Selamat membaca:)
Kamarku
Rintikan gerimis melanda jakarta malam ini, membuat suasana semakin dingin. Dan aku pun harus mematikan AC, juga memakai sweater panda pemberian pamanku saat usia ku menginjak tepat 14 tahun yang lalu. Anehnya sweater ini masih muat di badanku padahal sudah 2 tahun lebih sweater ini menjadi milikku. Bahkan aku sempat berfikir, Apakah badanku tidak bertambah besar? Apakah aku mengalami busung lapar? Ah, kurasa itu terlalu berlebihan.
Aku berdiri di depan jendela, menatap indahnya lampu - lampu malam yg berwarna warni, sangat indah. Mereka bersinar terang seolah-olah tanpa beban. Apalagi ditambah kesan embun di kaca jendelaku. Membuatku nyaman berada disini.
Jam hello kitty-ku sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dan Ratna belum sampai juga. Padahal tadi sore dia janji akan ke rumahku malam ini. Hmm keterlaluan.
Oh ya aku belum bercerita setelah aku keluar dari ruang UKS tadi siang. Setelah mendapat almameter dari senior cogan yang aduhai tampannya. Membayangkannya saja sudah membuat jantungku berdetak tak karuan, lebay.
Masih ku pandangi almamater ini. Dari Seseorang yang baru kukenal. Dia tampan, baik, dan perhatian.Tapi sayang, sifatnya sedikit dingin. Tatapannya seolah olah menghentikan detik waktu yang bergerak. Suaranya bahkan lebih menawan dari suara artis penyanyi idolaku.
Ku peluk erat almamater itu. Andai ini bisa selamanya ada di tanganku, harapku.
"Kaylaaaaaaa," Seseorang memanggilku. Dari suaranya pasti dia panik, maafkan aku, Ratna.
"Jangan teriak teriak Ratna..." Sahutku.
Aku menutup telinga rapat-rapat. Hanya bersiaga siapa tahu gendang telingaku pecah, aku tidak mau tuli diusiaku yang masih cukup muda ini.
Ratna berjalan ke arahku dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, menurutku. Keringat mengalir di sekujur tubuhnya. Rambutnya yang biasanya tergerai indah sekarang berubah lepek dan berantakan. Anehnya, kenapa mata Ratna sebam seperti orang yg baru saja menangis?
Ah lupakan, mungkin itu hanya perkiraanku.
"Lo gak papa? Ada yang patah? Ada yang sobek? Perlu di jahit? Atau mau di amputasi?"
Itulah Ratna dengan kehebohannya.
Tunggu dulu, apa tadi? Amputasi? Astagfirullah jangan aminkan ya Allah."Ya ampun Ratna, Kayla cuman pingsan kok. Gak perlu segitunya,"
"Tapi Lo seriusan gak papa kan? Lo Baik baik aja kan?" Ratna memang temanku satu-satunya. Aku menyayangi, Ohh Ratna..
"Lebih dari baik." Jawabku mantap. Toh aku memang baik baik saja.
"Syukurlah kalo gitu." Ucapnya tenang sembari duduk di ranjang sampingku.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk, pikiranku berputar lagi kan...
Sialnya, dia terlalu ganteng buat dilupain.
"Itu punya Senior yang bawa Lo ke UKS tadi?" Tanyanya tiba-tiba. Ratna tau?
"Emmm iya. Eh, Tapi kok Ratna tau?Kan Kayla belum cerita,"
"Ah, Lo ga perlu tau. Cukup Diam dan iyakan," Jawabnya enteng.
Aneh, ekspresi wajahnya seperti menunjukkan bahwa ada sesuatu yang dirahasiakan Ratna. Awas saja kalo yang aneh aneh, bakal aku mutilasi tubuh dia. Hihihi kejam dikit gak papa lah yaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayla
Teen FictionNamaku Kayla Arbarreta. Aku ingin membuat sebuah pengakuan, tentang rasa dilubuk hatiku. Aku menyukai kakak kelasku, Ketua OSIS yang punya ratusan fans di sekolah. Dan aku salah satunya. Aku bukan wanita perfectionis. Mereka menjulukiku dengan sebut...