Entah takdir apa yang membuatku bertemu kembali dengan sosok 'dia'. Pemuda yang ku jumpai sepulang kerja di halte saat aku menunggu angkot. Pemuda yang menanyakan namaku. Yang kukira tidak akan kujumpai lagi atau bahkan kukira akan melupakannya.
Dan sekarang didepanku berdiri pemuda itu berjarak beberapa meter dariku.
"Eh, mbak Anin. Ibunya kemana mbak?"
"Lagi keluar".
"Oh.. mbak punya benang sama jarum jahit nggak? kalo punya mau saya pinjam buat jahit celana saya yang robek" Ucapnya panjang lebar.
"Punya. Tunggu bentar"
Lalu Aku berlalu meninggalkannya menuju kamarku. Aku membuka lemari dan mengambil toples plastik yang berisi segala macam benda keperluanku yg bisa muat di situ. Seperti gunting kuku, Pulpen, gantungan kunci, benang jahit beserta jarum yg kusematkan di gulungan benangnya. Setelah mendapatkan benda itu aku bergegas kembali kedepan dimana Anton menunggu.
"Ini" aku mengulurkan benang beserta jarum jahit kepadanya.
"Makasih ya mbak" Anton tersenyum padaku.
Terus terang aku bingung bagaimana harus bersikap. Akhirnya aku hanya bisa menjawab "Sama-sama".
Lalu dia berlalu dari hadapanku menuju rumahnya yang disebelahku. Segera kututup kembali pintu rumahku. Lalu aku melanjutkan tidur siangku yang sempat terganggu oleh Anton. Ini karna Ibuku tidak ada dirumah, mau tidak mau aku yang membukakan pintu.
Hari ini hari minggu hanya kupergunakan untuk tidur. Aku tidak beraktivitas apapun. Dan tidak keluar dari kamar jika tidak ada keperluan.
-000-
"Anin, kamu itu coba belajar berbaur sama orang-orang lah. Sama tetangga-tetangga tuh yang akrab gitu. Jangan terus-terusan menutup diri kamu" Lagi-lagi Ibuku membahas itu.
Aku yang sedang menikmati makan malam jadi merasa terganggu. Aku tidak melanjutkan lagi makanku yang tinggal beberapa suap. Segera ku raih segelas air didekatku dan kutenggak hingga habis lalu bangkit menuju kamar tanpa mencuci piring terlebih dahulu.
"Kamu kenapa selalu menghindar sih" Suara Ibuku kuabaikan. Setelah masuk kamar segera kututup pintu dan menguncinya.
Aku menghempaskan tubuhku kekasur. Air mengalir dari kedua sudut mataku.
Sakit rasanya ketika dituntut menjadi sama seperti orang lain. Tidak bolehkah Anin menjalani hidup sesuka hati. Tidak bolehkah Anin menjadi diri sendiri tanpa takut penilaian orang lain.
To be continue.
A/N
Akhirnya bisa update cepet. Tapi makin kesini aku malah makin bingung sama alurnya. Huhu... 😭😭 Do'akan aku tetap bisa lanjutin cerita ini sampe tamat ya 😢. So'alnya aku kalo udah buntu bisa aku telantarkan work aku hingga lumutan lagi 😢.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of Introvert Girl
Roman pour AdolescentsCover by Nita ----------------------------------------------------- Gimana rasanya kalo disuruh keluar dari zona nyaman? ada yang senasib? Yes this is for you ---------------------------------------------------- Publised at 2018 July 12th