k e t i g a

174 17 0
                                    

Pusing yang kurasakan mendadak hilang, pikiran yang berkeping-keping kembali menyatu, sepertinya aku berhasil kembali, tetapi akupun tidak mengenali tempat yang sedang kulihat sekarang, yang jelas aku tlah kembali, suara sirine mobil dan lagu-lagu klasik membuatku sadar aku berhasil kembali.

"Syukurlah, terimakasih Joe, kuharap kita bertemu lagi." kataku sambil tersenyum, berbicara sendiri, berharap ada jawaban.

Aku sedang berada di gudang alat musik seseorang, tak tahu siapa pemiliknya, sekarang ini aku hanya mencoba untuk keluar dari rumah ini.

"Ah! pintunya terkunci, begitupun jendelanya!"

sial. aku harus apa? ingin lihat isi otakku?

1. mencoba mendobrak pintunya.
2. berteriak minta tolong.
3. tidur semalam disini.

kurasa pilihan pertama lah yang akan ku lakukan sekarang, bersiaplah Av!!
3.. 2...1...

BRAKKKKKKK!!!!!
aku malah terjatuh karena seperti mendorong angin, iya aku menembus pintunya, aku tidak bisa menyentuhnya, dan suara gebrakan yang tadi adalah tubuhku yang terjatuh.

ah! sakit! lututku terkena lantai, tetapi aku berhasil keluar, sekarang aku sangat merasakan jantungku yang berdebar-debar.

"tak.. tok.. tak.."
suara langkah kaki?
.
.
aku harus bersembunyi!
.
.
"Arkandra..? ayo makan malam nak.."
suaranya seperti seorang ibu, terdengar dari tangga.
.
.
"Iya maa sebentar, Arkan lagi main game."
suara itu terdengar dari pintu sebrang, aku sedang bersembunyi dibawah meja telepon.
.
.
"Ayo nak... Ayah akan pergi sehabis makan malam."
.
.
"Ck.. baiklah aku kebawah"

Anak itu mengenakan jacket dan langsung menuju ke lantai satu, mungkin untuk makan malam, dan kelihatannya anak itu seumuran dengan ku, namanya sih familliar di telingaku, tapi sudahlah yang penting aku harus keluar dari sini, tapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak itu mengenakan jacket dan langsung menuju ke lantai satu, mungkin untuk makan malam, dan kelihatannya anak itu seumuran dengan ku, namanya sih familliar di telingaku, tapi sudahlah yang penting aku harus keluar dari sini, tapi.. anehnya anak laki-laki itu melihatku, tetapi ia seperti kebingungan dan tidak terfokus, apa mungkin aku tidak kasatmata? aku tidak terlihat? sepertinya iya, karena aku hanyalah setengah dari jiwaku, jiwaku yang lain ada di ragaku.

Akupun dengan santai menuju lantai pertama, terlihat sekumpulan keluarga yang sedang makan malam, ada seorang Ibu yang sedang memasak di dapur, seorang Ayah yang membaca koran, dan kedua anaknya, yang satu laki-laki, dan yang kecil perempuan. Aneh rasaku melihatnya, karena tidak pernah seumur hidupku aku merasakan hangatnya kebersamaan. Aku hanya terfokus pada pintu keluar rumah ini.

Aku berhasil keluar, aku tidak tahu ada dimana, ketika kulihat jalan raya aku mulai menyadari kalau aku ada disuatu tempat yang tidak asing, aku hanya harus menemukan ragaku, itu saja.
• •
mohon maaf episode kali ini pendeeek banget:( author lagi sibuk nugas nih!! lain kali aku panjangin lagi yaa! yuk bantu share dan like dan comment😘

A V I L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang