©7

58 5 0
                                    

Seungcheol menutup kulkas kembali setelah mengambil minuman kaleng dan berjalan untuk menuju ruang tengah. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Namun penghuni apartemen yang disewa Woozi masih fokus melihat film di layar datar.

Seungcheol kembali duduk di karpet bersebelahan dengan Wonwoo yang fokus melihat layar, sementara tangannya sibuk mengambil popcorn dan membawanya menuju mulut untuk di kunyah.

Diatas sofa sudah ada Woozi dan Daerin yang fokus melihat film. Seungcheol membuka penutup kaleng dan langsung memberikannya pada Daerin.

"Besok weekend. Kalian mau ikut MT tidak?"

"Aissh aku sedang menonton filmnya. Diamlah!"

"Aku lebih memilih tidur."

"Diam!"

"Aku ikut, hyung." seru Wonwoo.

"Ya!" Daerin mulai kesal saat dua namja yang duduk di lantai berisik.

"Woozi-ya, kau harus ikut. Aku tidak bisa pergi jika kekasihku dirumah."

Seungcheol berhenti tersenyum setelah Daerin meninggalkan ruang tengah dan menutup pintu kamar dengan keras. Woozi dan Wonwoo menghela nafas dan menatap tersangka masalah baru.

"Aku melakukan apa?" tanya Seungcheol dengan tatapan polos.

"Kau disuruh diam tapi malah terus bicara."

"Dan hyung menyebut Woozi sebagai kekasihmu didepan Daerin." tambah Wonwoo.

"Woozi-ya, kita kan berpacaran. Lupa?"

"Daerin masih cemburu dengan mu hyung! Jadi jangan menyinggungnya lagi didepan Daerin."

*****

Tok tok tok

Wonwoo mengetuk pintu kamar Daerin dipagi hari. Saat ia sudah siap dengan kaos putihnya dan memakai kemeja yang tak dikancingkan. Dipadukam dengan celana jeans hitam yang melekat di kakinya.

"Rin-ah, bangunlah. Dan buka pintunya." teriaknya. "Rin, buka pintunya atau aku akan masuk dengan kunci cadangan!" tak ada sahutan. Wonwoo memasukkan kunci cadangan ke lubang kuncimya dan membukanya.

Mendekati ranjang Daerin dan membangunkan Daerin. Bukannya berhasil. Daerin malah membelakangi Wonwoo, membuatnya tahu jika Daerin masih kesal.

"Rin-ahh, bangunlah. Ayo kita melakukan MT. Cheol hyung sudah menunggu di depan. Daerin sayang." Wonwoo mendapat pukulan dengan bantal putih dari Daerin. "Bangun atau... Bagus. Mandi sana! Aku akan menyiapkan barang bawaanmu."

Wonwoo sudah melihat Daerin memasuki kamar mandi. Ia kemudian mengambil ransel Daerin dan mulai memasukkan keperluan Daerin. Tak banyak sih, charger, earphone, lotion, parfum, topi, kacamata hitam, suncream, dan bedak. Kemudian melihat Daerin yang sudah keluar dari kamar mandi dam sudah lengkap memakai celana jeans hitam dan hoodie pink yang manis.

Wonwoo menata rambut Daerin yang tadi berantakan di depan meja belajar dan mulai mencatoknya.

"Aku tak mau membawa tas itu, taruh saja barangku di tasmu!"

"Aku tahu. Nanti aku yang bawa. Aku sudah memasukkan barangku ke tasmu itu. Jadi santai saja."

"Kita mau pergi kemana?"

"Pantai."

"Kenapa harus pantai!"

"Woozi yang menginginkannya."

****

Mobil milik Seungcheol sudah melaju mengikuti jalur tol yang mengarah ke kota Busan. Kota asal Woozi tentunya, Sekali saja Woozi menyempatkan melihat pantai timur kota Busan. Woozi yang duduk di jok depan melihat kaca spion, sebuah sedan mewah yang dikemudikan Oleh Soonyoung.

Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang