I Realized

21 4 9
                                    


"Senpai, coba lihat ini." Seorang juniorku di fotografi memanggilku ke tempatnya.

Aku bersama para beberapa anggota klub fotografi sedang mengunjungi pameran foto yang bertema keindahan tiap musim di berbagai wilayah di Jepang.

"Hm? Kau menemukan sesuatu yang menarik?" aku menghampirinya.

"Para murid SMA berjalan memasuki sekolahnya dengan sakura yang sedang mekar." Juniorku menunjuk lukisan yang dimaksud.

Aku terperangah. Gerbang sekolah yang terbuka lebar, para siswa yang membelakangi kamera sedang bersenda gurau sambil memasuki area sekolah. Di halaman sekolah, terlihat pohon sakura yang sedang berbunga lebat tertiup angin.

 Di halaman sekolah, terlihat pohon sakura yang sedang berbunga lebat tertiup angin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Indah sekali ya, senpai." Puji juniorku.

Ini kembali membuatku teringat saat itu, saat aku bertemu kembali dengannya, dan saat aku sadar, bahwa aku telah jatuh cinta padanya.

*flashback start*

Aku berjalan mengelilingi sekolah bersama Sora. Aku berhenti di depan papan pengumuman kelas. Aku masuk kelas 1-2, sedangkan sora masuk kelas 1-3.

"ah... Kousuke... kita berpisah..." ucapnya sedih.

"tak usah sok sedih gitu deh." Aku melempar pandangan jijik.

"aku masuk kelas 1-2!" terdengar suara nyaring.

Aku menoleh ke sumber suara tersebut. Rambut sebahu warna coklat dengan pita oranye muda. Ia menoleh ke arah temannya dan tersenyum lebar. Aku melihatnya dari samping. Yuki... tak salah lagi itu Yuki. Aku melihat papan pengumuman dan mencari nama Yuki di kelas 1-2. Hanya ada Nanase Yuki, tak salah lagi itu dia. Ternyata nama keluarganya Nanase. Entah kenapa aku merasa senang.

"hey! Kenapa bengong!" aku dipukul di bahu oleh Sora.

Aku menatapnya kesal.

"kenapa pandanganmu seperti itu sih? Ayo kita ke kelas!" ajaknya.

"baiklah." Aku berjalan di belakangnya.

Hingga kami tiba di depan kelasku.

"dah Kousuke, kutunggu di depan gerbang sekolah. Nanti kita pulang bareng ya."ujarnya

"ya." Jawabku singkat.

Aku membuka pintu kelas dan duduk di samping jendela. Aku melihat keluar. Lalu wali kelas kami masuk kelas lalu mengenalkan dirinya, dan mengabsen kami.

"baiklah, saatnya menentukan tempat duduk. Berurutan dari paling depan."

Kami mengantri dan mengambil undian. Aku mengambil undian dan kubuka kertasnya. Aku dapat nomor 7. Aku membawa tasku dan pindah ke meja nomor 7 seperti yang digambarkan di denah tempat duduk yang digambarkan wali kelasku.

Love and SacrificeWhere stories live. Discover now