Dumb 3

1.9K 264 23
                                    

Mungkin kita memang di takdirkan untuk bersama, entah untuk bersama selamanya atau mungkin saling meninggalkan pada akhirnya.

"Adnan Rara bahagia tau gak, liat Adnan nyari Rara!" Kata Flora penuh semangat, kalau saja bisa di lihat pasti matanya sudah penuh dengan bunga-bunga.

Adnan melenguh malas, lelaki itu tetap berjalan menuju pohon besar di dekat taman kampus, sekarang saat-nya jam istirahat makan siang, semuanya membawa bekal masing-masing sesuai dengan yang sudah di kerahkan oleh kakak tingkat mereka.

Flora mengerucutkan bibirnya kesal karena Adnan sama sekali tidak menanggapi perkataannya, langsung saja Flora menarik baju Adnan dari belakang, sampai lelaki yang sedang berjalan di hadapannya itu berhenti dengan sudut mata tajamnya, ia melirik Flora malas.

"Lo bisa gak sih gak usah gangguin gue!" Hardik Adnan ketus, bukannya merasa bersalah Flora malah memasang senyum selebar mungkin, Flora melompat bahagia, merentangkan kedua tangannya lalu ia memeluk Adnan erat.

"Rara itu lagi bahagia karena Adnan tadi nyelamatin Rara dari kakak tingkat ganteng itu," ia tak hanya memeluk Adnan erat tapi juga menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Adnan.

Demi sempak spongebob, Adnan rasanya ingin menendang Flora ke samudera Atlantik sekarang juga, atau memasukan Flora ke dalam karung, lalu menjualnya di pasar loak, lumayan uangnya buat beli bensin.

Tapi pikiran itu segera Adnan terpa jauh-jauh, ia malah hanya menarik napasnya dalam, menetralisirkan napasnya agar selalu sabar menghadapi kuman bernyawa ini.

Flora melepaskan pelukannya, ia mendongak menatap lekat wajah Adnan, dan memaparkan wajah manjanya.

Tangannya melingkar pada pinggang Adnan,"Adnan Rara boleh gak kasih nomor Rara sama kakak tingkat itu?" Adnan menyipitkan sebelah matanya, tidak mendapat respon dari Adnan membuat Rara menggoyangkan pinggang Adnan manja.

"Adnan Rara itu ngomong sama Adnan, Rara boleh ya kasih nomor Rara? Dia ganteng Adnan, Rara cinta cogan," lanjut Flora, lelaki itu langsung menjitak kepala Flora.

"Gak boleh!" Ketus Adnan, ia langsung duduk di bawah pohon rindang tersebut, Flora memasang raut wajah sedihnya, Flora menghela napasnya kasar.

"Gak pernah ada yang minta nomor Rara sih selama ini."

Adnan yang tadinya tengah membuka bekal miliknya langsung menghentikan aktifitasnya, matanya menangkap wajah sedih Flora.

"Ra, lo harus inget pesen orangtua lo, jangan sembarangan kenal sama orang asing, lagian tugas lo di sini buat kuliah bukan mencintai cogan," cerocos Adnan mulai kesal.

Flora mengangguk lemah,"Oke deh, lagian kan masih ada cogan Adnan yang selalu dekat dengan Rara."

Adnan yang baru saja menyuap nasi ke dalam mulutnya langsung terbatuk, Flora memberikan Adnan minum dari botol minumannya yang bergambar Frozen.

"Jangan sembarangan ngomong deh," ketus Adnan.

Flora terkekeh, ia membentuk jarinya menjadi peace. Lelaki itu menggeleng pelan.

"Nih makan, ngomong mulu lo kayak robot dengan batre powerfull." Lelaki tersebut menyodorkan sesendok nasi pada Flora yang di terima Flora dengan senang hati.

DumbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang