Chapter 1

35 6 0
                                    

Perkenalkan, namaku Paramita. Panggil saja Ara. Saat ini aku duduk dibangku kelas 2 SMA. Aku bersekolah di SMA Negeri Harapan Bangsa Jakarta. Buku diary adalah tempat curhat favoritku. Aku dengan buku diaryku sudah seperti sahabat. Aku lebih menyukai mencurahkan apa yang ada didalam hatiku kedalam tulisan ketimbang harus menceritakannya kepada orang lain termasuk kepada dua orang sahabatku,  yaitu Farah dan Elvan.  Ya mereka berdua adalah sahabatku. Aku akan memperkenalkan kedua sahabatku itu.

Dimulai dari Farah. Sahabat perempuanku yang satu ini memiliki paras yang cantik.  Dia pintar. Dia selalu terlihat ceria. Dia sangat suka bernyanyi,  sama denganku. Suaranya sangat indah. Pertemuan pertama kali kami adalah saat kami berdua ditunjuk sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti perlombaan bernyanyi di sekolah menengah pertama dulu. Sebetulnya dulu saat SMP kami berdua satu sekolah namun berbeda kelas. Hingga kami tidak begitu saling mengenal. Ketika aku ditunjuk untuk mewakili sekolah , Farah juga ternyata ditunjuk sebagai rekan bernyanyiku. Disitulah kami mulai berkenalan. Dan kami berdua pun menjalin hubungan persahabatan.  Tidak kami sangka sangka ,  setelah lulus Sekolah menengah pertama ternyata kami masuk ke SMA yang sama juga. Aku kembali dipertemukan dengannya. Bahkan saat ini kami satu kelas dan sebangku. Hubungan persahabatan kami pun berlanjut hingga saat ini.

Sahabat keduaku adalah Elvan Ganendra. Aku lebih suka memanggilnya Elvan. Dia seorang pria yang baik. Dia memiliki postur tubuh yang tinggi. Wajahnya terlihat sempurna dengan hidung yang mancung juga bibirnya yang tipis. Dia suka membaca buku. Dia juga sangat pintar. Dia bisa memainkan beberapa alat musik , salah satunya adalah  piano. Aku sering mendapatinya sedang bermain piano diruang musik milik sekolah. Jangan lupakan ini , dia memiliki senyuman yang manis. Aku menyukai senyumannya. Oh tidak tidak, bukan hanya senyumnya tapi juga orangnya. Ya , aku menyukai Elvan. Aku menyukai orang yang tak lain adalah sahabatku sendiri. Entah hal apa yang bisa membuatku bisa menyukainya lebih dari seorang sahabat. Tidak semua yang terjadi didunia ini harus memiliki alasan bukan? Seperti halnya perasaanku terhadap Elvan. Tidak ada seorangpun yang mengetahui tentang perasaanku terhadap Elvan. Hanya aku , Tuhan dan buku diaryku saja yang mengetahui perasaanku terhadap Elvan. Beberapa isi tulisan buku diaryku memang tentang Elvan. Aku menyukainya diam diam juga sendirian.

Hari ini adalah hari senin , kegiatan hari ini diawali dengan Upacara bendera. Semua siswa telah berkumpul dan bersiap untuk mengikuti pelaksaan Upacara bendera , termasuk aku dan kedua sahabatku. Aku dan Farah berada di barisan yang sama. Posisinya berada tepat didepanku. Sedangkan Elvan berada disamping barisanku dengan Farah. Posisinya sejajar dengaku. Upacara bendera pun dimulai. Protokol mulai membacakan satu persatu rangkaian acara didalamnya. Tibalah saatnya bendera merah putih dikibarkan, lagu kebangsaan Indonesia Raya terdengar mengiringi.

Bendera baru saja naik setengah tiang , tiba tiba saja kepalaku terasa berat. Perlahan mataku menutup dan bruk.. badanku tersungkur. Elvan yang berada tepat disampingku dengan sigapnya menopang tubuhku. Setelah itu entah apa yang terjadi denganku. Aku tak bisa mengingatnya.

Perlahan mataku terbuka , aku hanya melihat ruangan serba putih. Ah sepertinya ini ruang kesehatan sekolah. Tepat disampingku ada dua orang yang sepertinya menungguiku sedari tadi. Ya mereka adalah sabahatku. Elvan dan Farah. '' Kamu udah sadar Ra? Kamu kenapa sih bisa sampai pingsan kayak gini? Tadi juga kamu mimisan. Kamu pasti belum sarapan kan tadi? Kata Elvan menyerangku dengan pertanyaan.

'' Hmm iya , tadi aku nggak sempet sarapan sebelum berangkat sekolah. Aku buru-buru takut kesiangan.'' kataku sambil memijit keningku yang masih terasa sakit.

'' Oh pantes saja kamu pisan. Tapi kenapa hidungmu tadi mimisan? '' giliran Farah yang bertanya.

'' Mungkin karna aku terlalu kecapean jadi aku mimisan. Itu sudah biasa terjadi. '' jawabku.

Tak Sempat Tersampaikan #GAPersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang