Aku mengenalnya sekitar delapan tahun yang lalu. Dia teman SMP ku. Nama ku Sassy, saat itu aku kelas sembilan dan baru saja patah hati, maklum cinta monyet. Sejak itu aku jadi pemurung dan suka menulis naskah drama pendek yang berisi kisah-kisah menyedihkan. Sahabat ku Tyas, tidak tega melihatku seperti itu. Akhirnya dia mengajakku untuk jalan-jalan keluar kelas dan main ke kelas sebelah saat jam istirahat tiba. Kelas sahabat kami, Sella. Sella, aku, dan Tyas dulu sekelas saat kelas delapan.
"Ayo main Sas, daripada cemberut mulu", kata Tyas.
"Ogah ah Yas, males", sahutku ogah-ogahan.
"Udah, ayuuukkk", kata Tyas sambil menarik tanganku.
Akhirnya, mau gak mau akupun mengikuti ajakan dia ke kelas sebelah.
"Tumben yas kamu ngajak Sassy?", kata Sella.
"Iya lah, daripada dia murung terus di kelas, gak tega aku", sahut Tyas.
Tiba-tiba dari luar datang seorang cowok nyamperin kita.
"Woooiii, ngapain?", kata dia.
"Apa'an sih? mau tau aja!", kata Sella.
"Sapa itu? anak baru?", kata cowok itu sambil melirikku.
"Bukan, dia sahabatku, cuma emang jarang main kesini, sukanya murung di kelas", kata Tyas.
"Eh, kenalan dulu dong kalo gitu", tambah Tyas. "Kenalin Sas, ini Andi, Ndi kenalin ini Sassy", ungkap Tyas.
Tiap hari Tyas selalu mengajakku untuk bermain ke kelas sebelah saat jam istirahat atau saat jam kosong. Pertemuanku dengan Andi pun semakin sering. Kami lebih sering bercanda, bahkan juga bertengkar untuk sekedar mengolok-olok karna badan dia yang gendut sedangkan aku yang boncel.
"Cel, sini, gak maen ke kelas ku?", panggil dia lewat jendela, karna memang kelas kita yang bersebelahan.
"Cal, cel, cal, cel, aku punya nama kali! Dasar ndut!", sahutku sebel.
"Wah, gitar sapa ini?", kataku saat sudah di kelas sebelah.
"Gitarku lah", kata Andi.
"Apa? emang kamu bisa main gitar?", kataku sedikit meledek.
"Huft, menghina, ya bisa lah mau bukti?", katanya menyahuti.
"Boleh", timpalku.
Sesaat kemudian dia memainkan gitarnya dan entah untuk waktu berapa lama aku memandanginya. Terpukau akan keahliannya memainkan gitar, dan juga suara seksinya melantunkan lagu.
"Eh, mereka kok makin lama makin akrab ya?", kata Sella berbisik pada Tyas.
"Biarin lah, setidaknya sahabat kita sudah tidak murung lagi", sahut Tyas berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Puzzle Cinta Sassy
RomanceBercerita tentang kisah cinta anak SMP yang katanya masih cinta monyet. Sassy dan Andi. Dua anak manusia yang berbeda sifat dan karakter. Dipertemukan dan dipisahkan atas nama takdir. Akankah kisah cinta mereka menjadi cinta yang sejati? Atau hanya...