyun kecil berjanji akan menjagaku dan menyayangiku di masa depan nanti. Bahkan dia juga berkata
"Aku akan menikah denganmu saja"
Aku ingat, saat itu dan ucapan manis itu. Tapi semuanya berubah saat Baekhyun yang kukenal berubah image menjadi namja player. Inilah alasanku menepis janji terdahulu Baekhyun.
Kami memasuki mobil Baekhyun yang terparkir di basement.
"Apakah ada yang ingin kau bagi denganku?"ucapannya tiba-tiba mengganggu konsentrasi lamunanku.
YOU ARE READING
WHEN THE SUMMER NEED RAIN X BAEKYEON
Fanfiction"Aku mencintaimu, aku tidak main-main." "Aku tidak percaya." Iya, aku tidak percaya karena tidak terlalu yakin dengan hatinya, Bukan hatiku. - Kim Taeyeon *** Sulit? Iya sangat sulit kugapai. Segala usahaku sia-sia. Tapi aku bisa merenggut hal ber...