Cemburu Senja

112 15 12
                                    

Pulang sekolah mengusir semua murid di dalam kelas. Mereka bergerak dinamis, berwajah ceria untuk mengambil jatah rehat yang semakin sedikit di rumah. Aku masih singgah di kelas  untuk bercengkrama sebentar sembari melepas penat yang dirasa. Bermain gadget keseharianku dengan tetangga kelas. Bosan terasa, ingin pulang. Kita pulang menggunakan sepeda motor agak besar. SPBU tujuan utama karena si motor agak besar mulai haus.

Ramai suasana SPBU, banyak tunggangan-tunggangan yang haus yang telah menjalani perjalanan jauh memuaskan hasrat sang tuan. Varian rasa yang ditawarkan cukup banyak. Aku menunggu panjangnya antrian yang mengisi tangki bensin tunggangannya. Disela-sela ketika menunggu, tak sengaja ku melihat seorang gadis kecil lucu tengah berjalan-jalan dengan kakeknya. Menikmati suasana senja kota, di tengah hiruk-pikuknya kehidupan. Cerita-cerita lawas kakek lontarkan kepada cucunya. Cucunya mendengarkan, bertanya-tanya pertanda penasaran akan pengalaman sang kakek yang menurutnya "wah masa kek ?" Baru memang hal baru pengalaman yang kakek ceritakan, tidak pernah terasakan oleh dirinya. Mereka berjalan melewati aku yang tengah berdiri menatap mereka dengan penuh rasa. Rasa 'Cemburu'. Bukan cemburu remaja labil, bukan cemburu cinta monyet, bukan cemburu seorang lelaki yang melihat pasangannya berselingkuh di depannya. Tapi cemburu melihat sebuah momen langka, moment yang mungkin sudah lama ku tidak merasakannya dan mungkin lupa kehangatan itu terakhir  kapan didapatkan.

'Cemburu' mungkin bukan kata yang berlebihan untuk melihat moment itu. Bisakah membeli moment itu dengan gunung emas ? Tidak, lautan emas ? Tidak, tidak, tidak cukup segunung emas, untuk ditukarkan dengan kebahagiaan, lautan emas tak seharga. Lalu bagaimana mendapatkannya ? Pergi, bicara, dan katakan "Aku rindu menikmati sore denganmu kek!".


Mahal bukanlah kebahagiaan yang seutuhnya, tapi kesederhanaan dari hati yang tulus mencintai, akan tumbuh buah kebahagiaan yang hakiki

***

Tama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang