resiko jadi kalong

2.9K 181 27
                                    

Seharian melakukan aktivitas yang padat membuat Kai benar-benar merasa kelelahan. Pagi yang harus bekerja hingga sore hari. Setelah itu dilanjutkan dengan kulaih sore hingga malam. Jangan lupa malamnya dia masih harus membuat tugas-tugas kuliah yang mulai menumpuk.

Beruntungnya besok adalah hari Minggu. Kai selalu menantikan hari itu. Membuat sebuah rencana sejak malam sebelumnya. Kai menuntaskan sebagian tugasnya supaya dapat tidur lebih awal.

Tubuhnya sudah terasa remuk, enam hari melalukan aktivitas sibuk membuat tubuhnya membutuhkan istirahat.

Disinilah Kai berada di kamar minimalisnya. Apartemen yang ia sewa semenjak ia memutuskan untuk berkuliah sambil bekerja di Seoul. Resiko anak perantauan. Orang tua Kai merupakan dari kalangan berada. Mudah saja bagi Kai mengandalkan kiriman dari orang tuanya. Tapi dia tidak ingin melakukannya. Menjadikan ajang kuliah sebagai latihan agar ia semakin bisa mandiri.

Tak perlu mengandalkan orang tuanya disana. Walau masih sering dikirimi uang, setidaknya uang tersebut bisa ditabung oleh Kai untuk di masa depan.

.

Melirik jam yang melekat pada dinding kamarnya. Pukul satu dini hari. Kai mendesah tidak karuan. Ini bahkan telah lewat rancangan dari tidur awal yang sempat ia idamkan. Harusnya rencana yang ia buat bisa berjalan lancar. Setelah pulang kerja sore hari, dia langsung kembali ke apartemen karena tidak memiliki jadwal kuliah. Membuat makan malam lalu membersihkan tubuhnya. Istirahat hingga pukul menunjukkan enam malam. Menikmati hidangan yang ia buat setelah itu melanjutkan mengerjakan sebagian tugasnya.

Menargetkan mengakhiri tugas pada pukul sepuluh atau sebelas setelah itu menghampiri ranjang empuknya untuk memejamkan mata. Tapi apa yang terjadi jarum pendek telah menunjuk angka satu dia masih belum bisa tertidur. Lihatlah kini jarum panjang bahkan sudah berada di angka sembilan. Itu artinya lima belas menit lagi sudah jam dua.

Menggeram frustasi. Kai mencari posisi nyamannya untuk tidur. Dari menyesuaikan suhu ruangan. Membenarkan selimutnya hingga menyingkirkan kain halus tersebut. Menumpuk bantal agar posisi tidurnya sedikit lebih tinggi. Menaruh kedua guling di sisi bagiannya. Tapi hasilnya sama saja tetap tidak bisa.

Menuju dapur untuk membuat susu hangat di malam hari. Menurut sumber yang ia baca seharusnya susu bisa membuat orang tertidur walaupun keesokan harinya harus siap melihat timbangan dengan satu angka bergeser ke kanan.

Kai membuat susu coklat kesukaannya. Meminunnya selagi hangat. Setelah menghabiskan segelas susu hangat tersebut ia kembali lagi pada singgahsananya. Awalnya reaksi dari susu hangat tersebut bekerja. Kai mulai merasakan kantung matanya yang memberat, tapi saat ia mulai memejamkan matanya.

Sama saja. Dia masih belum bisa tertidur.

Melihat jam yang sudah menunjukkan pukuk dua. Haruskan Kai menggedor kamar Chanyeol. Tapi di jam segini Chanyeol pasti telah tidur, kecuali jika orang itu sedang lembur bermain game.

Kai berjalan keluar kamar. Tidak ada salahnya mencoba mengetuk kamar Chanyeol. Siapa tau saja kekasih yang sudah dipacarinya dua tahun itu bisa membantunya agar dapat tertidur.

Mengunci apartemennya telebih dahulu sebelum menuju pintu apartemen Chanyeol yang berhadapan langsung dengan pintunya.

Kai mengambil nafas dalam-dalam. Setelah itu menekan bel apartemen Chanyeol berulang kali. Sesekali mengetuk pintu putih tersebut.

.


Chanyeol menggeram emosi. Melihat jam di mejanya yang menunjukkan pukul dua. Siapa gerangan yang berani mengganggu aktivitas hibernasinya.

CHANKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang