TIGA

73 7 2
                                    

Tanpa mengganti pakaiannya, Kafka pun berlari kecil menuruni anak tangga saking semangatnya ia hampir saja terpeleset.

Belum saja kakinya sampai dilantai. "Mau kemana kamu bang?" Tanya Delia. Yap! Delia itu adalah Mama dari Kafka, nggak mungkin kan kalau Delia Mama dari si Anak Gembala itu.

Kafka menghela napas panjang. "Keluar" Jawabnya singkat

Berdecak sebal terkadang anaknya ini memang menyebalkan sekali, kalau sudah menjawab pertanyaan yang selalu singkat. "Maksudnya keluar kemana?"

"Nganterin juragan domba" Ucapnya malas

"Juragan domba maksud kamu apa bang?" Tanya Delia

"Mama tau Tasya penyanyi cilik itu kan? Anak Gembala itu lho ma, nah Kafka berteman sama dia"

"Tasya? Sejak kapan kamu berteman dengan artis? Sejak kapan juga mama mengajarkan kamu menjadi lelaki pengganggu rumah tangga orang? Dia sudah nikah Kafka jadi tolong jangan halu, mengerti?!" Bentak Delia

"Lagi pula dia juga sudah memiliki suami, mana mungkin dia minta tolong kamu untuk mengantarkan dia ke suatu tempat" Lanjutnya

"Kafka bakal jelasin setelah Kafka pulang, jadi sekarang Kafka ijin keluar dulu ya"

"Assalamualaikum" ucap Kafka sembari mencium punggung tangan Delia

***

Setelah sampai depan rumah Tasya, ia pun segera mengeluarkan ponselnya berniat untuk menghubunginya.

Bukan, bukan Kafka tidak berani masuk dan bertamu kedalam rumah Tasya.

Hanya saja ia belum siap bertemu dengan orang tua Tasya. Semenjak empat bulan berteman dengan Tasya, ia belum pernah mendapatkan ajakan atau sekedar tawaran untuk berkunjung ke dalam rumah itu.

Kafka hanya sekedar mengantar dan menjemput Tasya saja, tidak lebih. Yap! Kadang Kafka berpikir apa bedanya ia dengan ojek online lainnya. Hanya beda ditarif aja, bedanya ojek online memasang tarif ongkos antar jemput dan Kafka tidak memasang tarif ongkos antar jemput.

Menurutnya hitung-hitung pahala saja, tidak apa-apa ia tidak dibayar toh ia memang senang direpotkan oleh Tasya.

Toh, kalau ia berharap dibayar oleh Tasya. Lalu apa bedanya ia dengan ojek online lainnya.

Tasya sudah berteman dengan Kafka sekitar empat bulan dan Tasya merupakan murid baru di kelas XI jadi ia belum terlalu mengenal sosok Tasya begitu dekat.

Untuk berusaha agar lebih dekat dengan Tasya, terkadang Kafka selalu menggoda nya dengan rayuan atau joke recehnya itu.

Sampai akhirnya, Tasya harus rela menerima nasib untuk berteman dengan manusia seperti Kafka Aditya.

Kafka pun segera menelfon gadis itu.

"Hallo"

"Apa si elah"

Kafka terkejut dengan jawaban yang dilontarkan gadis itu. Tasya yang memintanya tolong tapi setelah ia menolongnya, gadis itu malah ketus terhadapnya.

"Gue depan rumah lo"

"Lagi berak dulu bentar"

Baru saja ia ingin menjawab, tiba-tiba sambungan itu terputus.

Apa tidak seberdosa itu gadis yang sedari tadi ia tunggu, berbicara seperti itu?

Sudah diminta tolong dan sekarang ia harus menunggu gadis itu yang sedang mengeluarkan sesuatu yang sangat berharga nan indah?

Mungkin gadis itu ingin mengumpulkan dan mengeluarkan pundi-pundi emas.

💩💩💩

KAFKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang