2. [ Akad ]

6.4K 436 35
                                    


****

"Saya terima nikahnya (Namakamu) Daviria Syah binti Ahmet Syah dengan mas kawin tersebut tunai"

"Sah"

"Sah"

"Alhamdhulillah"

Setelah acara ijab qobul yang terbilang cukup sederhana yang di adakan di kediaman milik keluarga besar Ahmet Syah. (Namakamu) selaku putri kedua dari dua bersaudara telah resmi menjadi istri kedua dari seorang pengusaha yang terbilang cukup terkenal di indonesia.

(Namakamu) di nikahkan dengan laki laki yang sudah memiliki istri dan juga anak bukan tanpa alasan, (Namakamu) di nikahkan karena memang kedua keluarga sudah terikat dengan janji dan tradisi turun temurun dari keluarga besar mereka. Selain itu (Namakamu) dan suaminya memang saling mencintai, mereka sempat menjalin kasih selama 2 tahun,saat itu posisi (Namkamu) sebagai daik kelas dari Iqbaal namun hubungan mereka harus kandas karena datangnya seorang perempuan yang sekarang telah menjadi istri pertama dari suaminya. Bukan perkara yang mudah untuk membuat (Namakamu) mau menerima pernikahan ini, hampir tiga bulan lamanya kedua keluarga membujuk (Namakamu) untuk menikah dengan Iqbaal Ramadhan, dan tepat seminggu sebelum ijab qobul (Namakamu) menyetujui rencana ini. Istri pertama dari Iqbaal-pun sudah mengetahiu rencana ini ia sempat menolak dengan rencana konyol ini tapi apa daya rasa cintanya terhadap Iqbaal telah membuatnya menjadi buta akan keadaan yang ada.

Iqbaal dan Istri pertamanya yang bernama Zidny telah memiliki seorang putri yang baru berumur tiga tahun,gadis kecil yang memilik wajah cantik dan manis apa lagi dengan pipi tembamnya membuat siapa saja jatuh cinta terhadapnya.

Setelah semua beres dengan dua kopernya (Namakamu)-pun ahirnya menuruni tangga menuju lantai bawah menemui suami dan juga sang Papa dan kakak perempuannya bernama Aila daviria syah, jika kalian bertanya ke mana Mama dari (Namakamu) jawabannya adalah Mama dari (Namakamu) telah pergi untuk selamanya saat umurnya menginjak 15 tahun kala itu.

"Gimana sayang sudah semua" tanya pak Ahmet ketika (Namakamu) sudah menuruni tangga dengan menyeret dua koper ukuran lumayan besar.

"Sudah pa" jawab (Namakamu) sembari menata dua kopernya di sini sofa.

"Adik teteh udah besar udah punya suami, sering sering main kesini ya, teteh Aila bakal kangen sama kamu" ucap Aila sembari memeluk erat sang adik.

(Namakamu)-pun membalas pelukan sang kakak "Iya teh, kalo mas Iqbaal ngijinin, aku bakal sering main kesini"

Aila-pun langsung menatap tajam ke arah Iqbaal setelah melepaskan pelukannya dari sang adik "Heh adik ipar, awas aja lo nggak izinin adik gw kesini"

Iqbaal yang tengah duduk di kursi singgel pun hanya tersenyum canggung ke arah teh Aila "Iya teh,pasti di kasih Izin"

"Oke, awas aja lo bohong"

Dengan Ragu (Namakamu) berjalan mendekati Iqbaal "Emm mas Iqbaal boleh bicara sebentar"

Iqbaal-pu langsung mendongak untuk menatap wajah (Namakamu) yang berada di hadapannya "Boleh, mau bicara apa, tapi jangan panggil mas (Namakamu) panggil nama aja, kaya biasanya"

Denga gelengan kepala (Namakamu) menolak permintaan Iqbaal "Nggak sopan kesannya kalo panggil nama aja mas"

"Hem ya udah, kalo gitu mau ngomongin apa" ucap Iqbaal sembari berdiri dan merapikan kemejanya yang sedikit kusut.

Yang Ke DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang