003

2.8K 92 0
                                    

###

Sudah lama Hendra terpaku dengan kondisi Rina yang masih setia menutup matanya.

"Sudah dua hari kamu memejamkan matamu Rin tidak kah kamu mau melihat anakmu, dia sangat cantik seperti Mu mata dan hidungnya mirip sekali dengan Wira bibir dan rambutnya aku Kira akan sama sepertimu bulu mata yang lentik dan rambut yang hitam legam dia begitu cantik Rin aku yakin kelak dia akan menjadi gadis yang sangat cantik" ucap Hendra yg mencoba terus berkomunikasi dengan Rina.
Jasad Wirawan sudah di makamkan setelah jasadnya di temukan di pinggiran sungai.

Belum sempat beranjak dari tempat Hendra berdiri tiba-tiba tangannya terhalang oleh suatu genggaman, Hendra pun menoleh ke arah tangannya dan benar saja dia begitu bahagia dgn apa yang menghalangi langkahnya.
"Rina kamu sudah sadar." ucap Hendra setelah melihat mata Rina mulai terbuka.

" Mas Wira..Mas..".lirih Rina

"Rin aku sangat bahagia kamu udah sadar.."

"Mas Hendra".

" Iya Rin ini aku Hendra."

"Dimana Mas Wira Mas?, dan kenapa dengan perut aku Mas?". Ucap Rina Histeris melihat perutnya yang sudah rata

"Kamu tenang yah, anak kamu sudah lahir dan dia sekarang ada di ruangan bayi dan masalah Wira maaf aku tidak bisa menyelamatkan nya..".

Belum lama Rina berbahagia mendengar anaknya telah lahir dengan selamat dia harus di kaget kan dengan kematian suaminya

"Ini nggak mungkin Mas, Mas Wira nggak akan pernah tinggalin aku, nggak Mas Hendra pasti bohong Mas Wira pasti masih hidup nggak Mas.." rontah Rina.

" Rin aku mohon kamu tenang jangan sepeti ini, sus,suster tolong " teriak Hendra yang sudah tak sanggup menghadapi Rina yang terus histeris.

Dua suster pun akhirnya datang dan langsung memberi obat penenang untuk nya. Rina pun kembali menutup matanya.

"Kami tinggal dulu yah Pak, saya mohon jangan dulu kasih berita yang membuat pasien histeris seperti ini lagi "ucap suster.

" Iya sus saya mengerti terimakasih."

***
Setelah lama terlelap Rina pun kembali tersadar. Dia melihat sekeliling kamarnya matanya tertuju pada box bayi yang tak jauh dari ranjang nya. Rina pun menghampiri box bayi itu, matanya berbinar melihat bayi perempuan yg begitu cantik sedang terlelap.

"Dia anakmu Rin, dia cantik bukan seperti dirimu." ucap Hendra mampu mengagetkan Rina.

" Dia sangat cantik Mas, apa dia merepotkan Mu?." sahut Rina sambil mencoba menggendong anaknya itu.

"Tidak sama sekali dia anak yang baik dan manis sekali alhamdulillah dia sehat tanpa kurang apapun."

"Maafin Mama yah syang, Mama baru bisa gendong kamu."

"Ouh ya Rin apa aku boleh tau nama apa yg akan kamu kasih buat Baby cantik ini?."

"Aku dan Mas Wira sudah sepakat jika anak kami perempuan akan kami beri nama Akira"

"Nama yang indah, hmmm..Rin aku.."

"Sudahlah Mas, aku sudah tidak apa apa aku yakin Tuhan pasti punya rencana yang indah untuk kami."

"Lalu apa rencana kamu sekarang Rin?"

"Aku akan membawa anak ku jauh dari kota ini cukup aku kehilangan suamiku aku tidak mau sampai kehilangan anakku."

"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan Mu aku janji akan selalu menjagamu dan Akira.".

***

Malam pun tiba Rina sudah mencoba untuk menidurkan anaknya tapi entah kenapa Akira tak mau tidur Akira terus menangis.

Power of Girl (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang