CHAPTER 11

1.4K 102 4
                                    

Ntah tetesan air mata keberapa yang kini telah di tumpahkan oleh seorang yeoja di sore hari yang mungkin sore terakhirnya di Negara yang ia cintai ini, meninggalkan kedua sahabatnya, meninggalkan kenangan kenangan indah yang mereka rajut bersama. Terutama kenangan yang baru saja ia rajut bersama seorang pemuda yang mengisi hatinya ntah sampai kapan.

Kini ia masi betah berjalan mengelilingi sungai han, yang menjadi pertemuan pertamanya dengan pemuda berwajah datar itu. Ingin rasanya ia memeluk nya ataupun sekedar mengatakan perpisahan. Namun apa daya melihat wajahnya seolah terhujam beribu ribu pisau di hatinnya, ia takut menumpahkan air mata yang membuat mereka sedih, yang membuat mereka tak mampu untuk melepaskannya pergi.

Kini luhan memilih untuk duduk di sebuah kursi kosong dengan pemandangan sungai han yang apik dengan pantulan cahaya sore hari .

"sehun-ah apa kau bisa melupakan ku?"

"apa kau masih mencintai ku?"

"ku harap kau bisa melupakan ku"

"yak bisa kah kau pergi dari hati ku hiks, kau tau? Ini sangat sakit hiks hiks, bogosipeoyo, manhi saranghae sehun ah" monolog luhan lirih

Duk

Tiba tiba sebuah bola mendarat pas pada bagian kepala luhan. Ia pun mencari cari siapa pemilik bola ini. hingga seorang anak kecil yang menggunakan topi kuning mendatanginya

"m mianhae nuna, itu bola minhyu, bica tolong kembalikkan?"ucap anak kecil itu seraya menunduk sarat takut, luhan pun segera menghapus air mata yang membekas di pipinya. Dan berjongkok menyamakan tinggi dengan anak laki laki tadi

"eoh? Ini bolamu? Apa kau bersama ayah ibu mu?" Tanya luhan seraya mencari cari keberadaan kedua orang tua anak itu

"aniyo, minhyu cendiri nuna, appa dan eomma belum pulang dan lumah minhyu dekat cini"ucap anak laki-laki

"ahh nama mu minhyu? Bagaimana kalau minhyu bermain bola dengan nuna eoh" ucap luhan ceria

"ne! kajja nuna" antusias minhyu dengan senyum bulan sabitnya.

"kajja"

Gelak tawa mengiringi setiap tangkapan ataupun tendangan yang mereka lakukan. Tanpa sadar ia melupakan kesedihannya walau sesaat.

--000—

"yak chanyeol! Pegangi yang benar" pekik baekhyun bak seorang ibu ibu dengan kedua tangan yang bertengger manis di kedua pinggangnya.

"sabar baekk ini berat"ucap chanyeol frustasi yang kini tangannya sedang memegangi sebuah tiang di depan rumah baekhyun.

"ck tidak lurus chann, luruskan, nanti gantungannya tidak jadi" ucap baekhyun frustasi

"astaga cepat pasang bautnya baek" ucap chanyeol tak kalah frustasi dengan tangan yang mulai pegal memegangi sofa ayunan. Kau tau ini sangat pegal!

"sebentar chan bautnya susah masuk ini" ucap baekhyun dengan mata dan tangan sibuk memasang baut terakhir yang menurutnya sangat susah.

"sudah! Yeayyyyy finish " pekik baekhyun senang seraya melompat lompat kesana kemari

"awas baek, kau nanti jatuh, hahhh aku lelah" ucap chanyeol seraya merebahkan dirinya di rerumputan tak lupa dengan keringat bercucuran dimana mana.

"apa kau lelah chan? Hehehe mianhae aku tau kalau itu berat, tapi aku ingin memasangnya sendiri" ucap baekhyun yang kini ia duduk di sebelah chanyeol dengan kaki yang ia tekuk .

Chanyeol pun segera meluruskan kaki baekhyun dan memindahkan kepalanya ke paha baekhyun. "c chan apa yang kau lakukan?" Tanya baekhyun terbata, tak lupa dengan muka yang kini memerah padam.

CRAZY COUPLE (CHANBAEK,HUNHAN,KAISOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang