Fight

347 31 2
                                    

Keheningan malam tersebut terpecahkan oleh suara bentakan yang tinggi, disusul oleh suara terbantingnya pintu apartment milik sepasang kekasih itu.

Tepat sekali, mereka berdua sedang bertengkar. Hanya karena masalah game online, mereka bertengkar hebat.

Di saat Yoongi berkata Pl*to lebih baik, Sehun lebih memihak kepada H*go.

Sebenarnya, bukan hanya masalah itu. Akhir-akhir ini mereka berdua lebih sering bertengkar atas hal-hal sepele, seperti warna mug. Yoongi ingin merah, Sehun ingin biru, dan akhirnya mereka membeli dua set dengan warna berbeda. Lalu ada juga, saat mereka bertengkar dengan gaya rap. Dan saat membeli kasur baru, pula.

Dan bisa dibilang, game online kali ini merupakan puncak dari segalanya, sehingga Yoongi memilih untuk berjalan-jalan malam.

Tapi jalan-jalan malam itu tidak berlangsung lama, secara malam itu dingin dan Yoongi benar-benar melenggang keluar tanpa membawa apapun.

Di saat bersamaan, ia juga masih kesal dengan pemuda kelahiran 94 itu. Sehingga ia memilih untuk masuk secara sembunyi-sembunyi, hanya untuk dipergoki oleh Sehun yang berkacak pinggang di ruang tengah dengan raut kekesalan.

"Apa? kau ingin memarahiku karena keluar beg-"

"Aku bilang, H*go lebih baik. Gamenya lebih variatif."

.

.

.

.

.

Kurang lebih begitulah awal mulanya, bagaimana mereka terlibat dalam sebuah pergelutan ini. Yoongi yang sudah kedinginan, disambut dengan argumen yang amat, sangat, tidak membantu suasana hatinya. Ia segera mendorong pemuda yang satunya untuk duduk di sofa, menarik kerah bajunya kasar sebelum menyerang, lebih tepatnya menggigit bibir yang lainnya.

Ia kesal, terlampaui kesal.

"Katakan itu sekali lagi, dan akan kupastikan gigi biji timunku menancap rapih di milikmu." sinis Yoongi.

Sehun yang asal mulanya juga kesal, tentu saja tidak terima perlakuan itu. Hey, meskipun ia lebih muda, tubuhnya jauh lebih besar dibanding rapper gula yang satu itu.

Tentu saja itu sebuah keuntungan besar baginya, membalikkan keadaan dan mengukung Yoongi dari atas.

"Kalau begitu aku pastikan kau tersedak milikku."

Semburat merah tidak dapat disembunyikan dari pipi Yoongi, mendengar kata-kata kotor seperti itu. Namun tetap saja, egonya mungkin lebih besar daripada batang milik Sehun.

"Lakukan saja, tidak ada jaminan kalau aku tidak akan mengigit milikmu sampai putus."

Ia menggesekkan lututnya kepada selangkangan Sehun, memberikan tekanan.

Yang di ancam mendesis, menundukkan kepalanya dan mengigit leher yang satunya kencang, membuatnya menjerit.

Oke, sekarang Yoongi jauh, jauh terlampaui kesal. Kembali membalikkan posisi dan kembali menautkan bibir satu sama lain, ia menyesap bibir lawannya kencang sebelum melesakkan lidahnya ke dalam.

Yoongi mengajak lidah yang satunya untuk bergumul, melilitkannya, menjilatnya. Bisa dibilang mereka berdua sedang terlibat perang untuk menunjukkan siapa yang dominan. Pergelutan itu tidak membuahkan hasil apapun, dengan fakta bahwa keduanya memiliki lidah yang kuat (hey, itu sudah menjadi kodrat untuk rapper memiliki lidah berotot).

Yoongi menarik kembali bibirnya, mendudukkan dirinya di perut yang lebih muda, dengan tangan yang masih meremas baju milik lawannya. Tentu saja, tangan lawannya juga ikut memeras sesuatu. Bongkahan kenyal Yoongi, lebih tepatnya.

"M-merah itu.. warna.. yang indah.." ucap Yoongi terputus-putus, berusaha meraup pasokan oksigennya yang habis berkat pergelutan sebelumnya, hanya untuk mengeluarkannya lagi dalam satu desahan kasar, pasalnya tangan yang meremat bokongnya telah menyelip ke sela-selanya, mengitari lubangnya.

"Aku masih lebih memilih bir— AKH"

Kalimat Sehun terpotong, merasakan tangan Yoongi yang menancapkan kukunya di pundak miliknya.

Hening seketika, hanya dengan dua insan yang menatap satu sama lain, sebelum keduanya meledakkan tawa yang tidak tanggung-tanggung, berguling di sofa yang mereka duduki.

Yoongi angkat bicara terlebih dahulu, "astaga.. jeritannya jangan ngegas.." ucapnya terengah, terlalu lelah tertawa.

Sehun tidak terima di olok seperti itu, duduk menghadap Yoongi dan menarik kedua pipi Yoongi kencang. "Salah siapa menancapkan kuku di pundakku, ha!?"

"A-ampuuun~"

Mereka berdua terkekeh kembali, Yoongi mendorong Sehun hingga berbaring dan menempatkan kepalanua di dada yang lebih muda, mencari posisi nyamannya. Ia menguap, hari sudah larut, dan ia lelah.

Sehun terkekeh kembali, mengelus kepala Yoongi dan mengecup pucuk kepalanya.

"I love you" ucapnya

"I love you too."

sugar̷ rushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang