"Zi... Kau didalam?"
Tak mendengar jawaban, Seungcheol membuka perlahan daun pintunya dan masuk dalam studio. Dan ia melihat orang yang ia cari tertidur di sofa yang memang disediakan untuk duduk tamu yang berkunjung.
Seungcheol melepas jaketnya dan menaruhnya di atas tubuh Woozi supaya sedikit menghangatkan suhu tubuhnya. Kemudian berjongkok di depan sofa dengan pamdangan yang terkunci di wajah milik Woozi yang tertidur. Wajah yang berbeda ketika Woozi membuka matanya dan berwajah datar dan dingin.
Ah, ia iri pada Wonwoo yang lebih sering melihat wajah damai ketika Woozi tertidur. Mereka satu kamar, apalagi Wonwoo selalu bangun awal daripada Woozi.
Lama memandangi Woozi, membuat matanya semakin berat untuk menatapnya lebih lama. Wajah itu tersimpan dengan baik di memorinya dan sekarang lensa matanya sudah tertutup sempurna diikuti kepalanya yang jatuh ke sofa disamping Woozi berbaring.
****
Pagi hari Daerin sudah mendengar suara berisik dari dunia mimpinya. Suata itu makin nyata ketika ia menggerakkan kornea matanya dan membuka dengan sempurna. Kembali menuadari bahwa seseorang yang memasak di dapur sangat menganggu.
Ia berguling tengkurap dan diam beberapa saat lalu kesal karena suara itu semakin berisik. Suara makanan yang di goreng. Dan ini tidak seperti biasanya terdengar sampai kamarnya.
"Kenapa pintu kamarku terbuka!" runtuknya saat ia terduduk di kasurnya.
Daerin beranjak dari kasur dan langsung keluar kamar setelah membasuh mukanya. Tanpa sikat gigi atau membenarkan tatanan rambut panjangnya. Ia menuju meja makan yang menyatu dengan area dapur untuk meletakkan kembali kepalanya di meja.
"Untuk apa bangun kalau tidur lagi, Rin?"
"Berisik!" Wonwoo tersenyum setelah melihat Daerin.
Wonwoo memindahkan makanan yang di masaknya di piring dan meletakannya di meja makan.
"Angkat kepalamu dan sarapan!" dua detik kemudian Daerin melaksanakannya.
"Tak mau makan? Bukalah matamu Rin! Mau sarapan atau tidak?"
"Arraseo! Dasar cerewet!" Daerin terpaksa membuka matanya dan makan sarapannya.
>>>>
Daerin mengganti channel dengan acak. Mencari acara tv yang bukan berita, bukan drama, bukan iklan, bukan kartun, bukan....
"Kalau tak suka acaranya matikan tvnya!" Wonwoo berucao enteng dari sofs sebelah. Ia lelah mendnegar audio tv yang berganti- ganti.
"Berisik!"
"Ya!...."
"YA! BERHENTILAH MEMBUAT MOOD KU MAKIN HANCUR!"
Wonwoo menghentikan aktifitasnya dan memilih untuk memperhatikan Daerin yang barusan berteriak. Mungkin karena Woozi- nya direbut oleh Seungcheol.
"Kau marah? Lalu apa gunanya aku disini kalau tak bisa membuat mu baikan."
"Maksudmu?"
Pintu apartemen terbuka, pandangan mereka berdua beralih ke orang yang baru saja memasuki apartemen. Wonwoo menghela nafasnya. Belum mulai sudah gagal. Melihat Seungcheol dan Woozi sekarang, Daerin malah semakin kesal.
Daerin menghembuskan nafasnya lelah. Menahan kesalnya yang sangat kesal. Lantai yang dingin tak mampu mendinginkan hati dan pikirannya ketika matanya terus tertuju pada lantai.
Seakan mengerti, Woozi langsung masuk ke kamarnya dan segera mandi. Seungcheol juga memasuki kamarnya yang sebelumnya berbicara lewat tatapan mata dengan Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With You
Teen FictionHidup satu atap dengan para Namja yang sangat mapan adalah kisahnya. Tapi pada akhirnya? Ia akan hidup hanya dengan Satu Namja saja. Mainstream......Maybe. Spesial Cast: JEON WONWOO LEE JIHOON CHOI SEUNGCHEOL