25

8.5K 1.8K 460
                                    

SUDAH IKUT PO? btw happy 100k luvs💜

Disaat jurusannya mengadakan kumpul angkatan atau biasa disebut kumpang, Vale malah menghindar dan memilih kantin fakultas sebagai tujuannya sehabis kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disaat jurusannya mengadakan kumpul angkatan atau biasa disebut kumpang, Vale malah menghindar dan memilih kantin fakultas sebagai tujuannya sehabis kelas. Gadis itu tahu, toh kalau ikut kumpang pun dia tak berbuat apa-apa di sana, hanya mendengar celotehan tidak berguna dari komting angkatan yang sok jago. Bukan menjelek-jelekkan, hanya saja Vale mengatakan yang sejujurnya. Vale tidak mengerti kenapa satu angkatannya sepakat memilih Bobby jadi komting, padahal sifatnya sangat tidak layak dan tak ada wibawa sama sekali.

Apalagi, cowok berahang tajam bernama Bobby itu sering kali menertawainya bersama teman-temannya ketika Vale lewat. Entah apa lucunya.

Vale menghempaskan dirinya pada bangku kantin. Ia meletakkan tas kuliahnya di meja lalu mengambil ponsel dari dalam untuk membalas pesan Dean yang menanyakan keberadaannya di mana tadi.

Setelah membalas, Vale memasukkan ponselnya lagi ke tas. Ia menghela napas. Kehidupan datar, yang sama sekali tidak menarik.

"Valeeeeee!"

Atau mungkin tidak setelah mendengar suara menyebalkan dari pintu kantin.

Vale mendecak karena gadis berambut cokelat itu kini menghampiri dia heboh. "Woi! Lama nggak ketemu sama lo dah. Gimana, cewek metal sehat?"

"Lepasin dah, lo berat." Vale menepis tangan Rae yang bertengger di bahunya.

Rae mendecih lalu duduk di sebelah Vale. "Lo kenapa sih sendirian terus?"

"Lo juga sendirian."

"Itu karena gue lagi nunggu temen-temen gue selesai kelas! Dari pada nggak ada kerjaan, makanya gue ke sini."

"Gue nggak nanya."

Rae melotot sebal. "Heh, cewek metal. Gue kan cuma memberi informasi karena pasti lo berpikir gue nggak punya teman."

"Terserah dan gue nggak peduli," jawab Vale acuh tak acuh.

"Angkatan lo lagi kumpul tuh di depan lab, kok lo di sini?" tanya Rae penasaran.

"Suka-suka gue."

"Ihhh, geram deh gue sama lo. Pengen gue sentil tuh ginjal lo biar lo nggak jutek-jutek lagi. Apa jangan-jangan lo itu kembaran cowok gue ya? Soalnya lo irit banget bicara, bikin gue keinget terus sama dia. Pengen gue lindes aja deh rasanya—"

"Berisik banget sih, jing!" Vale menyentak membuat Rae berhenti berceloteh. Heran, kenapa cewek ini sangat suka berbicara padahal Vale sama sekali tidak menanggapinya.

"Cewek metal kampret! Gue kan lagi cerita kenapa dipotong, sih!?" protes Rae tidak terima.

Vale bangkit dari tempat duduknya, berniat pergi saat itu juga karena Rae pasti akan mengganggunya terus-menerus. Namun ada satu hal yang membuat Vale menghangat. Entah kenapa, panggilan 'cewek metal' yang ditujukan Rae padanya itu seolah-olah menunjukkan panggilan akrab kepada seorang teman.

My Incurable BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang