Martha, Sabar ya sayang

36 0 0
                                    

Dunia ini memang aneh. Justru si pemalas yang seringkali disukai dan mendapatkan pujian. Hei Tuhan, cepatlah Kau datang dan akhiri semua keanehan ini!

Perempuan itu bernama Martha, usianya kurang lebih 25 tahun. Dia tidak mengenyam pendidikan yang tinggi. Tapi orangtuanya mengajarkan kepadanya bagaimana menjadi istri dan ibu yang baik. Dia cantik, cerdas, rajin, bersih, dan jago memasak.

Adiknya bernama Maria. Usianya dua tahun lebih muda dari Martha. Dia perempuan yang sangat menarik. Tiap kali tertawa deretan gigi putihnya nampak indah. Dia cantik, wangi, dan sangat ramah. Sayangnya tangannya terlalu halus untuk melakukan pekerjaan rumah. Dia bahkan tidak bisa menyapu ataupun memasak, tapi dia baik.

Tiga hari yang lalu mereka mendapat kabar jika si tukang kayu tampan itu akan berkunjung ke rumah mereka. Teman masa kecil mereka Yudas yang memberitahu mereka. Jadi, inilah hari besar itu. Hari ini sang tamu agung akan datang. Martha telah bangun sejak pagi dan berbelanja ke pasar. Dia beli ayam, daging babi, daun ubi, dan kopi sidikalang untuk menyambut tamu agung itu. "Aku akan memasak makanan terenak untuk dia"

Lain Martha, lain pula Maria. Hari ini Maria mandi dua kali lebih lama dari biasanya. Dia pakai baju putih favoritnya. Dia berdandan 30 menit lebih lama dari biasanya. Dan kali ini, dia memakai parfum meskipun tidak sedang keluar rumah, padahal biasanya Maria memakai CK One-nya hanya jika keluar rumah, karena sebenarnya tanpa parfum pun, tubuh cantiknya itu sudah wangi.

Akhirnya tamu agung yang ditunggu itu datang. Martha dan Maria menyambut pria yahudi yang konon pernah mengobrak-abrik pasar di depan gereja itu dengan senang. Si centil Maria segera bergelayut manja di lengan tukang kayu berperut sixpack itu. Martha ke dapur mempersiapkan makanan.Sekarang sudah jam dua siang, pria tampan itu cuma sarapan roti tadi pagi, sekarang pastinya dia lapar.

Di dapur Martha menanak nasi yang paling harum, memasak ayam goreng sambel ati, merebus daun ubi tumbuk, dan memanaskan saksang yang sudah disiapkannya sejak pagi. Tidak lupa dia menyiapkan kopi sidikalang kegemaran lelaki pujaannya itu. Dia bersenandung kecil karena gembira membayangkan pria tampan itu memakan puas semua masakannya.

Kemana adiknya? Si centil yang selalu keasinan tiap kali memasak nasi goreng itu malah asik haha hihi di depan tamu agung itu. Dia bahkan tidak memberikan handuk basah kepada pria itu, padahal wajah si tampan sudah keringatan dan terlihat lelah. "Maria, sini bantu aku" kata Martha. "Daripada cuma tepe tepe ga jelas, mending kamu bawa kopi ini ke depan"

Tapi dunia memang aneh. Tamu agung itu justru memarahi Martha karena menyuruh adiknya membantunya di dapur. Bukankah Martha cuma mau mengajarkan adiknya itu bagaimana menjadi perempuan yang baik? Perempuan harus mampu melayani suaminya kelak, bukan cuma mengandalkan wajah cantik saja. Lagian, apa sih hebatnya cantik? Kau bahkan tidak perlu melakukan apa-apa untuk menjadi cantik. Kau hanya perlu gen bagus dari ayah dan ibumu, dan kau akan terlahir cantik. Tapi apakah itu cukup? Wajah cantik dan kulit putih tidak dapat mengenyangkan perut yang lapar. Itu hanya dapat kau banggakan saat masa pacaran.

Jadi kenapa Martha dimarahi? Ataukah jangan-jangan tukang kayu tampan itu sama seperti lelaki ababil kebanyakan? Terlena dengan kecantikan dan kemanjaan seorang perempuan? Martha lah tipe ideal untuk dijadikan istri. Dia rajin, cerdas, setia, dan bisa masak. Okelah dia tidak seputih Maria, tapi dia juga tidak terlalu hitam. Lagian apa hebatnya putih dibandingkan hitam? Janganlah gara-gara iklan Tje Fuk semua perempuan berlomba-lomba ingin menjadi putih.

Maria, bantulah kakakmu — Martha, sabar ya sayang. Kamu ga salah..

Pembelaan Yudas IskariotWhere stories live. Discover now