6.3

1K 16 1
                                    

Puisiku di Bulan Mei


Saat musim ini bulan sedang merindu
Tentang memori yang benar semu
Mencela rasa yang belum benar berhenti
Mendeskripsi sosok gelap yang pantas dicintai
Walau fakta, jika bulan tak punya lara
Apalagi hati untuk mencinta
Namun Bulan cinta bukan hanya dari hati
Bulan pun sempat cinta karena materi

Unsur hati itu tidak begitu penting
Sebab hidup Bulan tidak makan hati
Bulan cinta materi, kalanya
Tapi,
Mengapa yang dicinta tak punya materi?
Jangankan emas, koin pun tidak punya
Lantas mengapa Bulan mencinta,
jika syarat utama saja tidak ada?

Dalam kala itu,
Musim gugur bawa serta rindu Bulan
Beriringan dengan hangatnya malam
Walau tiap kala selalu berjumpa dengan yang diimpikan
Tapi Bulan masih rindu,
Ia tak harap berhenti bertemu

Hingga tiba corak ruam
Semu ruam yang lagi hiasi senjanya petang
Tampilkan sebuah lukisan langit yang menyedihkan
Hampir hilang semua tawa Bulan
Jika saja ruam masih menghalang
Bulan akan benar-benar terlelap
Tak terlihat
Lantas berbalik pulang
Menjemput ajal
Sebab sudah tak ada lagi harapan

______

hai kalian,
Aku, di sini, malam ini, sedang kacau
Semoga kalian tidak
Karena rasanya nggak enak
Bukan hambar, karena wanita sering pakai perasaan
Ini rasanya tuh, sakit tapi masih dilakuin
Ketika kalian pikir kalian bucin,
Tapi di lain sisi kalian tulus
Tapi maaf,
Aku ada dalam posisi "sudah bukan siapa-siapa"
Yang bodohnya masih mencoba menetap
Padahal sudah diusir
Terdengar remeh? Sepertinya

Sudah, kalian yang mau curhat silahkan.
Aku ladeni.
Aku mungkin bukan sandaran yang nyaman seperti dia yang sudah pergi
Tapi kadang, orang asing lebih perhatian dari pada kawan.

Semangat puasa yaa

Kode CewekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang