Mungkin ini yang dinamakan masa remaja, bisa dibilang unik, kita hanya saling tukar kabar, ketemu saja tidak, tapi gua suka. Karena banyak kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat pupuk, dari benih cinta, asek.
"P" , datang pesan dari Dea,
"Naon?"
"Udah makan?", Balasnya lagi
"Belum, masih pkl"
"Makan atuh, jangan sampe gak makan"
"Emang gak ada warung?", Sambungnya lagi.
"Warung nya jauh, udah gapapa, kerikil banyak disini"
Haha, emang mau dimakan?"
"Daripada gak makan sama sekali, lu udah makan?", Balas gua.
"Udah"
"Ketemu nabilah makan sayur lodeh, Alhamdulillah deh"
"Haha, bisa aja"
"Yaudah, gua lanjut pkl dulu, banyak tugasnya, ada 2"
"Hahaha, dua masa banyak, yaudah"Setelah beberapa minggu, kita mau ketemu, melepas semua kerinduan, hehe.
Saat itu, saling bertatap wajah, sudah tidak ada kata yang menggambarkan kesedihan hari ini, ngeliatnya berasa duduk di pantai, dibawah pohon beringin, sambil minum es kelapa, adeeeem.
Setelah pertemuan nya selesai, kita gak ngobrol banyak, masih dalam keadaan grogi setengah mati, kalo setengah mateng telor, cuman nanya Instagram masing masing, akhirnya saling follow, yes, nambah followers.
Awalnya yakin kalo hari itu adalah awal dari semua keindahan harapan.
Tapi nyata nya engga, Instagram nya dia, selalu dikelilingi cowo, entah dari Snapgram, Foto yang dia post, sampai chatnya, berasa asrama cowo.Tapi, khusnudzon adalah jalan terbaik, percaya adalah akarnya, dan sabar adalah batang pohon yang akan berbuah indah. Lagian buat apa cemburu, kita bukan siapa siapa, hanya memandang, menyapanya gua bisa dapet kebahagiaan kecil darinya, walaupun tindakan ia itu bukan hanya ke gua saja.
Tanpa harus basa basi, Dan saatnya mulai bermimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dan saatnya bermimpi
RomanceTentang dia, orang yang dikagumi, imajinasi dalam fantasi. dan tentang dia, bukan cinta yang tak terbalas, namun hati yang tak saling mengerti.