Tak perlu
Aku bisa sendiriTerus terang aku lelah dengan skenario ini, tapi seperti cerita episode tanpa ending. Tiap episodenya kumainkan nyaris tanpa cacat. Entah sebuah keterpaksaan, atau memang karena aku sudah terbiasa melakukannya. Aku tak ingin berpikir banyak hal yang akhirnya bisa membuatku merasa ini adalah beban. Maaf, aku tahu ini bukanlah puisi layak penyair yang pandai memindai diksinya, ini hanya bisikan yang ingin kutuliskan agar kelak bisa kurenungkan.
Aku tak ingin memberitahu apa-apa didalamnya. Terus terang, aku merasa ingin menangis ketika aku menuliskan ini. Betapa tidak, sambil mendengar lagu favoritku "wherever you are" yang sudah sejak minggu lalu terputar dipemutar musikku, ditambah lagi perasaan yang diserang bertubi-tubi. Awalnya aku hanya berpikir "ah, aku ingin mati saja". Tapi seperti biasa, jalanan mengajarkanku bahwa hal positif itu bisa kita dapatkan, jika kita berpikir positif. Pandanglah sekitarmu, ia masih ingin bersahabat denganmu, keluarlah dari sana.
Ha ha ha.
Maaf jika kalian tidak paham dengan semua ini.
Harus kukatakan, INI RUMIT.
Aku tak ingin berbagi kerumitan ini dengan siapapun. Aku tak ingin siapapun merasakannya, cukuplah aku yang ingin merasakan apa yang dirasakan orang lain. "ih, siapa juga yang mau?".
Okeey...
Aku lebih suka dengan kata-kata itu, dan juga jangan banyak bertanya karena ingin tahu, aku terlalu lelah dengan pertanyaan. Biarkan semua terjadi seperti biasa, "terjadi begitu saja".Suatu saat, ingin rasanya ku buat cerita ini jadi sebuah buku atau film. Tapi kira-kira apa ada yang tertarik dengan kisah seorang pecundang sepertiku? Entahlah itu bukan urusanku aku tak ingin menjual ceritaku. Karena ini bukanlah suatu hal yang harus dipublikasikan.
Sudahlah, ini tak penting.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Terbungkam
PoetrySetiapa orang pasti punya cerita yang tak pernah ingin mereka ungkapkan