Waktu Savira masih duduk di bangku kelas 3 SD, Hendrik dan Marina yaitu orang tuanya Savira pergi ke luar negeri karena sebuah perkerjaan. Saat itu Savira yang di tinggal bersama Mbak Surti berdua saja di rumah yang sangat besar. Saat-saat itu Savira belum menjadi cuek melainkan ceria, baik, sopan, dan mandiri. Tapi saat beberapa bulan kemudian dia mendengar sebuah berita yang mengabarkan bahwa kedua orang tuannya tidak di temukan jasatnya saat kecelakaan pesawat menuju Indonesia. Savira sangat histeris dan mengurung diri di kamar sampai berhari-hari, saat itu dua sahabatnya pun datang menjenguk Savira yang tidak pernah datang ke sekolah.
Carissa dan Arka, mereka berdua sahabat Savira yang paling dekat. Waktu itu mereka berdua menyemangati Savira agar ceria lagi tapi di saat menjenguknya Savira dalam keadaan yang sangat buruk, bajunya lusuh, matanya yang berubah menjadi hitam dan merah, kurus seperti tinggal tulang. Saat Savira kembali bersekolah, dia berubah dari yang ceria menjadi dingin, cuek, dan tidak peduli karena Savira adalah pemilik sekolah orangtuanya.
Sejak saat itu Savira di juluki 'Ratu Es ' karena sikapnya yang berubah drastis sampai sekarang.
***
Hai!
ini adalah cerita pertama gue. Gimana?
maafkan karena banyak typo sana sininya dan masih pemula juga.
Pokoknya kalau kalian suka, tinggal vote dan coment di komentar ini.
Kalau kalian mau lebih comentnya, jangan lupa beri tanggapan sama cerita ini.
Tetap ikuti cerita ini ya,
Happy Reading
Salam Author,
YOU ARE READING
SaKal
Teen FictionSavira Aprilia, yang di beri julukan 'Ratu Es' sekaligus anak pemilik SMA I. Dia selalu bersikap dingin, cuek, dan ketidak peduliannya terhadap semua orang semenjak kehilangan kedua orang tuannya karena kecelakaan yang amat tragis. Akhirnya pemilik...