di tengah kemacetan jalanan kota, kamu terdiam tak bergerak dalam sebuah mobil berwarna silver.
sesekali kamu bertanya pada sopir yang berada di sebelahmu, "pak masih lama ya?". "pak kira-kira sampe sana jam berapa?". "pak ini macet banget ya?".semua pertanyaan kamu keluarkan dari mulutmu. tapi semua itu juga tak merubah apapun. kamu masih disini. di tengah kemacetan yang memaksamu untuk diam sambil menikmati suara klakson yang berlalu lalang di gendang telingamu.
perasaan cemas dan bersalah semakin menggebu-gebu dalam aliran tubuhmu. semua organ menjadi kacau tak terkontrol.dengan sigap kamu mengambil tas dan membuka pintu mobil. kamu berlari melewati beberapa kendaraan yang sedari tadi tak bergerak. kamu terus berlari tanpa menghiraukan suara sopir yang menyuruhmu untuk kembali.
otakmu hanya memproses bagaimana cara untuk segera sampai di bandara tepat waktu.
setelah 30 menit berlalu, usahamu menjadi tak sia-sia. kamu melihat dia sedang berdiri disamping sebuah koper besar sambil membawa sebuah tas.
kamu mulai mengatur napas sembari berjalan mendekatinya. dia melambaikan tangan padamu yang kamu balas dengan lambaian tangan juga. senyum yang ia perlihatkan membuatmu ingin tersenyum juga.
"apa yang terjadi? lihat keringatmu itu." lengan hoodie yang ia pakai menjadi sebuah kain yang menampung keringat hasil berlarimu tadi.
"oh jalanan sedikit macet, jadi aku berlari kesini." jawabmu dengan sedikit tersengal-sengal.
suasana menjadi hening dan emosional. kalian saling menatap satu sama lain. lalu tersenyum satu sama lain. dan lihat mata kalian yang mulai berbinar. kamu mulai merasakan sebuah tetesan mengalir di pipimu.
"ahh apa-apaan ini?" katamu memecah keheningan sambil menghapus aliran tersebut.
tanpa perencanaan dia langsung memelukmu dan tubuhmu menerimanya. jiwamu mulai goyah. kamu merasa marah, kecewa, emosional. dan sekarang kamu mendapati bahwa dirimu sedang menangis dipelukannya."entah apa yang terjadi hari ini padamu, ingatlah satu hal ini, ketika duniamu sedang berhenti, ada aku yang akan selalu siap menarikmu untuk berlari lagi." dia melepas pelukannya. "apapun yang terjadi akan kupastikan bahwa aku milikmu seorang." dia mengusap pipimu, menghapus air matamu yang terus mengalir. "jika kamu menangis terus bagaimana aku bisa meninggalkanmu?"
"kalau begitu jangan tinggalkan aku, tak bisakah kau tetap disini?"
dia menggeleng, "meninggalkanmu juga bukan kemauanku."
perhatian, para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA716 tujuan Melbourne dipersilakan naik ke pesawat udara melalui pintu A12
"sepertinya kamu harus pergi sekarang."
"iya. sudahlah jangan menangis lagi."
"aku sudah berusaha tak menangis, tapi aku tetap saja menangis. bagaimana ini?" tangisanmu mulai menjadi-jadi. tembok pertahananmu selalu roboh.
"sudahlah. kalau kamu menangis terus aku bisa ketinggalan pesawat." suaranya yang tampak memohon membuat sebuah perputaran masa lalu yang mengingatkanmu bahwa suara tersebut tak akan bisa kamu dengar sesering ini lagi.
"bukankah bagus kalau kamu tertinggal pesawat?"
kamu memandangnya sekali lagi. wajah yang tak akan kamu lihat kembali. kata-kata manis darinya yang tak akan bisa kamu perdengarkan lagi. "pergilah.""berjanjilah kamu tak akan menangis lagi seperti ini."
"aku janji." katamu menahan tangisan.
dia memelukmu sekali lagi. lebih hangat dan lebih intens dari sebelumnya. dalam pelukan itu kamu berharap dunia dapat berhenti agar kamu dapat memeluknya lebih lama. dia mulai melepas pelukan itu, berjalan menjauh darimu, memberi simbol bahwa dia akan menelpon mu kembali, lalu hilang dalam sekejap.
kamu membalikkan badan. keluar dari bandara sambil berusaha untuk tak menangis. sambil berjalan, hari ini kamu belajar bahwa sebuah pelukan dan senyuman dapat begitu terasa spesial. dua hal itulah yang akan selalu kamu rindukan darinya.***
Hehehe maap ya agak gaje ceritanya :v ga bakat aing, kalo nggak paham ceritanya boleh tanya tanya kok :v aku bukan kanibal,, sante aja :vv Jangan lupa Votenya yaw😚😚❤