Ketika aku membuka pintu ruang kerjanya dan menemukan dia yang sedang duduk di kursi kebanggaannya sambil menutup mata, rasanya sebuah keharusan untukku bisa membuatnya kembali tersenyum, sepertinya dia tengah pusing dan menjernihkan pikirannya dengan menutup mata sejenak kemudian membiarkan dirinya diam meresapi semua hal yang terlintas dalam otaknya, yang mana dia sendiri yang tahu seperti apa gambarannya.
Aku menghembuskan napas sejenak dan menyunggingkan senyum sambil melangkah masuk membawa kopi kesukaannya yang dia bilang hanya aku yang bisa membuatnya hingga rasanya menjadi sangat nikmat. Aku tidak tahu apakah itu pujian atau justru dia hanya ingin membuatku terbang setiap hari. Tapi aku tak peduli, yang terpenting aku adalah pemenang, aku adalah orang yang menjadi miliknya, mengalahkan semua fans dan fangirl yang masih terus mengantri bahkan hingga saat ini ketika kami sudah lama menikah.
Dia masih terus memejamkan mata ketika aku menempatkan kopi itu di meja, dan bahkan ketika aku berada tepat di depannya, dia masih saja tidak menyadari keberadaanku. Lantas aku memilih duduk di depan mejanya, tempat kursi yang kosong berada dan menunggunya untuk terbangun. Aku mengamati garis wajah dan rambutnya. Sungguh sangat tampan dan sempurna. Aku memiliki sosok suami yang sangat sempurna. Tidak hanya dia sangat tampan, tapi dia memiliki sikap yang nyaris sempurna dan tanggung jawab yang sangat besar hingga membuatnya tidak punya celah di mataku.
Beberapa kali aku melihat kerutan di dahi dan matanya, dan beberapa kali dia menghembuskan napas berat hingga kedua lesung pipi yang masing-masing berada di pipinya terlihat. Itu adalah begian dalam dirinya yang paling aku suka, dan aku tidak akan bisa berhenti tersenyum ketika melihatnya, bahkan jika dia tidak melakukan apapun, aku akan mati hanya terlalu lama terpapar oleh fitur luar biasa itu.
Dan akhirnya setelah beberapa lama, mata yang aku rindukan itu terbuka dan langsung tepat mengenai mataku, yang masih terpaku padanya. Tepat seperti yang kalian bayangkan, kedua lesung pipi itu kembali muncul berbarengan dengan kedua matanya yang melengkung menyadari kehadiranku. Benar, dia ternsenyum, dan aku sangat bahagia dia tersenyum karenaku.
"Berapa lama kau berdiam diri di sana baby?" Tanyanya sambil mengisyaratkan aku agar mendekat padanya.
Aku pun mendekatinya dan dia kemudian menarikku dalam pangkuannya. Satu hal lagi, momen seperti ini adalah momen yang paling aku suka. Aku suka ketika aku dalam pangkuannya, memeluknya dan dia akan memelukku kembali dan mencium leher serta helaian rambutku yang ada di dekatnya. Dia akan menutup mata sekilas dan menghembuskan napas kelegaan. Aku sangat bahagia, ketika menjadi alasan suamiku melepaskan penatnya, hanya dengan pelukan, dan kehadiran.
"Apakah aku terlalu lama menutup mata?" Tanyanya lagi kini dengan membelai rambutku pelan.
"Tidak, aku juga baru masuk. Aku tidak ingin mengganggu waktumu berdiam diri." Jawabku.
Dia terkikik pelan dan melepaskan aku dalam pelukannya, namun masih dalam pangkuannya. Dia menatapku dengan sangat dalam namun masih dengan senyuman dan kedua lesung pipi itu. Aku membalas senyumannya dan memberanikan diri untuk mencium pipinya. Hal itu membuatnya semakin tersenyum lebar. Kemudian dia menarikku dan kami berciuman pelan, namun lama. Memaknai kehadiran masing-masing dan begitu seterusnya hingga kami melepaskannya.
Hal yang pasti akan aku lakukan setelah berciuman adalah menyembunyikan mukaku padanya. Aku masih malu, walaupun kami sudah lama bersama. Kini dia tertawa dan beberapa kali mencium pipiku sekilas sebelum dia menyadari ada secangkir kopi kesukannya di meja.
"Oh kau membawa ini juga?" Tanyanya dengan mengambil kopi itu kemudian meminumnya sedikit.
"Tentu saja, aku pikir kau membutuhkannya." Jawabku sambil memainkan ujung kaos di lehernya.
"Terima kasih sayang. Aku sangat mencintaimu." Katanya lagi.
"I know." Jawabku singkat.
"Apakah toleransimu terhadap kopi sudah baik? Apakah kau sudah bisa minum kopi?" Tanyanya sambil meminum kopi itu lagi.
"Entahlah, aku belum pernah meminum kopi, hanya saja aku sudah tidak mual dengan baunya." Jawabku.
"Mau mencoba?" Tawarnya dengan menyuguhkan cangkir kopi itu padaku.
"Kau saja." Jawabku.
"Baiklah." Katanya dan meminum kopi itu.
Tepat setelah dia minum, aku mencium bibirnya dan kami berciuman lagi, rasa dan minuman kopi itu masuk dalam mulutku dan benar sekali kini aku minum kopi setelah sekian lama. Aku tidak peduli nanti aku akan muntah dan sakit perut, selama dia masih di sisiku, semuanya akan baik-baik saja.
"Hey, curang sekali." Katanya ketika kami menyudahi itu dan dia menaruh cangkir itu di meja kembali.
"Aku hanya ingin mencobanya." Jawabku datar.
Dia tersenyum sangat manis dan geli kemudian mengusap rambutku gemas.
"Bagaimana rasanya?" Tanyanya.
"Manis, dan aku suka." Kataku.
Dia menyingkirkan helaian rambutku yang menutupi pandangan hingga wajah kami terlihat sangat jelas berdua.
"Mau coba lagi?" Tawarnya.
Dan aku tidak akan mampu untuk menolak ini semua. Tuhan, tolong jangan pisahkan kami, aku sangat mencintainya dan aku sangat berterima kasih padaMu, karena engkau telah membuat kami bersama.
END
================================================================================
hehehehe aku sadar kok kalo misalkan ga ada yang tertarik baca ini, soalnya ini murni banget lintasan gambaran jalan cerita yang muncul ketika aku lihat foto Jaehyun.
jadi kalo misalkan aku lihat foto Jaehyun terus langsung kelintas buat bikin ffn, aku bakalan post disini wkwkwkwwk
yaaaaa gimanaa yaaaa... aku masih labil, NCT sukses merusak list bias saya, yang tadinya YG Stan hancur gara gara para dedek dedek emesh para anggota NCT ini, ga cuma NCT 127 atau NCT U, tapi para dedek dedek nan menggoda di NCT Dream juga wwkwkkwkwk
untuk sekarang aku masih ngefans sama Jaehyun sih, gatau lain kali mungkin bakalan ngefans Jeno, or Taeyong, or Yuta, or Winwin, or Doyoung, or Lucas, or everyone in that NCity wkwkwkwkw
tapi tetep kok, dunia aku masih berpusat pada Bigbang dengan segala freak mereka berlima yang selalu setia aku tunggu comeback-nya.
btw di gambar di atas, anggap aja tokoh aku adalah Haechan yang lagi disitu ya wkwkwkw