Malam itu Yoongi pulang kerumah dengan basah kuyup. Ingin rasanya ia menyumpah serapah kepada Tuhan karena telah membuatnya kedinginan dengan baju basah menempel ditubuhnya. Tapi ia sadar diri. Dirinya ini jarang sekali pergi berdoa. Dalam setahun bisa dihitung berapa kali dirinya ini pergi beribadah. Maka dari itu, ia simpan sumpah serapah yang ingin ia berikan kepada Tuhan, agar Tuhan mau mengampuni dosanya itu.
Tapi tetap saja ia jengkel. Karena hujan, ia jadi kebasahan gini.
Memangnya Yoongi, turun hujan bukannya bersyukur malah mengeluh.
Dengan jengkel Yoongi berjalan ditrotoar komplek rumahnya. Tinggal beberapa langkah saja ia sudah sampai dihalaman rumah tercintanya itu.
Byurr
Yoongi memejamkan matanya, mengusap wajahnya yang terkena cipratan air dari jalan itu. Nafasnya memburu, tangannya mengepal kuat, otaknya sudah siap dengan kata-kata serapah paling buruk. Matanya sudah menyipit tajam menatap mobil yang berlalu didepannya.
"Woi anj*ng! Kalo nyetir nyante aja dong! Situ mau boker hah!? Hujan-hujan malah ngebut! Kalo tabrakan siapa yang repot!? Keluarga juga! Mikir pake otak dong bangsa-"
"Ngapain kamu?"
Yoongi sedikit tersentak. Lalu menatap kesal pada sosok pria bertubuh tinggi tegap tengah memandangnya dengan dahi berkerut. Jangan lupa dengan tangan kanannya memegang payung, tangan kirinya pun sama. Hanya saja, ditangan kirinya payung itu masih tertutup rapi.
"Ini lagi pake nanya! Gak liat apa lagi mencak-mencak! Napa!?"
Yoongi masih terbawa emosi ternyata, sampai pria didepannya juga terkena semprotnya.
Yang ditatap memutar bola matanya malas. Sambil menyerahkan payung ke Yoongi, "Nih pake."
Yoongi menatap sambil menaikan alisnya sebelah. "Buat apa?"
"Supaya gak kehujanan"
Yoongi speechless. Gak habis pikir sama ucapan orang didepannya saat ini.
"Rumah gue tinggal selangkah doang. Gausah make ginian, udah terlanjur basah juga"
Pria tadi menatap samping kanan tubuhnya. Rumah Yoongi.
Pria itu mengedikkan bahunya malas.
"Yaudah"
Dan berbalik lalu jalan mendahului Yoongi.
Yoongi menatap orang yang jalan didepannya dengan kesal.
"Heh Taehyung! Ajak satu payung berdua gitu!" sungut Yoongi.Taehyung mendecak lagi. Membalik badannya menghadap Yoongi.
"Kamu ya banyak maunya kaya ibu hamil"
Yoongi yang kesal jadi tambah kesal mendengar penuturan Taehyung tadi.
"Mulut dijaga ya! Untung situ tetangga- kalo bukan udah gue-"
"Apa? Jadi bareng gak?"
Dengan cepat Yoongi jalan kearah Taehyung sambil menghentakkan kakinya kesal. Air cipratan akibat hentakannya mengenai celana training Taehyung.
"Ck. Kalo gak mau ya gausah." sahut Taehyung.
Jujur, Taehyung lama-lama jengah juga dengar Yoongi mengomel dari tadi.
"Siapa bilang gak mau?"
Saat Yoongi berada tepat dibawah payung dan disamping Taehyung, ia mengaitkan tangannya dilengan Taehyung. Taehyung cuman mendengus.
"Tadi mencak-mencak. Sekarang mepet-mepet" monolog Taehyung sambil jalan kedalam halaman rumah Yoongi.
Yoongi yang mendengar itu mengulang perkataan Taehyung pelan dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
la incertitude
General FictionTentang Yoongi yang memendam perasaannya, berharap sosok itu merasakan apa yang dirasakan dirinya.