Chapter 4 : Ajakan

21 3 0
                                    

Kami langsung meluncur ke kantin. Biasanya, kami selalu bertiga. Tapi, berhubung Nayra tidak masuk mau nggak mau kami hanya berdua. Saat memasuki kantin rasa bad mood ku muncul lagi. Pasalnya keadaan kantin sangat ramai hampir tidak ada kursi yang kosong. Untuhlah Paula melihat ada tempat duduk yang kosong. Dia langsung menarik tanganku menuju kursi di pojok kantin. Duduklah aku di situ dengan Paula di samping ku.

"Mau pesen apa?" tanya Paula dengan tangan kanan memegang bahuku.

"Jus alpukat aja,"

"Oke, tunggu ya,"

Aku membaca novel ku sambil menunggu Paula yang masih mengantre memesan makanan dan minuman. Namun, pandangan ku teralihkan ke segerombolan cowok kelas XII yang memasuki kantin. Aku terenyak ketika melihat dia-Kak Rayen berada di gerombolan itu. Entah mengapa, dia pun menatap ku. Aku langsung memalingkan pandangan ku kembali ke novel.

"Hai Keysa!" suara lembut khas cowok menyapaku.

"Juga," balas ku sambil menatap ke arah suara.

Deg

Betapa kagetnya aku melihatnya telah duduk berhadapan dengan ku.

"Sendirian?" tanya Kak Rayen

"Enggak kok," jawabku sambil menenggelamkan wajahku dalam novel.

"Jangan di tutup," ucapnya ya langsung mengambil novel ku

"Balikin Kak,"

"Tapi wajahnya jangan di tutupi,"

Blushing. Aku hanya diam tak membalas.

"Nih, nggak usah malu," ucapnya sambil menyodorkan novel ku ke arahku dengan tersenyum.

Tak lama kemudian Paula datang dengan membawa pesanan ku dan pesanan untuk dirinya sendiri. Dia mengerutkan dahi ketika Kak Rayen duduk berhadapan dengan ku.

"Kak Rayen, kok di sini?" tanya Paula sambil duduk di samping ku.

"Gak papa. Gue cuma pengen duduk di sini," ucap Kak Rayen disertai anggukan dari Paula.

Paula menyodorkan jus alpukat di samping tangan kanan ku. Aku langsung saja meminumnya. Nggak peduli Kak Rayen liat apa nggak.

"Nanti pulang bareng ya Key," ucap Kak Rayen.

Aku tersedak ketika mendengar ucapannya yang tiba-tiba mengajak ku pulang bersama.

"Aku bawa motor kok," tambah nya.

"Tapi, aku nanti pulang sama..." jawabku menggantung sambil melihat ke arah Paula.

Aku berharap Paula akan peka dengan tatapan ku. Namun, sepertinya dia tidak akan membantu ku.

"Maaf Key, gue nggak bisa pulang bareng lo. Gue nanti dijemput bokap gue," ucap Paula sambil tersenyum jail pada ku.

"Gimana?" tanya Kak Rayen memastikan.

"Yasudah," jawabku ragu-ragu.

"Oke, aku nyusul temen-temen ku ya," ucap Kak Rayen beranjak dari tempat duduknya.

Tak lupa dia tersenyum ke arahku sebelum meninggalkan kursi yang dia duduki tadi. Aku pun membalas tersenyum.

...

Keysa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keysa

Buat yang visual nya Kak Rayen, aku belum dapet :) mungkin di chapter selanjutnya udh aku kasih. Stay to read my story :)


A REASON TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang