Bhian sedang menuju jalan raya untuk mencari angkutan umum. Indra baru saja membuka gerbang rumahnya saat Bhian lewat.
"Hai Bhi..." Sapa Indra ramah seperti biasanya.
"Hai ndra..." Jawab Bhian memaksakan senyum. Dia tidak membencinya, hanya saja melihat Indra membuatnya ingat lagi kejadian hari itu.
Indra berjalan menghampirinya.
"Mau berangkat bekerja ya?" Tanyanya.Bhian mengangguk saja.
"Masuklah ke mobil! Kita searah kok," Kata Indra menunjuk mobilnya dan tersenyum ramah.
Bhian menatap mobil itu. Ada sedikit rasa trauma dengan mobil silver itu. Perasaannya tidak enak hanya dengan melihatnya saja.
"Ayolah... Gak pa pa," Kata Indra menarik Bhian pada akhirnya.
Indra juga membukakan pintu untuk Bhian. Bhian tahu sebenarnya maksud Indra baik, jadi dia memutuskan untuk menerima bantuan itu. Indra pun masuk melalui pintu yang lain. Sebentar kemudian mereka berangkat.
"Kau takut aku membawamu ke tempat lain ya?" Tanya Indra blak-blakan setengah bercanda.
Membuat Bhian terkejut."Tenanglah. Aku hanya akan membawamu sampai ke tempat kerja," Kata Indra.
'Syukurlah jika memang begitu' batin Bhian.
"Mm.. sebenarnya aku juga ingin meminta maaf untuk yang waktu itu," Lanjut Indra.
"Aku tidak bisa berbuat banyak untuk menolongmu saat Arya menahanmu," Katanya.
Bhian langsung saja merasa mual dan sesak. Dia merasa diingatkan kembali tentang kejadian yang ingin dilupakannya itu.
"Sudahlah... Ga pa pa Ndra.. lupakan saja," Jawab Bhian berusaha mengakhiri pembahasan yang tidak ia sukai itu.
"Kau lihat sendiri Waktu itu Dia bahkan menolak saat aku menawarkan wanita lain. Aku tidak menyangka Arya akan seperti itu," Kata Indra.
"Juga... Apa terjadi sesuatu saat kau bersamanya?" Tanya Indra penuh selidik.
"Mm... Maksudku sesuatu yang lain selain hal itu tentu saja," Tambah Indra buru-buru.Bhian berfikir sebentar. Nampaknya pembicaraan ini memang tidak bisa di akhiri begitu saja. Meski tidak menyukai ini. Mau tidak mau Bhian menjawabnya juga.
"Entahlah Ndra. Kurasa tidak ada yang istimewa. Kami hanya melakukan itu..." Bhian berhenti bicara, tubuhnya merinding teringat hal itu, dan badannya terasa panas dingin. Ia genggamkan tangannya kuat-kuat baru melanjutkan kata-katanya.
"Dan sedikit ngobrol."Indra mengerutkan alis dan memiringkan sedikit kepalanya masih melihat jalanan. Kelihatan begitu bingung dan penasaran.
"Apa yang kalian bicarakan? Mungkinkah ada yang tak biasa?" Tanya Indra lagi, sekilas menoleh pada Bhian dan lalu kembali menatap jalan.
Bhian mulai sedikit cemas melihat Indra. Karena Indra nampak begitu penasaran, ini jadi seperti ada sesuatu yang memang patut dikhawatirkan. Bhian mengingat-ingat lagi, apa saja yang ia bicarakan dengan Arya. Tidak banyak sebenarnya.
"Masih perawan di umur 22 tahun. Itu mengejutkanku,"
"Berapa usiamu?"
"29. Kenapa?"
"Aku hanya berfikir... Kau masih muda, kenapa tidak cari pacar saja, ku tebak tidak akan sulit bagimu untuk mendapatkan pacar. Dan kau bisa melakukan hal seperti ini dengan pacarmu tanpa harus membayar mahal."
"Ya aku tahu, Para gadis sering menanyakan itu padaku saat mereka mulai berharap untuk bisa jadi wanita beruntung itu."
"Aku tidak akan melakukannya. Membuka pintu ataupun berpacaran. keduanya... Aku tidak akan melakukan itu untuk saat ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bhian [Terbit]
Historia Corta#21+ Bhian, seorang gadis baik-baik yang telah putus asa akhirnya membuat keputusan besar yang mempertemukannya pada seorang Arya. Dan sejak malam itu, hidupnya tak pernah lagi sama seperti sebelumnya. "Sebelum melakukannya, aku ada satu aturan untu...