[2] See You Next Time, Dear!

1.6K 185 45
                                    

Hutan Tryxi, 500 tahun yang lalu.Tahun 1518

Kastil Alvaro adalah kastil dengan pemimpin terhebat di negeri ini.

Pemimpin yang dipanggil dengan sebutan Raja itu merupakan Raja yang memiliki kekuatan melebihi manusia pada umumnya.

Semua peperangan yang ia lakukan dengan kerajaan lain selalu berbuah kemenangan. Dalam tahun demi tahun yang ia pimpin, kerajaannya selalu menjadi nomor 1.

Meski dia terluka, lukanya takkan mampu membuatnya lemah. Dengan kata lain, tak ada yang bisa membunuhnya.

Ya, karena dia bukan manusia.

Kalian tahu Iblis?

Ia pemimpin kaum mereka.

Ya, ialah Demon. Raja dari segala raja Iblis.

Demon adalah sosok tertangguh di dalam negri kala itu. Jiwa kepemimpinannya benar-benar patut untuk dicontoh karena ia sungguh hebat dan dermawan.

Tak ada rakyat yang kekurangan sandang maupun pangan. Semuanya tercukupi termasuk kebutuhan jiwa.

Apa yang rakyat rasakan dapat dikendalikan olehnya. Fikiran serta perasaan mereka, ia yang pegang.

Tapi, Demon hidup tanpa pendamping.

Hidupnya bagai dunia tanpa hujan.

Sepi, gersang dan hampa.

Hal itu karena ia tidak percaya akan yang namanya wanita semenjak Ibunya sendiri berusaha untuk membunuhnya.

Semenjak ia melilitkan rantai dengan erat ke leher sang Ibu.

Tepat saat itu, tiba-tiba asap hitam mengelilinginya dan tubuhnya terasa melayang. Sosok dengan jubah hitam berusaha untuk mencekiknya sampai ia kesusahan bernafas.

Tak tinggal diam, tangannya mengambil sebuah rantai yang sempat ia gunakan untuk membunuh sang Ibu dan melilitkannya ke leher sosok berjubah itu.

Wush~

Sosok berjubah itu menghilang membuatnya tersentak.

Srettt

"A-AH!" Teriaknya saat rantai itu tiba-tiba melilit di lehernya.

Sosok itu menatapnya tajam seraya berkata. "Kau telah membunuh Ibumu. Maka, rasakanlah hukumanmu mulai detik ini."

Dan rantai itu melilit lehernya hingga nafasnya tertahan. Rasa sakit luar biasa ia rasakan.

"Kau takkan pernah hidup tenang mulai saat ini. Rantai itu akan terus melilit lehermu, kau akan merasakan apa yang Ibumu rasakan."

"K-kenapa-akh-Lepas!!!"

Sosok itu berjalan memunggunginya. "Kau berdosa!" Serunya.

Kakinya mulai melangkah pergi. Sebelum tubuhnya menghilang kembali, sosok itu berkata sesuatu.

"Akan menghilang rasa sakit jika kau menemukan pengantinmu. Akan menghilang rasa sakit jika pengantinmu melepas rantai itu."

Dan begitulah hidupnya sejak kejadian itu terjadi. Sakit mencekam dan menyerangnya terus menerus.

Sampai pada suatu hari, seorang wanita hadir dalam kehidupannya.

Dan rasa sakit itu semakin membuatnya tak berdaya.

Ia pun tahu jika wanita itu bukan pengantinnya.

Sosok berjubah hitam yang membuatnya kesakitan tiba-tiba muncul kembali seraya berkata dengan nada rendah.

"Tiga kesempatan untuk membuat sakitmu hilang telah berkurang satu. Jika semua kesempatanmu pergi, maka kau takkan selamat. Nikmati waktumu, Tuan."

Beratus-ratus tahun, ia lalui dengan mencari pengantinnya.

Zaman demi zaman berganti, sampai kastilnya pun musnah digantikan dengan bangunan megah pencakar langit yang dilapisi berbagai tekhnologi canggih.

Tapi, tetap saja gelarnya masih sama.

Raja Demon.

Hanya saja, kini rakyatnya sudah musnah. Hanya ia yang tertinggal dari zamannya dulu.

Detik demi detik ia lalui, menyusuri waktu yang kian berjalan dengan cepat layaknya kilat.

Sampai pada akhirnya ia sampai pada tahun 2018.

Dan wajahnya tetap sama meski 500 tahun telah berlalu.

Tekadnya tetap sama, yaitu untuk mencari pengantinnya agar rasa sakitnya lenyap.

Dengan didampingi oleh dua kesempatan lagi.

Jangan sampai ia salah memilih wanitanya.

***

Seoul, 2018

Lisa menatap lututnya dengan pandangan bingung sejak setengah jam yang lalu. Bahkan, ia melupakan buku tugas yang sedari tadi ada di depannya.

"Tadi, lututku benar-benar berdarah. Aku yakin." Ujarnya.

Tak tak tak

Lisa menatap jendela kamarnya dengan jantung berdebar.

Suara apa itu?

Tak tak tak

Deg

Deg

Deg

Tak tak tak

Lisa menuruni ranjangnya dan berjalan ke arah jendela dengan pelan.

Melihat ke bawah berniat menemukan apa yang terjadi. Tapi, tak ada apapun.

"Ch. Mungkin hanya perasaanku saja." Ujar Lisa kemudian berjalan kembali ke atas ranjangnya.

Sret

"Akh!" Ringis Lisa saat seseorang menarik tangannya sampai punggungnya terbentur ke tembok.

Matanya melebar kala mendapati seorang lelaki dengan pahatan yang menurutnya sempurna tengah memandangnya dengan sebuah senyuman.

"Selamat malam, sayang." Ujar lelaki itu dengan nada rendah.

Tepat di depan bibir Lisa.

Lisa menahan nafas. Banyak pertanyaan yang berkecamuk di dalam fikirannya saat ini.

Siapa lelaki itu?

Kenapa lelaki itu bisa tiba-tiba ada di kamarnya?

Kenapa dia datang?

Ada urusan apa?

Deg

Deg

Deg

Jantungnya bahkan berdetak lebih kencang dari biasanya.

Lisa merasa dagunya diangkat ke atas oleh tangan lelaki itu.

Tangan dingin bak air es.

"Jangan tegang, sayang. Wajah ketakutanmu malah membuatku ingin menerkammu saat ini juga."

Bibir Lisa bergetar hebat.

Menerkam? Apa maksudnya?

Wajah lelaki itu mendekat ke arah wajahnya. Hidungnya ia tempelkan ke sisi leher Lisa

"Ah, bahkan baumu saja telah membuatku candu, sayang."

Lisa merinding.

"Yaaa, lepas!" Seru Lisa seraya memberontak.

Lelaki itu malah tersenyum. "Sampai bertemu lagi, sayang."

Dan---wushh~

Lelaki itu menghilang.

Lisa merasa tubuhnya melemas seketika. Dan semuanya gelap.

***

Aduh, ini Demon, yaaa. Bukan Goblin. ❤❤❤

MY DIVERGE BOYFRIEND - HANLIS / HANLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang