13

249 9 0
                                    

---

Ho Seok, 20 mei tahun 22.

Membawa Tae Hyung, kami meninggalkan kantor polisi. "kamu melakukannya dengan baik." Menurunkan kepalaku, aku berbicara dengan semangat, tapi tidak terasa seperti itu. Dari kantor polisi, itu tidak terlalu jauh ke rumah Tae Hyung. Jika dia tinggal lebih jauh, akankah lebih sedikit alasan dia masuk ke kantor polisi. Kenapa orang tuanya Tae Hyung memutuskan tinggal dekat dengan kantor polisi. Bagi anak laki-laki sepertinya yang sangat baik sampai ke titik kebodohan, dunia ini tidak adil. Aku menaruh tangan disekitar bahunya dan bertanya "kau lapar?" bersikap seakan-akan tidak ada apa-apa. Tae Hyung menggeleng kepalanya. Aku bertanya "apakah hyung di kantor polisi bilang senang bertemu denganmu dan membelikanmu makanan? Tapi Tae Hyung tidak memberikan jawaban.

ke sinar matahari, kami berdua berjalan. Dalam hatiku, angin dingin bertiup. Bahkan jika hatiku seperti ini, seperti apa yang akan dia rasakan. Apakah dia masih memiliki hati yang tersisa. Seberapa banyak rasa sakit yang ada dalam dirinya. Karna aku terlalu banyak berpikir, aku tidak bisa menatap mukanya, jadi aku mengangkat kepalaku ke arah langit. Pertama kali aku melihat luka di balik punggung Tae Hyung, adalah saat pertama kali aku bertemu di persembunyian kontainer Nam Joon. Walaupun tidak ada yang berbicara karna dia tersenyum dengan lucunya karna kegembiraannya menerima sebuah kaus, bagian hatiku telah patah.

Aku tidak punya orangtua. Aku tidak punya ingatan ayahku, dan ibuku juga, aku hanya tahu sampai di umur tujuh tahun. Jika aku membicarakan tentang rasa sakit yang diterima orang tua dalam masa kecil seseorang, aku sendiri telah menerima dengan cukup. Orang-orang mengatakan ini. Kamu harus bisa mengatasi rasa sakitmu, bahwa kamu harus menerima dan terbiasa dengannya. Bahwa kamu harus berdamai dan memaafkan mereka. itu hanyalah satu-satunya cara untuk hidup. Bukannya aku tidak tahu. Bukannya aku menolak itu karna kebencian. Tapi beberapa hal tidak bisa diselesaikan dengan mencoba saja. Tidak ada satupun yang memberitahuku bagaimana. Sebelum aku menjadi cukup keras bagi dunia ini, ia memberikan luka baru. Aku tahu dengan sangat ada orang-orang tanpa luka. Tapi kenapa itu perlu bagi orang tertentu untuk memiliki luka dalam seperti itu. Untuk alasan apa itu menjadi keperluan. Kenapa kita perlu menghidupi hidup seperti ini.

"hyung. Aku baik-baik saja. Aku bisa pergi sendiri." Dia berkata saat di perempatan. "aku tahu." Tanpa perhatian, aku telah memimpin. "aku benar-benar baik-baik saja. Lihat." Tae Hyung tersenyum kepadaku. Dia sangat tidak baik-baik saja, tapi sekali dia menyatakan itu, akan susah untuk terus maju. Jadi dia mengabaikan itu. Itu menjadi kebiasaannya. Tae Hyung membalikkan kaus bertudungnya dan mengikutiku. "kamu benar-benar tidak lapar kan?" aku bertanya saat kami sampai di koridor rumahnya. Tae Hyung memberikan senyum bodoh dan menganggukkan kepalanya. Aku memerhatikannya berjalan melewati koridor dengan punggung terbalik dari hadapanku, lalu aku ikut berbalik. Koridor yang anak itu lewati, jalan yang aku datangi kembali, mereka sempit dan terpencil. Anak itu, dan diriku, kita berdua sendirian. Aku baru akan berbalik ketika teleponku berdering.

Love Yourself : Tear HYYH Notes Terjemahan IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang