EMPAT

118 3 0
                                    

Masih setia dengan posisi duduk diatas motor, Kafka masih asyik menunggu gadis penggembala domba selesai mengeluarkan sesuatu indah nan berharga nya itu.

"Gue yakin pasti si penggembala domba itu, kalo berak dirumput" gumam Kafka

PLAAAAK....

Tiba-tiba Kafka merasakan ada sebuah tangan yang memukulnya cukup keras.

"Maksud lo apa? Bilang gue berak dirumput? Jangan pikir gue nggak denger ya?!"

Siapa lagi jika bukan manusia penggembala domba yang hobi mencuri mentimun.

Eh salah itu namanya kancil, maap receh dikit.

"Lo salah denger kali, orang gue lagi chattingan sama mama gue. Masa iya kucing gue beraknya bukan dipasir tapi dirumput, ngakak banget tau nggak si sya?" Ucap Kafka

"Kayanya lo harus periksa telinga lo deh sya. Kasian banget ya idup lo, udah jadi penggembala domba eh sekarang telinganya bermasalah pula" lanjut Kafka

PLAAAAK....

Untuk kedua kalinya badan gue habis disiksa oleh manusia yang satu ini.

Gue gabisa ngebayangin gimana rasanya, kalo gue jadi suami dia. Bisa mati berdiri gue dalam satu jam kalo begini terus.

"Astaghfirullah, ampuni semua kesalahan gebetan aim ya Allah. Hamba sudah lelah disiksa mulu, semoga gebetan aim segera diberi hidayah" ucap Kafka

"Nih liat" ucap Tasya sembari memberikan ponsel miliknya kepada Kafka.

"AMPUNI AIM YAALLAH, AIM JANJI GAAKAN NGEJEKIN SI PENGGEMBALA DOMBA LAGI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AMPUNI AIM YAALLAH, AIM JANJI GAAKAN NGEJEKIN SI PENGGEMBALA DOMBA LAGI. HAMBA JANJI TIDAK AKAN MENGOLOK-OLOKKAN DENGAN GELAR YANG BURUK "

Kafka tiba-tiba menundukkan kepalanya. "Ampun ukhti..."

🔥🔥🔥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAFKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang