Time

71 3 0
                                    

"Heh, gimana cewek lo"
"Hidup"
"Maksut gue,gak lo urusin? "
"Yang lebih kenal dia lo atau gue?!"
"..."
"Dia masih sama gue"
"Gak ada bedanya kali dia cewek lo atau bukan"
"Emang harus dipublish kalau dia cewek gue? "
"Elaaah, dimana mana barang yang gaada yang punya. Oke oke aja kan kalau digaet orang"
"Lo ngomong apa barusan? "
"Jagain tuh cewek lo"
"Kan gue udah jelasin bolak balik. We r fine like this"
"Fine for your shit! "
"(Pffft) "

Ghiyo
Gue gak marah kalau banyak temen gue yang ngatain gue bego.  Mungkin gue emang pantes buat dibilang bego. Gue ngerti gue gabisa jadi laki laki yang baik buat Cansa. Gue gak pernah bicara.  Gue gak pernah ketemu. Gue gak pernah nyapa. Bahkan gue gak pernah tanya dia baik baik aja atau gak kalau dia musti punya hubungan kayak gini.  But, come on.  Gue bukan cowok brengsek. Gue sayang Cansa. Gue pengen terus sama dia. 
Gue setiap hari lihat insta-nya samai coment bejumpun aja gue baca satu satu.  Gue tau jam berapa aja dia online di Whatsapp. Kayak jam 04.00 yang dia pasti online. Dia Online cuma 10 menit. Lalu dia online Jam 10.00 dan 15.15 buat ngecek di whatsapp nya ada apa aja.
Gue tau dia suka lagu instrumen dari genre indie. Karena menurut dia, Lirik lagu itu dari hati. Ketika kita denger lagu instrumen sedih, hati kita bakal respect sama sisi sedih. Kalau kita denger lagu seneng. Mungkin kita akan terpacu buat semangat.
Seorang Cansa sangat menghargai apa yang dilihatnya dan apa yang udah dirasakannya apalagi jadi miliknya. Gue tau itu. Karena gue punya Cansa. Dan Cansa punya gue. Gue jarang ngomong tapi gue tau tiap sore Cansa bela-belain pulang lewat pintu gedung belakang kampus cuma karena mau ketemu gue. Padahal kossan nya ada didepan kampus. Dan gue secara otomatis udah duduk sila dengan nyebat sambil pura pura gak lihat dia.
Gue yang harus lihat kakinya yang lucu, dan kibasan rambutnya yang selalu pengen gue pegang tetap fokus utama gue saat pertama ngeliat dia. Sampe dia udah buram karena udah jauh dari mata gue.

Mungkin banyak orang mikir Cansa itu cewek biasa. Kulit sawo matang. Rambut yang gak pernah dikuncir, Karena menurut gue She's so cute with herself.
Cansa cewek yang penuh makna. Gue beryukur satu kali lagi karena cuma gue yang tau gimana Cansa. Tau gimana berharganya seorang Cansa. Sampai gue bisa terlalu sayang sama Cansa

Gue punya doa yang sedikit jahat, tapi gue pengen Tuhan ngabulin itu buat gue.
Gue harap cuma gue orang satu-satunya yang tau Sisi yang paling penuh makna dari Seorang perempuan yang bernama Cansa Liavnal.

"Gue baru putus"
"Cadangan lo kan banyak"
"Buset. Itu mulut apa patas?"
"Baru gue modifikasi"
"Kok gue kuat ya curhat sama lo"
"Simple aja. Lo kan suka makan ati"
...

"Kok gue kuat ya curhat sama lo"
"Simple aja. Lo kan suka makan ati"
"Sumpah itu mulut lo Makanni apaan sih"
"Makanan dari my fine is shit"
"Gue tau lo se-ngena itu sama mulut gue"
"Itu karena lo bahas Cansa"
"Oke. Gue tau lo sayang sama Cansa,  Tapi sampe kapan lo sama Cansa kayak orang gak kenal bahkan kayak orang gak pernah ketemu"
"Ini bukan waktunya aja gue nyapa dia"
"Di dunia ini banyak orang bilang cari watu yang tepat, yang pas.But the right time is just your bullshit"
"Semua punya sikonnya masing masing"
"Untuk masalah lo sama Cansa gue kira gaada sikon, adanya lo punya alasan yang bikin lo jauh sama Cansa"
"..."
"Kok gue jadi penasihat lo ya"
"Gue cuma pengen lo ngerti aja, Gue emang kayak gini.  Tapi gue gak pernah mau ngelepasin Cansa dari hidup gue"
"Oh. God! "

Keyndo
Gue gatau kenapa gue marah sama Ghiyo soal Cansa. Apa gue se-moody itu gara gara baru diputusin cewek. Kepala gue rasanya udah mau gue tabrakin ke tembok yang paling tebel.

Gue gatau kenapa gue sepusing ini ketika Morfa bilang 'Gue yakin lo gak nge php in gue, tapi gue perlu waktu buat lebih percaya. Gue juga yakin lo dan gue gak akan kenapa kenapa kalau kita harus selesai'

Gue gak pernah tau kata selesai bisa merusak jaringan saraf otak gue.
Gue juga gatau badan gue bisa selemes ini. Gue jalan ke kosan,kaki gue berasa berat. Sampe dikossan. Gue gatau kenapa waktu udah baring dikasur, ada air dimata gue untuk pertama kalinya.
Gue rasa gue gak pengen bangun kalau gue nantinya gak sama lo.
Lo tau gak, Fa.  Gue udah sayang banget sama lo. Dan itu karena lo Morfa yang gue pengen.

Jam gue nunjuk pukul 17.12 tapi,  gue masih gamau ngapa-ngapain. Padal udah dari jam 13.00 gue tiduran gak jelas. Gu cuma mikir kesalahan apa yang udah gue buat ke Morfa sampe dia pergi ninggalin gue.



















































~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hay riders, Di bagian ketiga ini aku mau nunjukin gimana sih cara pandang seorang Ghiyo dan Keyndo.

Aku harap kalian suka sama kelanjutan cerita ini. Tetep stay disini. Untuk update selanjutnya. Nanti di bagian introduce bakal aku tambahin Reina dan Kak phio sama sosok yang bikin Keyndo nangis sampe kalut sama dirinya sendiri.

So, share this story.

Dont Forget!
Vote and coment :)

Salam Imagine^^

EmptyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang