3.

43 11 15
                                    

"Mbak, tadi katanya turun di perempatan ya" Suara sang sopir membangunkanku. Astaga bisa-bisanya aku ketiduran.

"Iya pak"

"Udah sampai mbak"

Aku segera menyerahkan uang kepada sopir dan segera turun dari angkot. Aku berjalan seperti orang linglung. Kepalaku masih pusing karna kaget tadi. Hingga aku tersandung batu dan hampir tersungkur.

"Untung gak jatuh"

lalu aku menoleh kanan kiri, merasa tidak ada yg memperhatikan kebodohanku, aku bernafas lega.

Ketika sampai dirumah aku sudah disambut dengan Ibuku.

" Eh anak Ibu udah pulang... gimana tadi disana?"

"Capek".

lalu aku masuk kedalam rumah meninggalkan Ibuku. Aku merasa haus. Lalu kuambil gelas dan menuang air lalu kuminum hingga tandas. Lega. Itu yang kurasakan begitu sampai dirumah. Lalu aku menuju kamar. Setelah masuk kamar, kukunci pintu kamarku. Aku merebahkan tubuh lelahku di ranjang. Hingga kelopak mataku terasa berat. Detik berikutnya aku tidak sadar apa-apa.

-000-

"Anin, ayo makan dulu sayang".

Suara Ibuku membuatku sadar ke alam nyata. Kulirik jam di dinding menunjukkan pukul 19:20. Ternyata aku tidur cukup lama.

"Aniinn..." Suara Ibuku kembali memanggilku. Ibuku sampai mengetuk pintu berkali-kali.

"Iya Bu" Kuhampiri pintu lalu membukanya.

"Ayo makan malam. Ibu udah masakin kesukaan kamu". Aku hanya mengikuti Ibuku ke meja makan tanpa berkata lagi.

Tok.. tok!

Tiba-tiba pintu depan diketuk ketika kami tengah makan. Ketika aku akan beranjak dari duduk untuk membuka pintu, Ibu mencegahku.

"Kamu lanjutin makan aja. Biar Ibu yang buka pintu".

Aku hanya mengangguk tanpa mengucap sepatah katapun.

Selang beberapa menit Ibuku kembali dengan membawa sekotak kue ditangannya.

"Ini dari tetangga yang baru pindah kesini beberapa hari yang lalu". Tanpa kutanyapun Ibuku sudah paham dengan sorot mata penasaranku.

"Dia cowok. Anak kuliahan baru semester awal. Berarti lulusan tahun 2018 juga sama kayak kamu Nin".

Untuk yang satu ini aku tidak tertarik. Kebiasaan Ibuku nih. Kalo aku irit bicara, justru Ibu sebaliknya. Beliau suka berbicara bahkan pada orang yang belum kenal sekalipun. Sangat bertolak belakang denganku.

"Namanya Anton".


To be continue

A/N
Hai sayang-sayang... akhirnya setelah sekian lama cerita ini kubiarkan hingga lumutan, aku memutuskan untuk lanjut nulis lagi 😂😂 Thanks to my friend yg udah kasih semangat buat lanjutin cerita ini 😘. Bab-bab awal masih garing banget ya.. 😢😢 tapi untuk chapter selanjutnya aku usahakan untuk membuat cerita ini menjadi lebih menarik. Do'akan aja ya... 😊 dan kalian komen dong, tapi kalo bisa komenannya yang membangun ya 😉 karna bagi aku komenan kalian itu bisa menambah semangatku untuk update lagi 😊. Terimakasih untuk kalian yg sudah berkenan membaca cerita garingku ini 😅 semoga selalu bahagia 😘😘. Bye

The Story of Introvert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang