Cerita ini adalah murni fiksi hasil pemikiran saya sendiri. Dilarang keras untuk plagiat!!!
Happy reading, readers!
****
Setiap kisah punya waktu dan setiap waktu punya kenangannya.
☀☀☀
Gadis berbalut seragam putih abu-abu itu menatap pantulan dirinya yang ada di dalam cermin. Dirinya yang sebenarnya, kosong. Tidak ada wajah kepura-puraan dan kebohongan yang selalu ditunjukkannya.
Kemudian bibirnya melekungkan senyum. Senyum ceria seorang Tasya Avandera atau panggil aja dia Tasya.
Lucu sekali. Sesuatu yang sudah retak berteriak ingin utuh kembali. Bukankah itu mustahil? Seperti kaca yang jika dipecahkan sekali saja, tidak akan bisa kembali lagi. Bisa kembali, tetapi tidak akan utuh sempurna seperti sediakala, katanya menertawakan dirinya sendiri.
Tangannya memutar keran wastafel dan mulai membasuh wajahnya. Menggosoknya dengan keras, berulang kali sampai ia merasa bisa menghapus topeng di wajahnya yang sudah merekat kuat.
Setelah selesai, pandangannya beralih lagi ke cermin dan membiarkan air itu mengalir memenuhi wastafel. Memberisikkan sunyi di dalamnya dan menenangkan pikirannya yang kusut.
Sejak dia mengetahui bahwa selama ini ingatan yang ditanamkan didirinya itu 'palsu', jauh sebelum kecelakaan itu pasti ada sesuatu yang terjadi. Tetapi kenapa semua orang tidak mau memberitahunya, terlebih kedua orang tuanya yang seperti menyembunyikan suatu rahasia.
"Hei, nak!"
Tiba-tiba ada suara Ibu-ibu yang membuatnya terperanjat kaget karena ada sebuah tangan terjulur untuk menutup keran wastafel di depannya.
"Astaganaga,"
Tasya terkejut menutup mulutnya, lalu melihat di dalam cermin ada seorang Ibu Tua yang memakai pakaian petugas kebersihan sekolah yang berdiri tepat di belakangnya sehingga wajahnya tidak terlalu terlihat, sebab setengah wajah Ibu Tua itu tertutupi masker.
"Maaf bu, saya--"
Saat ingin berbalik menghadapnya, Ibu Tua itu menahan bahu Tasya dengan sedikit meremasnya sampai membuatnya meringis kecil untuk menghadap ke cermin.
"Dia akan datang. Sosok dari masa lalu yang akan membuatmu menyesal karena menerima kehadirannya. Sebelum terlambat ubahlah takdir dan jangan pernah mencampuri urusannya."
Hah
"Dan satu hal lagi, jangan mencoba mencari tahu tentang apapun. Biarkan semua ini tetap di jalurnya. Jangan bilang saya tidak pernah ingatkan kamu, Nona Ana!" tegas Ibu Tua itu disertai suara khasnya yang... sedikit terdengar aneh.
Hah
Lama-lama gue jadi keong racun ini hah mulu.
Lagian siapa sih Ana? Ini Ibu-ibu ngigo ya? Gue kan Tasy...
Lalu seperti tersengat sesuatu, ada kilasan balik ingatan yang samar-samar dan sangat aneh dibenaknya. Ingatan dengan suara-suara asing yang menggema di telinganya.
Yang membuat wajahnya berubah pucat pasi dan tubuh yang lemas, kepalanya sangat sakit seperti terhantam batu, mata terpejam rapat dengan bulir keringat terus membasahi wajah karena berusaha memeras ingatannya.
Melumpuhkan pertahanan dirinya dengan kacau. Suara itu yang sangat nyaring seperti memenuhi ruang kosong dalam dirinya. Suara itu sangat memekakkan telinga, membuatnya seolah-olah akan tuli.
"ARGHH!!!" Tasya menutup kedua telinganya dengan rapat. Tiba-tiba saja suara itu terhenti dan hening cukup lama terdengar.
Tangan yang tadinya menutup telinga sekarang berganti untuk menopang tubuhnya yang seakan ambruk bertumpu pada meja wastafel.
Saat sinar matahari masuk melalui celah dari jendela toilet dan memantul ke arah cermin lalu menyoroti wajahnya, tak lama kemudian kesadarannya kembali karena pantulan menyilaukan itu.
Setelah sepenuhnya sadar, Tasya segera menoleh cepat ke belakang, ternyata Ibu Tua itu sudah tidak ada di sana. Ia segera berlari untuk menyusulnya.
Namun saat Tasya keluar dari toilet siswi dan hendak berbelok, tubuhnya bertabrakan ke depan dengan tubuh besar milik seseorang yang sedang berjalan. Nyaris saja terpental dan tersungkur ke bawah jika orang itu tidak memegangi belakang kerah seragamnya.
Tunggu, kerah seragamnya? Memangnya dia tikus!
Tasya mendelik melepaskan diri darinya, berbalik lalu mundur dua langkah. Ia mendongak ke atas dan melihat ada seorang laki-laki tampan yang tingginya hampir membalap pintu toilet, wajahnya sangat familier.
Mata mereka bertatapan dan semakin lama menatapnya matanya memanas. Tasya tidak mengerti. Ia merasa sangat sedih melihatnya. Seperti melihat sosok yang dikenal namun tidak bisa diingat.
Lelaki itu menatap Tasya dengan wajah datar tanpa terganggu tatapan anehnya padanya, netranya yang dingin tanpa sengaja menusuk netra pekat milik Tasya.
"Woi, cousin, eh??"
*SepupuTerdengar ada suara seorang laki-laki lain yang baru keluar dari toilet siswa lalu melihat ada seorang cewek yang berdiri di hadapannya sepupunya itu saling bertatapan.
Ini lagi syuting sitkom tatap mata ojan kah? Ngapain pada tatapan begitu, pikirnya.
Name-tag disisi kiri seragamnya bertuliskan nama Ryano Alatas itu mendekat dan terkejut saat melihat tetesan air mata jatuh di pelupuk mata cewek berambut panjang hitam legam itu.
Ryan mendekati sepupunya yang masih bergeming terus berbisik, "Cousin, lo apain itu anak orang?"
Karena tidak ada jawaban, Ryan mendekat ke cewek itu. "Hai, gue Ryan. Sori, lo gak papa? Kok matanya bocor?" Ryan menundukan kepalanya untuk menyamakan tinggi dan menepuk pelan bahu cewek itu.
Tasya tersadar dan menoleh menatap laki-laki yang memperkenalkan dirinya bernama Ryan. Tasya bingung dan buru-buru mengusap jejak air matanya. Tanpa sadar ternyata ia menjatuhkan air mata. Aneh.
"Lo diapain sama dia? Bilang aja nanti gue sentil orangnya, hehe. Canda, bercandyaa~" Ryan menyengir kuda dan membentuk huruf v di jarinya.
"Btw, lo sis--"
"Kelilipan!" sanggah Tasya cepat lalu gadis itu segera pergi dari hadapan mereka dengan berjalan cepat hampir berlari. Malu dirasakannya sampai ke tulang. Sudah dipastikan wajahnya semerah tomat dan sepanas cabai.
Bel masuk SMA Antariksa pun berbunyi tiga kali, menandakan bahwa mata pelajaran pertama akan segera dimulai hari ini. Di hari yang cerah ini, mereka semua telah dipertemukan oleh takdir dan bukan untuk yang pertama kalinya.
-----TO BE CONTINUE-----
Hayoo siapa dia hayoo?
Kent Cannavaro lah wkwkw si MR.COOL ceunahHmm ada apa ya sama Tasya? 🤔 kalo Ryan mah masih sama yaa karakternya tetep koplak 🤣
Jadi sedikit cerita ini tuh kek flashback dulu sebelom isi hati Tasya di Pembuka Kisah alias prolog ye. Yang dulu udah baca MR.COOL sampe part terakhir jangan spoiler dulu yaa guys, itupun kalo masih inget wk
Finally banget ini, akhirnya bisa update part 1 juga setelah berjuta kali di revisi 😭😭😭🤍
3 tokoh utama udah muncul, part selanjutnya bakal ada kejutan nantikan ya
Jangan lupa tinggalkan jejak kawan! Vote dan komennya pwis
~Enjoy and thx,
In Time~13-9-24
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Pangeran Es [Slow-Update]
Teen FictionSejak tatapan pertamanya dengan dia, Tasya merasakan keanehan yang menakutkan. Kehadiran lelaki misterius itu merobek kedamaian hidupnya, membangkitkan ingatan samar yang telah lama tertutup rapat. Di dalam mata kelabu yang dingin itu, Tasya merasa...