[4] You are My Bride

1K 109 14
                                    

Seminggu berlalu sejak kejadian munculnya sosok tak dikenal dan menurut Lisa dan Rose mengerikan itu.

Rose akhirnya percaya pada perkataan sahabatnya. Bahkan menceritakan hal itu pada orang tua Lisa, tapi sayangnya mereka masih belum percaya.

Kejadian aneh seperti suara jendela yang seperti dilempari batu tidak terjadi lagi. Dan hawa dingin yang parah tak menghampiri Lisa lagi.

Lisa lega sebenarnya. Ia bisa tenang dan menjalankan aktivitas nya seperti biasa lagi. Sekolah, pulang. Sekolah, pulang. Seperti itu. Kadang ia main juga sih dengan Rose, seperti jalan-jalan ke mall atau bahkan nonton film.

Tapi, entah kenapa Lisa merasa ada bagian kecil dari dirinya yang menginginkan sosok itu untuk hadir.

Lisa penasaran. Teramat sangat.

Meskipun hawa lelaki itu sangat menyeramkan bagi Lisa, tapi wajahnya tak dapat Lisa lupakan. Pahatan sempurna karya Tuhan yang pernah Lisa lihat dalam hidupnya.

Begitu sempurnanya, bahkan malam tadi Lisa memimpikan lelaki itu.

Tapi, mimpinya menyedihkan.

Lelaki itu menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Lisa. Dan Lisa menangis hebat.

Ah, mimpi aneh.

Gadis cantik berambut pirang itu membaringkan tubuhnya dengan nyaman di atas ranjangnya. Zona ternyaman adalah kamarnya.

Berusaha untuk tidur tetapi sangat susah sekali sedari tadi. Fikirannya malah melayang ke kejadian seminggu yang lalu.

Dan tentang sosok lelaki itu.

Entahlah, Lisa merasa ada ikatan kuat antara mereka.

Lisa menatap langit-langit kamarnya yang dihiasi hiasan bintang yang akan terang jika dalam keadaan gelap. Seperti saat ini, bintang itu sangat indah untuk di lihat. Lisa sangat menyukai benda angkasa itu.

Indah.

"Seperti lelaki itu." Gumam Lisa.

Pahatan sempurna wajahnya tak mampu Lisa lupakan barang seinci saja.

Shhhhhh

Lisa berjengit kala merasa hawa dingin mengitari tubuhnya.

Tidak!

Ia tidak bermaksud untuk menghadirkan kembali sosok itu.

Gadis itu mengeratkan pegangannya pada selimutnya.

Deg

Deg

Deg

Jantungnya serasa ingin meloncat. Tak tertandingi rasa takutnya begitu sebuah asap tipis muncul di hadapannya.

Sosok lelaki dengan setelan jas hitam muncul dengan seringainya. "Merindukanku?"

Lisa menelan ludahnya yang entah kenapa terasa pahit.

Lisa mengaku ia memang penasaran akan sosok itu. Tapi, ia belum siap jika harus dipertemukan lagi.

Lisa melirik ke arah jam dinding kamarnya.

Apalagi ini tengah malam...

Wush~

Lisa menahan nafas saat tiba-tiba sosok itu sudah berbaring di sampingnya sembari menatapnya dengan sebuah senyum tipis.

Hawa dingin terasa menusuk sampai ke tulang. Dan Lisa merasa bibirnya bergemelatuk, takut.

"Jangan takut, sayang. Aku takkan memakanmu sekarang."

MY DIVERGE BOYFRIEND - HANLIS / HANLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang