02_Wonder (NC)

2.2K 235 12
                                    

[ N O T E ]
- a lot of sexual encounter
- not m-preg
- not a romance you can expect to cringe over
- not sadistic but cruel
- the king is Soon but I won't mention his name in any chapter

. . .

02
Wonder

Malam yang seharusnya dingin menusuk tulang justru menjadi panas dan penuh gairah. Jihoon tengah terduduk di lantai, surai kelamnya dijambaki terus menerus. Kedua tangannya menempel pada lantai, berkeringat hebat. Mulutnya tengah sibuk mengulum kejantanan milik sang raja, menghibur perasaan kecewa yang bersarang di hati pria itu.

Rahangnya kram.

Sekitar bibirnya juga basah oleh cairan.

Jihoon memang merasa beruntung karena raja dengan murah hati menunda hukuman matinya. Namun sebagai gantinya, pria itu membuatnya menjadi sangat murahan.

Juga kehilangan jati diri sebagai seorang lelaki karena menjadi seorang sub malam ini.

"Kalau kau berani menginjakkan kaki di paviliun ini, sebaiknya kau memiliki sesuatu yang menarik untuk kujelajahi," cetusnya di sela-sela kuluman yang dilakukan Jihoon.

Pria itu sekarang tengah duduk di atas meja sambil membuka tungkainya lebar-lebar, membiarkan lelaki desa itu mengurangi beban pikirannya. Bila dirasa kurang memuaskan, maka surainya akan menjadi korban.

Jihoon merasa sangat pusing sekarang.

Segera setelah sang raja menarik barangnya dari mulut Jihoon, ia terbatuk. Sebagian cairan yang keluar dari sana tertelan ke kerongkongannya.

Lelaki itu membuang nafas kesal. Ia merasa hina menelan benda asing yang tidak bisa disebut makanan itu. Seratus kali lebih baik menghabiskan bermangkuk-mangkuk makanan basi dan sakit perut daripada harus menelan cairan itu.

Tiba-tiba ia merasa sang raja sudah berada di belakangnya, memeluknya dari belakang. Jihoon merasa amat geli ketika pria itu menjelajahi permukaan bahu hingga lehernya. Tentunya tidak dengan jemari.

Bibir. Organ laknat itu seharusnya terasa menyenangkan. Masalahnya hanya terletak pada situasi.

Andai saja Jihoon seorang wanita.

Andai juga Jihoon seorang permaisuri- setidaknya selir. Perlakuan ini akan terasa sah dan benar.

Sayang, keduanya tidak terpenuhi.

Jihoon tidak mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan saat sang raja menyentuh kejantanannya, simbol tersisa yang menunjukkan bahwa ia masih pria sejati.

Lelaki itu menggigit bibirnya kuat-kuat saat jemari sang raja melingkari organ lunaknya, memberikan remasan pelan di sana. Sebelah tangannya mencengkram pundak kiri Jihoon. Dan bibirnya masih melakukan penjelajahan di permukaan kulitnya, memberikan bekas keunguan di sana.

Tercetak jelas pada kulitnya.

"Aku penasaran bagaimana cara menikmati tubuh seorang pria," bisik sang raja.

Jihoon jelas paham pria di belakangnya itu mengalami gangguan jiwa. Ia bahkan tidak memandang siapa yang ia ajak untuk berhubungan.

[√] Sun Bathing | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang