Bagian 5

95.7K 3.2K 63
                                    

Bhian bersemangat menuju kamar rawat sepulang kerja. Hari itu operasi ibunya berjalan lancar. Setelah itu ibunya segera membaik dan hari ini sudah diperbolehkan pulang. Masa-masa menakutkan pada akhirnya segera berakhir.

Bhian masuk ke ruangan. Dan tubuhnya langsung diam terpaku melihat ada Arya disana. Duduk di kursi dekat ranjang tengah berbincang akrab dengan ibu. Ia berpakaian rapi, dengan kemeja dan sepatu kulit. Mungkin baru kembali dari kantor. Dia Melambaikan tangan saat melihat kedatangannya.

"A-apa yang kau lakukan disini?" Tanya Bhian pelan-pelan mendekat.

"Eeh... Sama tamu kok begitu," Tegur ibu.

Arya tersenyum. senang ibu membelanya.

"Aku barusan menjenguk teman. Lalu ketemu Risa di depan. Jadi aku mampir," jelasnya.

"Kudengar Ibu sudah diperbolehkan pulang hari ini. Jadi kurasa Aku bisa memberikan tumpangan," Lanjutnya.

"Ti-tidak perlu. Aku akan pesan taksi saja," Jawab Bhian buru-buru. Ia masih ingat jelas bagaimana "bantuan" yang ia terima dari Arya terakhir kali, dan itu berakhir buruk. Ia tak ingin mengulanginya.

"Jangan menolak niat baik orang lain," Kata Arya tersenyum.

Bhian menyadari senyuman itu penuh arti. Ia semakin yakin kalau ini tidak akan bagus.

"A-aku hanya tak ingin merepotkan," jawab Bhian beralasan.

"Bu. Kita pesan taksi saja," bujuk Bhian buru-buru mendekati ibunya dan memegang lengannya dengan lembut.

"Wah.. kau benar-benar menyakiti perasaanku," Kata Arya tersenyum masam seolah kecewa.

"A-aduh... Ibu jadi bingung kalau begini," Kata Ibu jadi merasa bersalah melihat raut kecewa itu.

Ibu menatap Bhian lembut dan tersenyum padanya. Bhian menggeleng dengan keras, tak akan berubah pikiran walau ibu memaksa.

Seseorang masuk ke ruangan menarik perhatian ketiganya.

"Oh, kak Bhi udah disini," Kata Risa tersenyum melihat kakaknya.

"Nah... Tanya sama Risa aja," Kata Ibu bersemangat menunjuk Risa.

Arya tersenyum, Bhian menghela nafas pelan dan Risa menatap heran, masih belum mengerti apa yang terjadi.

**

Pada akhirnya Arya yang mengantar mereka pulang. Bhian tidak menyukai keputusan ini. Arya jadi tahu dimana tempat tinggalnya. Ia  juga yakin Arya akan meminta sesuatu lagi darinya setelah ini.

Bhian sudah membulatkan tekatnya. Ia tak akan memberikan apapun selain ucapan "terima kasih" kali ini. Ia tak peduli kalau seandainya Arya menyebutnya takbtahu balas budi atau bagaimana. Di rumah sakit tadi ia sudah menolaknya, dan tapi Arya sendiri yang bersikeras. Bersikap seolah-olah sakit hati dan sebagainya. Menyebalkan.

"Ah, ibu kangen banget sama rumah," Kata Ibu begitu sampai di ruang tamu. Keliatan lega telah sampai di rumah.

Arya meletakkan beberapa barang di dekat meja. Kemudian melihat sekeliling memperhatikan detil-detil rumah sederhana itu.

"Ya seperti inilah adanya rumah kami nak Arya. Mohon di maklumi," Kata Ibu.

Arya mengangguk dan tersenyum.

"Ibu langsung istirahat dikamar saja," Kata Bhian mengingatkan.

Dan Arya mengangguk menyetujuinya.

"Dek, anter ibu ke kamar ya," Kata Bhian.

Risa mengangguk, lalu menuntun ibu masuk ke kamar setelah ibu berpamitan pada Arya juga berterima kasih padanya.

"Kau juga pulanglah! Sudah malam," Kata Bhian saat Risa dan ibunya sudah tak terlihat.

Bhian [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang