Prolog

4 3 2
                                    

Gelap, sunyi, lembab dan tak berujung. pemuda itu terbangun dengan pertanyaan dibenaknya.

"dimana aku?" kalimat pertama yang keluar dari mulutnya menggema diseluruh penjuru, air matanya pun mentes. dipandangnya kaki dan tubuhnya yang berbalut kain putih.

Ha..ha..haaa.. mendadak suara tawa bak petir terdengar menggelegar, sangat mengerikan, sampai sampai pemuda tersebut menutup telinganya.

"Daniel..Daniel.." suara yang entah darimana itu menyebut nama pemuda tersebut.
"siapa disana? tolong jangan sakiti Aku" teriak pemuda itu mendongak keatas.

"engkau tau dimana dirimu sekarang?" Daniel terdiam, lalu menggeleng.

"Saya tidak tau, Tolong saya,, dimana Ibu?" tanya daniel dengan tangis menyertainya.

"untuk apa kau mempertanyakan ibumu?" Daniel tersentak dengan pertanyaan suara misterius tersebut.
"Apa maksud kamu!!!" teriaknya, brrrr...mendadak hawa terasa dingin, Pemuda itupun memeluk erat dirinya sendiri.
Tiba tiba muncul sosok tinggi besar dengan Jubah Hitam menempel di tubuhnya, matanya merah menyala serta wajah yang mengerikan. Daniel saja hampir dibuat pingsan.

"Tak ingatkah dirimu kenapa bisa datang kemari?"

pemuda itu merenung, matanya menutup dan hatinya begitu gelisah. entah kenapa dia tak bisa mengingat apapun.
"lihat ini"

sosok tinggi itu menyodorkan tanganya yang besar dan hitam, wuzzz.. sebuah persegi mirip Televisi Raksasa terpapang didepan pemuda tersebut.
"apa itu?" menoleh kearah sosok tinggi besar disampingnya.

"Lihat sendiri."
terpapang jelas sebuah gumpalan hitam dilayar raksasa tersebut, kemudian secara perlahan membentuk sebuah Ruangan dengan cat serba putih.

7 Hari Di DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang