Dumb 1

5.3K 418 38
                                    

Tidak ada yang bisa menebak kapan cinta itu hadir, termasuk kamu.

Setiap cinta punya kisahnya sendiri, mereka punya kekuatan masing-masing, punya jalan masing-masing, bahkan punya ending masing-masing.
Bukan tentang siapa yang terlibat dalam kisah cintamu, tapi seberapa besar tokoh utama tersebut mengajarkanmu bagaimana cinta yang sesungguhnya.

Meski itu datang dari orang yang bahkan tidak kalian kenal sekalipun, seperti Flora. Mungkin terlihat bodoh.

Cinta datang tanpa di minta. Ia tau siapa tuan hatinya, dan siapa pemilik cintanya. Walaupun pemilik itu adalah orang asing untuknya.

Dari Adnan, Flora belajar bagaimana rasanya memperjuangkan laki-laki berhati batu dan berwajah kaku.

Ini kisah cintanya, tentang dia orang asing yang membuat Flora harus menjadi gadis bodoh karena memperjuanginya.

"FLORA FREAK!"

Segerombolan murid-murid yang masih berpakaian putih biru tersebut mendorong seorang gadis sampai terjatuh dengan dengkulnya yang sudah terluka, gadis dengan kacamata, serta kepang dua tersebut hanya bisa menunduk sambil menangis diam-diam.

Namanya, Flora Floreta, gadis culun, membosankan yang selalu menjadi bahan bully-an semua murid smp tersebut, Flora merintih kesakitan.

"Yaudah teman-teman tinggalin dia sendirian," perintah salah satu dari mereka yang mem-provokator.

Semua pergi meninggalkan Flora sendirian, Flora berusaha berdiri tapi seluruh lututnya serasa lemas dan perih, sekarang ia hanya duduk dan menangis.

Sampai ada uluran tangan membentang di depan irisnya, ia segera mendongak, mendapati sosok lelaki seusianya yang hanya memasang wajah datar, Flora beku di tempat, siapa yang tidak kenal dengan sosok lelaki di depannya sekarang? Lelaki tercerdas di sekolah, cuek, dingin, tidak pedulian dan sekarang?

Flora menerima ulurannya, gadis tersebut akhirnya mencoba berdiri dengan bantuan Adnan Aisley Hawtorn, iya Adnan, dia Adnan!

Tapi Flora roboh kembali, ia terduduk di tempat semula, kakinya terlalu lemas untuk bertumpu, Adnan mendesah pelan, ia pun berjongkok membelakangi Flora.

Tangannya menepuk punggungnya memberikan aba-aba agar Flora naik ke atasnya, dengan rasa malu akhirnya Flora menuruti perintah Adnan.

Adnan, mereka yang selalu bilang Adnan adalah lelaki tidak pedulian sepanjang masa, tapi bagi Flora Adnan adalah lelaki terbaik yang pernah ia temui, sampai pada akhirnya mereka tamat SMP, Flora tidak pernah menemui sosok Adnan lagi, kata orang-orang Adnan pindah sekolah keluar kota yang entah Flora tidak tau di mana.

Flora menatap arloji yang melingkar manis pada pergelangan tangannya, sesekali ia membenarkan kacamata miliknya, Flora menyeret koper miliknya yang lumayan besar.

Detik ini kisah Flora di mulai, setelah tamat SMA ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Millenium, dan nge-kos di rumah teman mamanya, mama Flora sudah memberitahu Flora jika sebentar lagi supir temannya akan datang menjemput Flora.

Tapi sudah satu jam lebih Flora menunggu, orang yang di maksud tak kunjung juga datang, ia melenguh kesal, Flora memutuskan untuk duduk di sana karena sudah kecapekan berdiri.

Sampai akhirnya sebuah mobil BMW berwarna hitam berhenti tepat di depan Flora, seorang lelaki yang masih memakai seragam SMA rapih itu turun dari mobil yang sudah ter-parkir rapih di hadapannya, sontak Flora langsung berdiri, wajah kaku dan datar tersebut seperti tak asing baginya.

Ia menatap Flora dingin,"Naik!"

Flora mengernyit, gadis berkepang dua serta ber-kacamata tersebut masih tetap diam penuh tanda tanya.

"Naik? Kamu mau culik Rara ya?" Kaget Flora cemas, wajar saja ia takut. Di zaman sekarang kita tidak boleh mudah untuk mempercaya siapapun, karena kriminal sudah meluas dan merebak dari kota ke kota.

"Flora Floreta anak Feraya teman Gisela mama gue," lelaki itu menjelaskan singkat, membuktikan bahwa ia bukan orang jahat.

Mata Flora terbelalak, ia mendekati sang lelaki yang berdiri kokoh di depannya,"Kamu kenal sama Rara? Sumpah demi apa? Ta ... tapi kenapa supir bisa cakep gini ya?"

Lagi-lagi Adnan hanya bisa menarik napasnya panjang,"Bego, gak berubah ya lo. Jelas gue bilang gue anak teman mama lo, bego di pelihara," sinis Adnan menyelekat, Flora terdiam sebentar, tapi sentakan dari tangan Adnan yang menyeret Flora untuk segera masuk ke dalam mobilnya membuat gadis tersebut sadar daru lamunannya.

Sepanjang jalan, Flora terus saja memgingat siapa lelaki yang seperti tak asing baginya, Flora benar-benar seperti terhipnotis, ia benar-benar lupa sosok lelaki kini, tampan? Jangan di tanya, tapi galak.

"Gak usah natapin gue gitu," ketus Adnan, matanya masih sibuk menyetir mobil, wajahnya tetap datar, bibirnya membentuk garis lurus.

"Rara kok kayak pernah kenal sama kamu ya?" Flora menyentuh dagu dengan jari telunjuknya, Adnan menyeringai.

"Bego, gue Adnan."

"ASTAGA NAGA, DEMI BISUL KODOK, KAMU ADNAN?"

Suara cempreng Flora membuat Adnan kaget dan ia hanya bisa mengelus dadanya penuh kesabaran saja sekarang.

"Yang udah nyelamatin Flora ketika Flora di bully? Adnan yang pernah gendongin Flora kan? Adnan yang pernah ngulurin tangannya buat Flora kan? Adnan yang pernah ngantarin Flora pulang kan? Ya ampun Adnannya Rara!"

Sumpah demi apa, Adnan rasanya ingin tenggelam di rawa-rawa saja, atau bersemedi di dalam parit, daripada harus di hadapkan dengan gadis di sampingnya, yang sungguh-sungguh berisik dan membuatnya pusing.

Adnan menegak salivanya susah payah, wajah Flora berubah sumringah,"Coba Adnan bilang dari awal, Rara pasti mau kok naik tanpa Adnan seret seret gitu, Adnan tau gak kalau Rara kangen banget sama Adnan?"

Adnan tetap diam tak menyahuti, ia fokus menyetir tanpa ada niat sedikitpun hendak menghiraukan kicauaran Rara.

"Adnan makin ganteng tau, pantas aja Rara kayak mikir kalau Rara pernah kenal sama mas supirnnya!" Pekik Rara heboh kembali.

Adnan mendelik senjenak lalu ia kembali fokus lagi.

"Adnan baru udah kelulusan kan? Pasti nilai Adnan bagus! Ya ampun Rara masih gak nyangka kalau Rara bakalan satu rumah sama Adnan! Atau jangan-jangan Rara juga bakalan satu universitas sama Adnan?" Rara menepuk kedua pipinya pelan.

"Astaga Rara, kamu mimpi apa sih semalam!"

Sreeett....

Jedug!

Flora mengusap dahinya yang terasa sakit karena sedikit terbentur, karena Adnan mengerem mendadak.

Adnan memicingkan matanya pada Flora,"Lo kalau berisik lagi gue tendang keluar mobil, masih mau berisik? Pelotot Adnan, sampai akhirnya Flora memilih diam saja daripada ia benar-benar di tendang, dan kegalakan Adnan tidak pernah berubah hingga sekarang, ia tetap Adnan berwajah kaku yang galak.

Ah sudahlah! Flora lagi bahagia sekarang, ternyata ia di pertemukan kembali dengan cinta pertamanya, Flora yang mencintai dan Adnan tidak mengetahui, iya! Itu kisah Adnan dan Flora.

Salam
VALENCIAANGGANA❤


DumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang