©4

72 5 0
                                    

"Tak ada Woozi sekarang.  Apa yang kamu bilang sama Daerin?"

"Itu....dia tidak tahu caranya melupakan orang Woozi. Jadi aku kasih saran dengan pengalihan. Tapi aku tidak tahu dia akan jadi seperti itu."
,
"Woozi mulai sayang sama Daerin. Tadi pagi dia bilang seperti itu."

"Apa itu artinya kau menyerahkan Woozi?"

"Tidak, bukan itu. Aku melihat Woozi menyayangi Daerin sebagai adik. Dia sangat ingin punya adik perempuan. Tapi Woozi tak mengenal Daerin yang fangirl. Dan mungkin ia tak terima jiwa fangirl nya ada pada diri Daerin. Dan itu salahmu, Won!"

"Aku....."

"Kamu pemicunya. Jadi sembuhkan dia!"

"Aku? Bagaimana bisa?"

"Woozi adalah healingnya. Tapi bahkan orang lain bisa jadi healing untuk Daerin.

Wonwoo bukan orang bodoh. Kelewat pintar malah. Namun ia masih bingun dengan Woozi dan Daerin. Mereka berdia sama- sama memegang healing masing- masing. Tidak.

Ia pilunya prediksi lain. Healing yang dimaksud bisa jadi pengalihan. Daerin menyukai Woozi sebagai pengalihan fangirl. Dan fangirl adalah pengalihan Woozi.

Dan pengalihan fangirl yang sekarang bisa jadi orang lain. Bukankah Daerin harus menemukan orang untuk pengalihan. Dan ia mengerti bahwa ia berkesempatan menjadi pengalihan fansgirl.

****

Woozi sudah terbaring di kasur Daerin. Kelelahan mungkin, jadi langsung tidur saja. Sementara si pemilik kamar  duduk di sofa santai sambil membaca buku dengan fokus. Tapi rasa kantuk harus menyerangnya. Hingga keduanya tertidur di kasur dan di sofa.

Seungcheol yang penasaran Woozi lama tak keluar akhirnya memasuki kamar Daerin. Dan ia menghela nafas saat Daerin dan Woozi tertidur. Ia menutup kembali pintu kamar dan berlalu ke dapur menyusul Wonwoo yang mempersiapkan makan malam.

"Mereka ngapain?" ucap Wonwoo sambil mencuci sayuran.

"Ketiduran."

"Mwo? Satu kasur?"

"Tidak. Woozi menguasai kasur dan Daerin di sofa. Dia tertidur sambil membaca buku."

Tanpa Seungcheol tahu, Wonwoo bernafas lega. Posisi membelakangi Seungcheol telah menyelamatkannya.

"Perlu ku bantu?"

"Eoh? Eum potonglah sayuran ini." Wonwoo meletakkan sayuran yang sudah ia cuci di meja dan ia beralih mengambil panci dan menaruhnya diatas kompor.

****

Woozi memakai jaketnya dan berjalan ke  arah pintu dan memakai sepatu. Ia harus menyelesaikan lagunya. Walaupun ia sudah menyelesaikan satu lagu. Namun ia masih harus membuat lagi yang lain lagi. Selama ia bisa membuat lagu, maka ia akan berkerja keras untuk membuatnya.

Seungcheol tahu kemana Woozi pergi dan ia berinisiatif untuk mengantarnya dan menemaninya. Sesekali membantunya. Bagaimanapun, Woozi adalah bawahannya yang harus ia lindungi.

*****

"Woozi oppa pergi."

"Dia harus tetap membuat lagu, Rin. Untuk membuat artisnya semakin cepat comeback."

"Aisshh.."

Wonwoo sibuk kembali dengan tugas kantornya. Ia kembali membuka lembar demi lembar kertas laporan dan memasukkan data dalam laptop nya. Tanpa menyadari jika diperhatikan Daerin dengan kesal.

Hingga merasa di abaikan oleh Wonwoo. Daerin menutup bukunya dan membawanya ke kamar. Dengan santai ia mulai mencolokkan beberapa kabel ke stopkontak dan mengatur bass dan trebble juga volume agar selaras, terakhir memilih mp3 yang akan ia putar. Selanjutnya ia menari sambil menyanyi di kamarnya dengan musik yang memenuhi ruangan.

Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang