Kilas Balik 01

2 0 0
                                    

Ruangan serba putih terlihat di layar besar tersebut, Nampaknya itu sebuah kamar di Rumah sakit.

"Ayoo bu dorong, terus bu." Terdengar suara wanita menyerukan sesuatu.

"Ibu pasti bisa, kuat bu, terus ayo." kini suara lelaki terdengar menyemangati.
Ternyata seorang Ibu tengah berjuang keras, keringat menetes deras didahinya.
demi sang malaikat yang hendak lahir keDunia, ibu itu berjuang mati matian melawan rasa sakit.

Sakit yang teramat sangat seperti Ratusan tulang yang hancur bersamaan didalam tubuh.
"Dia, Dia," bibir daniel bergetar, matanya kini berkaca kaca.

Oaaa..oaaaa..oaaa... suara tangisan bayi terdengar keseluruh penjuru kamar.

"Ibu.." Daniel menitikan air mata saat menatap ibunya yang terbaring lemas diranjang. Seungging senyum terukir dibibir pucat wanita itu.
"selamat Bu, Bayinya laki laki." ucap wanita yang tak lain adalah bu Bidan.

"lihat bu, matanya mirip dengan matamu, lihat dia menangis." bisik lelaki disampingnya tersenyum dengan mata berkaca kaca.

"Ibumu rela mempertaruhkan nyawa demi kedatanganmu di dunia"

suara berat terdengar menggelegar, Daniel menunduk, tanganya menutup mulut, Ia menangis.
"Lihat semua ini." sosok itu menyuruh Daniel kembali menatap layar.

***


Seorang bocah 5 Tahun terbujur selimut diatas tempat tidur, di dahinya menempel kain putih yang sudah dibasahi. bibir bocah itu pucat, dan tubuhnya nampak bergetar.

"Daniel jangan khawatir, ibu yakin nanti juga sembuh" Ibunya tersenyum, lalu
dipeluknya Daniel dengan lembut seraya mengelus rambut anaknya itu.
Dalam hatinya Resi sangat gelisah, ibu mana yang tenang saat melihat anaknya terbaring lemas di ranjang.

"Assalamualikum tante" suara bocah lelaki membuyarkan lamunan Resi, ditatapnya bocah berkaca mata yang tengah berdiri didepan pintu.

"Ehh Fauzan, sini masuk nak." Bocah berkaca mata itu mendekat dengan senyum mengembang, ditangannya membawa Kotak Berukuran sedang.

"Dan, ini aku bawa kue buat kamu, cepat sembuh yak." Anak itu menyodorkan kotak kue yang dibawanya.

"Terima kasih Fauzan." Daniel tersenyum dengan bibir pucatnya.

"Kuenya mama simpan dikulkas dulu yak, ntar kalo sembuh baru dimakan" Resi melangkah ke dapur.

"kamu masih panas ya?" Fauzan menempelkan telapak tanganya di kening Daniel.

"iya,," bocah itu menggiggil, sahabatnya nampak sangat khawatir bahkan matanya terlihat berkaca kaca.
"Aku doa'in kamu cepat sembuh"

***

"Kau lihat, Dia begitu peduli padamu, dia sangat menghawatirkanmu." suara itu menggema ke seluruh penjuru, pemuda itu terdiam sesaat lalu mendongak menatap layar.
"Fauzan, Sahabatku."

***

seorang lelaki melangkah dengan setelah jas abu abu,  ditanganya digenggam sebuah koper hitam.
"Wah Anak papah sudah besar sekarang, udah siap belum keSekolah baru?." ucapnya jongkok dihadapan bocah berseragam merah putih.

Aku ingat, dia adalah..., bibirnya bergetar dengan tatapan fokus ke layar besar didepanya. Ayahku
[Daniel menitikan air mata]

"nanti disekolah jangan nakal yak," Seraya membuka pintu mobil.

"pah kita kerumah Fauzan dulu ya."

"Ok, Berangkat!!" Pak joko pun melajukan Mobilnya dengan kecepatan sedang.
mereka tampak senang bernyanyi nyanyi diDalam mobil.

~Disini senang diSana senang dimana mana hatiku senang~

Tanpa Joko sadari, sebuah truk besar melaju diArah yang berlawanan, "Ayaaah" teriak daniel, seketika Joko Banting setir ke Kanan sehingga laju mobil tidak terkontrol. Duaaakk.. mobil sedan hitam itu menabrak pohon sampai bagian depan mobil mengeluarkan Asap.

keadaan berubah duka, kini daniel dan beberapa orang berdiri menatap gundukan tanah, Lalu satu per satu orang orang pergi meninggalkan makam, kecuali daniel, Bu Resi dan Fauzan.

"Ayah pergi ya bu." Bocah itu berdiri menahan air mata, di dahinya menempel sebuah perban putih dengan sedikit obat merah dibagian kiri pelipis mata.

Resi hanya diam, Fauzan mendekat dan mengelus bahu Daniel.
"Ayah kamu belum pergi, Aku percaya dia ada didekat kita namun tidak terlihat" kata Fauzan, Daniel menoleh.

"Benarkah?"

Fauzan mengangguk.

***

kembali ke tempat Sunyi nan gelap, dimana hanya ada Pemuda bernama Daniel dengan sosok mengerikan.
"Aku belum mengerti dimana aku sekarang, dan kenapa kau menunjukan semua ini?"

"Ada beberapa hal yang perlu kau ketahui, Dengan melihat semua ini kamu akan mengerti." sosok itu menjawab seakan akan ada sesuatu yang tengah disembunyikannya.

"persahabatanmu dengan Fauzan sangat erat, Dari SD hingga SMP kalian selalu bersama, Canda tawa sering terukir diwajah kalian. Namun keadaan mengubah sesuatu, dimana itu terjadi setelah kalian beda Sekolah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Hari Di DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang