🍁
Hujan menyirami tanah dan rumput dengan garang. Pohon-pohon pu tak luput dari siramannya. Saat-saat seperti ini, siapaun orangnya pasti nggak berani keluar rumah kalo nggak pake payung atau mantel hujan. Tapi itu nggak masuk dalam perhitungan cowok yang satu ini.
Dengan tenang dia berdiri ditengah guyuran hujan, menengadah kelangit, seolah-olah menunggu sesuatu jatuh.
Tidak ada seorang pun yang memerhatikannya, karena dia memang nggak bisa dilihat orang. Dia tetap berdiri diam dalam lindungan pohon. Tiba-tiba dia tersenyum penuh kemenangan, terpancar dari matanya yang berkilau aneh. Dan hujan tiba-tiba mereda, menjadi tetes tak berarti yang terus membasahi alam dan juga dia.
Ketika hujan telah selesai membasahi apapun yang dapat dibasahinya, cowok itu membentangkan tangan seperti menyambut sesuatu dari langit dan kemudian tetawa. Tawa aneh. Penuh dengan kegembiraan yang aneh, dan kemudian dia menurunkan tangannya, dan berlutut ditanah. Bukan. Dia tidak berlutut tapi berbaring, dan tidak bergerak lagi. Senyum masih tersisa di wajahnya.
Darren menyambut akhir pengembaraannya dengan puas dan tenang. Dia senang bisa pulang, dengan membawa semua keindahan hati yang telah lama ditunggunya. Akhirnya.
🍁