Ijinkanku Egois Satu Hari Saja

11 0 0
                                    

Jam dinding masih berlari mengitari porosnya
Beristirahat di angka 7 menunjukkan mentari juga ingin ikut berolahraga dan menyapa dunia
Berbaring termenung ku seperti biasa
Malas rasanya mengganti kulit tidur dengan kulit baru mandi
Monotone seperti hari ke hari entah perasaan ini selalu gundah
Tak merasa senang ketika di kamar
Di luar ku pasang topeng jokerku yang ku beli di pelataran toko jln. H Zaenal Mustofa
Di kamar pikiran kabur, memikirkan yang seharusnya tidak perlu dipikirkan kata, orang-orang
Namun bodohnya diriku berkutat terus di zona ingin terus memperjuangkan ego ingin mencintai seorang yang tidak jelas hatinya untuk siapa. Untuk ku? Atau Untuknnya?
Mungkin wajar ku bertanya-tanya perihal itu. namun sampai kapan pertanyaan ini tak akan terjawab? Sampai ku mati membatu seperti fosil-fosil zaman dulu?
Apabila ditanyakan terasa kurang senonok melakukannya. Kemungkinan besar dia yang akan lari terbirit-birit mendengarnya dan berakhirlah cerita ini
Temanku berkata layaknya itu mudah dilakukan "sabar dulu, memang ini alurnya. Jalani saja"
Ku ikuti nasehat itu dan malah diriku sendiri yang jadi malas makan nasi, malas makan telur dan mie. Makan hatilah setiap harinya
Inginku sehari saja egois
Memaksamu menjadi yang ku mau
Bersikap, berperilaku, bertuturkata. Kasarnya ku sutradaranya kau aktrisnya.
Sisi lain ku ingin seperti itu namun apa artinya itu hanya sebuah kebohongan.
Ku bahagia dengan kebohongan, tertawa terbahak-bahak karena settingan? Bukan bahagia yang ku inginkan
Ku ingin kita saling
Saling menyayangi, mencintai, mengasihi, menegur, menghargai bersama dalam segala hal
Yah apa mau dikata itu semua ekspektasi yah sudahlah ku makan saja terus ekspektasi ini sampai ku buncit dan kau suka kepadaku dengan kebuncitanku

Tama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang