Ya! dan aku akan menjadi matahari yang bisa menerangimu dari kesedihanmu itu!"ucap Anna tersenyum. Lalu memeluk Vero dengan kehangatan.
.
.
.
.
Author PovMalam itu begitu cepat, bagaikan panah yang di lemparkan maju secepat kilat.
Anna bangun dari tidurnya, lalu melihat uang dan seutas kertas tertulis di setiap garisnya.
"Tidurmu pulas sekali, Aku tak tega membangunkanmu, aku ada urusan pagi ini, jika kau sudah bangun, makanlah dulu sudah kusiapkan di meja makan, dan maafkan aku.. aku tak bisa mengantarmu pulang, jadi pulanglah naik taxi, dan bawa uang ini.
Dari Vero"Tulis surat itu.Anna pergi mandi dan langsung bergegas pergi ke meja makan dan melihat nasi goreng dan telur, Anna langsung melahapnya.
.
.
.
.
Vero PovAku ingin pergi darinya, entahlah.. Aku melihat sesuatu pada diri Anna, dia sangan mirip dengan Renata, kekasihku dulu, cerewetnya, tingkahnya, dan tatapan matanya semuanya mirip.
Sebenarnya ini hari libur kerjaku, tapi Aku sengaja pergi pagi ini untuk menjauhi Anna, Aku takut dia nanti akan pergi meninggalkanku, seperti semuanya.. Ayah, Ibu, Renata.. Semuanya pergi dariku, dan di sisa hidupku ini, aku tak sanggup kehilangan seseorang untuk kesekian kalinya lagi. Maafkan aku Anna.
Sudah jam 02.23 mungkin Anna sudah pulang, sebaiknya aku pulang sekarang.
Kunyalakan kunci mobilku dan melaju, ketika aku sudah sampai dirumah, aku kaget dengan Anna yang berdiri di depan rumahku. Aku langsung keluar dari mobil dan menuju ke Anna.
"Anna? Kenapa kau tidak pulang? Aku tadi meninggalkan uang untukmu apa kau tidak tahu?"
"Hehe.. Sebenarnya Aku tadi sudah pulang, karena aku tak suka berhutang jadi ini ku kembalikan uangmu"ucap Anna menyodorkan uang kepadaku.
"A..apa!? Tapi aku tak berniat menghutangimu Anna!"ucapku.
"Sudahlah ambil saja!! Ohh iya sebenarnya aku lapar sekali, yuk kita makan, biar Aku yang traktir! Ayo jalan! "ucap Anna masuk kedalam mobilku.
"Can you be polite? Itu mobil ku!"ucapku.
Entah apa yang di inginkan wanita ini, Aku hanya menurutinya saja, Dia sungguh keras kepala, aneh, tapi lucu bagiku.
"Kau mau kemana?"ucapku.
"Terserah kau saja, aku hanya ingin makan"
"Jangan membuatku bingung Anna!"
"Aku bilang terserah kau saja!!"
"Hmmm.. Aneh!"
Akhirnya aku memilih restoran yang mungkin Anna akan suka. Anna memesan spageti.
"Kau tak memesan makanan?"Tanya Anna.
"Tidak, Aku tidak lapar, Kau saja yang makan!"
"Cihh padahal Aku ingin mentraktirmu, bodoh!"ucap Anna.
.
.
.
.
Anna PovHari mulai sore 05.20 Aku ingin mengajaknya ke suatu tempat..
"Vero.. Aku ingin ke suatu tempat"ucap ku.
"Tidak"ucap Vero singkat.
"Kalau Kau tidak mau, Aku akan membunuhmu!"
"Coba saja"
Aku langsung menggelitikinya, dia langsung menjerit minta ampun.
"Anna hentikan! Nanti kita akan tertabrak!!"ucap Vero teriak.
"Tidak akan, selagi kau tidak menurutiku hahaha.."
"Baiklah.. Baiklah kita akan pergi!! Sudah hentikan Anna!!"ucap Vero.
"Oke"ucapku tersenyum geli.
Tibalah kita di suatu tempat. Tempat yang indah.. Taman, dimana banyak begitu bunga-bunga yang indah, gelap namun di penuhi cahaya bulan. Aku dan Vero langsung duduk di kursi taman.
"Kenapa kau ingin kesini?"ucap Vero.
"Entahlah.. Aku nyaman ketika disini, kadang aku membuang kesedihanku disini"ucapku.
"Jadi Kau sering kesini?"Ucap Vero.
"Iya"Ucapku tenang sambil tersenyum kecil.
"Kau tau hidup itu sangat melelahkan bukan? Hudupmu penuh luka, bagaikan gelas yang pecah, aku pun pernah sepertimu. Jadi aku ingin menyambung gelas yang pecah itu"Ucapku tersenyum memandang bulan di langit yang begitu gelap.
Vero tak tau harus bagaimana.
"Begitu bodohnya aku tertarik denganmu, tertarik untuk membuka gerbang hatimu yang kosong namun tertutup rapat oleh kenangan yang begitu menyakitkan"Ucapku perlahan menatapnya.
"Vero.. Sepertinya aku telah mencintaimu. Bagaimana denganmu?"Ucapku lagi, aneh, sungguh aneh memang menyatakan hal ini pada laki laki.
"A apa katamu?"Ucap Vero terbata bata.
Entah apa yang aku rasakan saat ini aku ingin menyentuhnya. Perlahan aku mencoba mendekat. Sekarang kami mulai saling bertatapan, dekat! Dekat sekali, aku mencoba mencium bibirnya lembut dan perlahan Vero membalasnya..
Suasana yang indah, ditemani bulan yang terang, bagaikan berada di surga, entah kenapa aku merasa takut kehilangannya.
Aneh mungkin, aku seperti perempuan yang tak punya harga diri untuk menyampaikan isi hatiku padanya, tapi mau bagaimana lagi? Hatiku tak ingin diam.
Seketika aku melepas ciumanku, sepertinya hatiku ingin berkata lagi..
"Vero.."Lirihku.
"Ya?"Tanya Vero.
"Jangan tinggalkan aku kumohon.."Ucapku penuh permohonan padanya.
Entah setan dari mana yang telah merasuki Vero, dia membalas senyuman penuh arti padaku, kemudian memelukku.
*****
Aku nulis cerita ini dari hati loh, hati yg selalu tersakiti :D
Btw vote ya❤ kalo mau kenalan sama author, ini ig aku @hamidah.wdf
Salam cintaku pada orang yang baca cerita ini.❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Dan Bulan
Dragoste"Tolong jangan bersedih.. kau tau bulan seterang itu karena apa?" "Karena bulan memantulkan cahaya dari matahari, bulan tak akan bercahaya jika tak ada matahari" - Alvero bramanta - "Ya! dan aku akan menjadi matahari yang bisa menerangimu dari kesed...