Syasya dan Liam pun sampai di mansion Liam. Mereka berdua pun turun. Liam menarik tangan caca agar ikut masuk. Sebenarnya Syasya malu, tapi ya sudahlah terpaksa juga. Terlihat ada mama dan papa nya liam. Qia, marcell, dan zee entah kemana mereka.
"assalamualaikum ma, pa" ucap liam seraya mengajak caca duduk. Dan merekapun duduk didepan mama papa liam.
"wallaikumsalam" ucap serempak.
"kenalin ma, pa ini Meisya" ucap liam. Meisya pun mengenalkan dirinya kepada mama dan papa liam.
"Meisya Maximilliam om, tante" ucap caca seraya menjulurkan tangannya.
"Maximilliam" gumam mama liam.
"kenapa ma? " tanya liam.
"ah enggak. Jadi kamu anaknya mendiang Eros Maximilliam kan sya? " tanya mama liam.
"iyah tante. Kok tante tau? " tanya caca.
"sekedar tau dari nama belakang kamu saja sya" ucap mama liam.
"panggil Syasya aja tante" ucap caca seraya tersenyum.
"pah ini benar kan Syasya. Wah perjodohan ini makin gampang dong, mereka udah ketemu juga" bisik mama liam pada papanya.
"kamu benar. Tapi sepertinya mereka lupa akan dirinya dulu" bisik papa nya dan diangguki oleh mama nya.
" kok bisik bisik sih ma pa. Ada apa? " tanya liam.
"ah kamu kepo saja liam. Syasya mau makan siang bersama? " tanya mama liam.
"ah tidak, terimakasih tante Syasya sudah makan tadi" ucapnya seraya tersenyum.
"kamu harus sering sering datang kesini Syasya, nanti masak bareng sama tante. Bisa masak kan? " mama liam.
"insyaallah tan, kalo masak mah Syasya jago ya mungkin karena emang dulu waktu di Jerman suka bantu grandma masak" ucap caca tersenyum.
"kamu ini cantik banget sih Syasya, andai aja kamu itu anak tante udah paling disayang sama tante" ucap mama liak blakblakkan.
"jadi liam gak disayang nih? " tanya liam kesal.
"masih disayang kok. Semoga kamu jadi mantu mama ya Syasya, pasti nanti mama bisa ngajak kamu belanja" ucap mama liam seraya membayangkannya.
"eh iyah tante" ucap caca gelagapan.
"Mbok Inem" teriak mama liam mbok pun datang.
"iya nyonya"
"tolong buatkan minuman dan bawa cemilan kesini ya" ucap mama liam seraya diangguki dan pergi.
"AUNTY Syasya" teriak zee. Seraya turun dari tangga dan menuju caca serta memeluk dan menciumi caca.
"hallo sayang" ucap caca.
"kenapa grandma, grandpa dan uncle tidak membangunkanku jika ada aunty? " tanya zee kesal.
"uncle tidak ingin mengganggu tidurmu princess" ucap liam seraya mengacak rambut zee.
"1000 alasan" gumam zee.
Minuman serta cemilan pun datang. Mereka pun meminum serta memakan cemilan itu.
"grandpa, grandma. Jadi ini nih aunty caca yang sering aku ceritain. Pasti uncle seneng deh ada aunty kesini" goda zee.
"yang bawa aunty kesini tuh uncle. Ingat itu" ucap liam kesal.
"wah hebat sekali. Berarti bener dong apa kata zee, kalo uncle itu suka sama aunty ya kan? " ucap zee seraya menaik turunkan alisnya.
"udah dong zee, kasian uncle kamu diledek terus" ucap papa liam. Syasya pun yang mendengarnya hanya gelagapan tak karuan.
Sampai sebuah suara orang masuk pun datang. Dan mereka pun menoleh ternyata qia dan marcell. Mereka berdua pun duduk.
"kak qia?"
"sasya?"
Ucap mereka berdua.
"hallo. Apakabar, kemana aja kamu selama ini? Gak pernah mampir lagi ke butik ku" tanya qia serta cepika cepiki.
"aku baru beberapa minggu pulang dari Jerman kak" ucap Syasya seraya tersenyum.
"jangan jangan ini lagi aunty yang sedang dekat dengan uncle mu zee"
"itu memang aunty cantik mama" ucap zee.
"kamu sekarang beda sya, sekarang tubuh kamu bagus dan kamu semakin cantik" puji qia.
"kak qia bisa aja" ucap Syasya malu malu.
"apakah kamu masih suka fashion? Tapi gaperlu ditanya liat saja baju mu ini fashionnable sekali" ucap qia membanggakan Syasya.
"kakak jangan berlebihan, kakak juga keren kok" puji Syasya.
"kalian saling kenal? " tanya mama liam.
"dia adiknya teman aku sekaligus pelanggan di butikku mam" ucap qia. Dan dibalas oh oleh mereka.
"kalian berdua ini memang cocok untuk bersandingan. Sama sama penyuka fashion" ucap mama liam.
"mama tuh harus tau. Syasya tuh paling anti habisin uang, kalau mau beli di butik aku aja mikir mikir padahal beli satu baju di butikku saja tidak akan menghabiskan uangnya dan membuatnya miskin" ucap qia. Mereka pun tertawa.
"kamu sangat cocok untuk dijadikan menantu mama Syasya" ucap mama liam seraya pindah duduk ke dekat caca lalu mengelus rambut Syasya. Liam yang tak terima di pisahkan duduknya dengan Syasya hanya mendengus kesal.
"uncle kenapa muka nya ditekuk? " tanya zee polos.
"uncle kamu itu cemburu ngeliat tante Syasya nya disayang grandma" ucap marcell. Seraya mendapat alungan bantal. Merekapun tertawa.
"Syasya, kayaknya mobil kamu beres besok tadi tukangnya sms ke hp aku" ucap liam.
"yaudah aku pulang naik taksi aja" ucap Syasya.
"gak boleh. Kamu harus pulang bareng aku, dan gak ada penolakan" ucap liam tegas.
"ngomong aja lo modus kan" ledek marcell.
"pulangnya nanti aja ya Syasya" ucap mama liam.
"tapi Syasya harus nyiapin bahan buat besok masuk kantor, kan mulai besok Syasya yang gantiin bunda" ucap Syasya.
"yasudah tapi kapan kapan kesini lagi ya Syasya" ucap mama liam seraya memeluk dan mencium Syasya.
"Syasya pulang dulu ya semuanya. Assalamualaikum semuanya, bye zeefa sayang" pamit Syasya.
Syasya pun keluar dengan Liam. Mereka pun memasuki mobil liam. Karena paksaan liam, caca pun menurut ikut dengan liam. Mobil liam pun keluar dari pelataran mansion liam.
_00000_
Gimana? Panjang gak nih?
Next part nya kapan kapan:v
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband CEO√ [#Series1 MSHC] (PINDAH KE DREAME)
Romance[ CERITA SUDAH TIDAK LENGKAP, PINDAH KE DREAME ] ✔️ Rank Story : #6 in Masa Lalu (25.04.2019) #5 in Pertemuan (12.05.2019) #198 in Perjodohan (16.05.2019) #2 in Romantisme (23.05.2019)